[24] : Kaisar VS Hazel

2.9K 247 20
                                    

-DUA PULUH EMPAT-

Kaisar VS Hazel

==========

Utari langsung berdiri dari kursinya dan menghampiri Kaisar ketika guru yang mengajar telah keluar dari kelas mereka. Kaisar yang masih mencatat pelajaran di papan tulis mendongak ketika mendengar suara kursi diseret ke sisi mejanya.

"Kai, serius Loli sakit lagi? Belum dua minggu dia izin sakit, sekarang udah izin lagi. Sebelumnya dia juga pernah seminggu gak masuk karena sakit. Dia sakit apa? Parah, gak? Kenapa bisa sampai sering gak masuk gini?"

"Pelan-pelan, Ut. Lo ngomong atau nge-rapp?" sahut Didin yang duduk di sebelah Kaisar.

"Diem, gue lagi serius!" jelit Utari. "Kai buruan jawab!"

Manik coklat gelap Kaisar tidak bisa tertuju lurus menatap Utari. Matanya sibuk mencari objek pandangan lain sembari otaknya berpikir harus memberikan jawaban apa. Jelas dia tidak bisa memberi tahu yang sebenarnya. Kaisar tidak bisa membayangkan seberapa membahayakan amukan Loli jika tahu rahasianya dibeberkan pada orang lain, meski itu teman dekatnya sendiri.

Kaisar sudah berjanji tidak akan memberitahu siapapun kecuali memang Loli yang mengizinkan atau Loli sendiri yang akan memberitahunya. 

"Dia emang sering sakit, fisik dia kan lemah," jawab Kaisar.

"Tapi gue khawatir dia ada apa-apa." Utari manyun, dagunya ia tempelkan pada ujung meja Kaisar dengan pikiran yang tertuju pada teman sebangkunya itu. "Nanti gue mau jenguk dia, deh."

Kaisar langsung menoleh cepat mendengar ujaran Utari. "Lo mau jenguk dia?" 

"Iya, kenapa? Kemarin-kemarin gue gak ada jenguk dia. Mangkanya hari ini gue mau ke tempat Loli."

Kaisar berpikir cepat harus bilang apa. Masalahnya Loli masih di rumah sakit dan gadis itu tidak suka ada temannya yang menjenguk ke sana. "Eng ... coba lo tanya dia dulu ada di mana. Gue gak yakin dia ada di rumah atau gak."

"Lah, dia kan sakit. Pasti di rumah, lah," celetuk Didin yang membuat Kaisar menggeram pelan.

"Siapa tau siang nanti dia pergi berobat atau apa. Tanya aja dulu, daripada lo kesana sia-sia." Kaisar juga tidak bisa memberitahu kalau Loli lagi di rumah sakit. Pasti Utari akan heboh lagi dan bertanya seberapa parah sakit Loli sebenarnya. Kaisar tidak tahu harus memberi jawaban bohong apalagi kalau Utari banyak tanya. 

Utari menipiskan bibirnya. "Iya deh, nanti gue chat dia. Eh, lo berdua temenin gue ke kantin dong. Gue males ke sana sendirian."

"Din, tuh, diajak Utari ke kantin," tunjuk Kaisar. 

Didin menatap Kaisar cengo, lalu beralih melihat Utari, dan kembali lagi pada Kaisar. "Apaan, sih, lo!"

"Hm, malu-malu anjing," cibir Kaisar.

"Ck, kebanyakan bacot lo berdua. Jadi mau nemenin enggak, nih!" Utari jadi geram sendiri.

Kaisar menghela napasnya sedikit mendramatisir. "Sorry, Ut, gue takut fans-fans gue mikir kita ada hubungan spesial kalo pergi berdua. Gue gak mau ngecewain para penggemar. Mending lo pergi berdua sama Didin aja. Didin jomblo, lo jomblo. Siapa tau cocok waktu di jalan."

"Wah..." Utari ternganga setelah mendengar jawaban Kaisar. "Heh, Sari, gue kalo punya pacar juga gak bakal minta temenin lo berdua kali! Dan juga lo bilang apa? Gak mau penggemar lo kecewa? Hew ... lo aja suka tebar pesona kesana kemari ke fans-fans lo, nyebar harapan palsu, sama aja lo bikin sakit hati tau gak!"

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang