-EMPAT PULUH EMPAT-
Kecewa
==========
Loli beberapa kali mengatur napasnya setelah memasuki gerbang sekolah. Gedung-gedung yang berdiri tegap dengan beberapa pepohonan yang menghiasi serta lapangan yang luas ini adalah pemandangan yang asing untuk gadis berkuncir kuda itu. Pandangan para siswa-siswi yang tertuju padanya pun membuat Loli semakin gugup. Padahal yang Loli ingat dia baru selesai ujian akhir nasional di SMP, tapi sekarang dia berdiri di sini, di SMA Rafflesia sebagai seorang murid tahun ke dua.
Loli mendesis ketika sebuah jitakan mendarat di dahinya. Ia langsung melotot pada Kaisar yang menjadi pelaku penjitakan. "Sakit!"
"Lo sih melamun." Kaisar mengambil helm di tangan Loli dan mengaitkannya ke jok motor. "Gugup, ya?"
"Berasa kayak anak baru?" Hazel yang selesai memarkirkan motornya berdiri di sebelah Loli.
Sebenarnya mereka bertiga berangkat bersamaan. Tadi Kaisar dan Hazel ke rumah Loli untuk menjemput gadis itu, tapi perdebatan pun terjadi antara mereka untuk memutuskan Loli naik motor siapa. Dan pada akhirnya Loli memilih naik dengan Kaisar karena Kaisar datang lima detik lebih dulu dibanding Hazel--alasan yang dianggap paling rasional agar kedua cowok itu berhenti berdebat.
"Gue gak kenal siapapun selain lo berdua dan Utari di sekolah ini."
"Tapi mereka kenal lo dan lo gak usah khawatir tentang itu."
"Apa Loli dulu punya banyak temen?"
Kaisar dan Hazel sama-sama melirik Loli dengan tatapan aneh.
"Lo kayak ngomongin orang lain."
"Karena gue merasa jadi orang yang berbeda. Kayak punya dua jiwa."
Loli mendelik ketika masing-masing tangan Hazel dan Kaisar menempel di dahinya. Kedua cowok itu bermaksud mengecek suhu tubuh Loli untuk mengetahui apakah gadis itu sehat-sehat saja--karena omongan Loli barusan terdengar ngaco. Tapi mereka malah melakukannya bersamaan. Alhasil, Hazel dan Kaisar saling melihat sinis satu sama lain dan bersamaan melepaskan tangan mereka dari dahi Loli.
"Ya udah ayo ke kelas."
Ajakan Kaisar mendapat gelengan dari Loli. "Gue mau berdua sama Hazel dulu."
"Berduaan?"
"Ada yang mau gue omongin," jelas Loli.
"Nanti lo ke kelas gimana? Lo kan lupa."
"Ada gue kali," sewot Hazel dengan wajah jengahnya.
Kaisar mencebik dan dengan separuh hati tidak terima pergi meninggalkan mereka berdua. Sepeninggalnya Kaisar, Loli dan Hazel berpindah ke taman dekat kantor guru yang masih sunyi karena belum dijamah oleh para murid sepagi ini. Mereka berdua duduk di bangku taman dengan keheningan yang menyelimuti, sebelum akhirnya Hazel yang bertanya.
"Mau ngomong apa?"
Loli melirik Hazel dari ekor matanya. Tangannya bergerak mengambil sesuatu dari dalam tas. Itu sebuah buku kecil yang biasa Loli gunakan untuk mencatat agenda ataupun hal yang sudah ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO BYE-BYE✔
Teen FictionBermula dari sering memergoki anak baru yang melihatinya, Loli jadi penasaran dengan anak baru bernama Hazel itu. Loli Lovenna dengan sifatnya yang penuh percaya diri akhirnya mengajak Hazel berkenalan dan seiring waktu ia menjadi dekat dengan cowok...