[43] : Dua Jiwa

1.2K 109 28
                                    

-EMPAT PULUH TIGA-

Dua Jiwa

==========

"Kai, gimana? Bisa?"

Kepala Kaisar yang tadinya menempel pada meja lantas terangkat mendengar pertanyaan Utari yang tiba-tiba. Mata Kaisar terlihat sayu seperti kurang tidur. Sedari datang ke kelas pagi tadi Kaisar juga terlihat tidak bersemangat. Utari jadi meringis melihat keadaan Kaisar sekarang.

"Ternyata dilupain bisa bikin manusia semerana ini, ya. Muka lo nelangsa banget tau gak," nyinyir Utari.

"Gue ada kerjaan semalam, jadi kurang tidur," jelas Kaisar walaupun sebenarnya ia tidak perlu memberitahu.

"Ya udah, jadi gimana? Lo udah bilang ke Loli gue mau ketemu dia?"

Kemarin Utari memang meminta Kaisar untuk mengatakan pada Loli kalau dia ingin bertemu. Utari sudah tau kondisi Loli sekarang. Baik penyakit gadis itu yang semakin memburuk ataupun tentang Loli yang lupa padanya--bahkan tentang semua kehidupannya selama dua tahun di sini. Tentu Utari syok mengetahui itu. Di sisi lain ia juga merasa kecewa karena Loli merahasiakan tentang sakitnya. Utari merasa jika Loli tidak memercayainya sebagai teman. Namun, terlepas dari itu semua Utari mengerti posisi Loli dan tidak menyalahkan teman sebangkunya itu.

"Gue udah bilang ke dia."

"Serius? Terus dia bilang apa?"

"Dia mau."

Mata sipit Utari langsung berbinar mendengar jawaban Kaisar, tapi selang beberapa detik kemudian gadis itu terlihat memikirkan sesuatu. "Tapi pasti bakalan canggung banget gue ketemu Loli nanti. Dia kan gak ingat gue. Jadi kayak kenalan pertama kali lagi, deh."

Kaisar menghela napas pelan. Apa yang dipikirkan Utari adalah yang dia rasakan saat ini. Sebenarnya Kaisar berusaha untuk terlihat seperti biasa saja--menganggap Loli adalah Loli yang ia kenal selama dua tahun ini. Namun Kaisar sendiri tidak bisa berbohong bahwa ia tetap saja merasa canggung tiap kali melihat Loli. Loli seperti gadis yang berbeda. Tapi itu bukan sebuah alasan untuk Kaisar menjauh. Ia hanya harus terbiasa dengan situasi ini. Kaisar sendiri yakin bahwa ingatan Loli pasti akan kembali lagi dengan sempurna.

Sekarang yang perlu ia lakukan adalah bersabar dan menunggu.

***

Sejak beberapa saat yang lalu, Loli terdiam dihadapan deretan foto-foto polaroid yang tertempel di dinding kamarnya. Gadis itu fokus memandangi satu persatu wajah yang ada di foto tersebut. Wajahnya tentu mendominasi banyak foto, tapi yang menjadi objek perhatian Loli bukanlah dirinya, melainkan orang-orang yang ada di dalam foto itu.

Satu-satunya wajah yang ia kenal hanyalah Kaisar. Selebihnya ia tidak mengenal atau mengingat siapapun. Setelah Loli perhatikan lagi, fotonya berdua bersama Kaisar juga cukup banyak dan diambil di berbagai tempat serta momen yang berbeda. Bahkan lebih dari separuhnya. Ini yang membuat berbagai pertanyaan muncul dibenak gadis itu.

"Sebenarnya seberapa dekat gue dengan Kaisar?"

Selain itu, hal lain yang membuat Loli heran adalah tidak ada foto dia bersama Hazel satu pun. Padahal Hazel bersekolah ditempat yang sama dengannya, tapi kenapa tidak ada foto ia dengan Hazel.

"Bentar, deh," Loli mulai merasa ada yang aneh. "Kenapa Hazel pindah ke Jakarta, ya? Sedangkan Om sama Tante masih netap di Bengkulu." Kemarin Loli sempat bertanya pada Hazel tentang orang tua cowok itu dan Hazel bilang mereka ada di Bengkulu. Bodohnya Loli, dia tidak bertanya kenapa Hazel pindah ke sini--di kota dan bersekolah di tempat yang sama sepertinya.

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang