[26] : Seolah Tidak Tahu

2.9K 238 15
                                    

-DUA PULUH ENAM-

Seolah Tidak Tahu

==========

"LOLIIIIIIII!" Utari terlalu bersemangat melihat Loli sehingga dia tidak peduli kalau sekarang sedang bertamu ke rumah orang. Loli sudah pulang ke rumah hari ini, tapi Utari tentu tidak tahu kalau dia habis dirawat dari rumah sakit.

Gadis bermata sipit itu segera berlari memasuki kamar Loli dan menghampiri teman sebangkunya itu yang tengah duduk di atas kasur biru lautnya. "Ya ampun, Loli Lovenna, lo kenapa akhir-akhir ini sakit mulu, sih!" Utari langsung mengomel setelah tubuhnya sudah duduk sempurna diatas ranjang Loli.

"Ya mana gue tau," jawab Loli disertai gelak kecil. Gadis berpiyama abu-abu itu kemudian memerhatikan Utari untuk mencari sesuatu. "Lo gak bawa buah tangan apa buat gue?"

"Bawa, dong!"

"Mana?"

"Ini." Utari menunjuk dirinya sendiri dengan senyum bangga. Namun senyum itu sama sekali tidak menular pada Loli. Loli malah mendesis dengan wajah datar melihatnya.

"Dih, gak guna."

"Songong ya lo. Jadi nyesel gue bawain ini." Utari membuka tasnya lalu mengeluarkan tiga batang cokelat serta dua kotak susu pisang kesukaan Loli. Otomatis pupil Loli melebar kegirangan melihat makanan di depannya.

"Uut, lo emang paling ngerti gue banget!"

"Iya, dong. Malah sebenarnya gue mau bawa sesuatu yang lo suka banget. Tapi sayangnya ga jadi."

"Yang gue suka banget? Chanyeol?"

"Itu mah mimpi elo!" Utari mendengus dan menahan dirinya agar tidak menoyor kepala Loli saat ini. "Gue tadi mau ajak Hazel ke sini. Tapi setelah mengingat, menimbang, dan memutuskan, gue gak jadi bawa dia. Gue takut halaman rumah lo nanti jadi gelanggang berantem kalau Hazel sama Kaisar ketemu. Habisnya Kaisar bilang dia mau nyusul ke sini nanti."

Raut antusias Loli perlahan-lahan memudar. Ia menipiskan bibir lalu memeluk boneka kepala unicorn yang dulu Kaisar dan Kayla berikan di hari ulang tahunnya. Rasa semangat Loli jadi hilang karena menyinggung Hazel. "Jangan bahas dia, ah."

"Eh?" Alis Utari bertaut heran. Ia takut kupingnya salah dengar, tapi melihat air muka Loli yang sudah tidak bergairah sejak nama Hazel tersebut, Utari rasa apa yang dia dengar memanglah benar. "Ah, ini pasti masalah lo sama Cleo, kan. Jadi lo beneran mau jauhin Hazel sekarang?"

Loli manyun. "Jangan tanya. Gue gak akan bisa jawab."

"Jadi lo itu maunya gimana, bege!"

"Gak tau," rengeknya. "Pusing!"

"Gue yang dengar lo lebih pusing lagi. Kan udah gue bilang, kalau lo emang mau dekat sama Hazel gak usah dengerin kata Cleo. Kalau lo biasa aja sama Hazel, ya udah gak usah pikirin lagi."

Loli merubah posisi menjadi telentang menghadap langit-langit kamarnya yang putih polos. Ada jeda sejenak bagi Loli untuk memikirkan jawabannya. "Ya udah lah, gue tetap sama keputusan sebelumnya. Gue gak mau ada urusan sama Hazel lagi. Gue gak mau lagi dijadiin bahan omongan. Mungkin kedengarannya lebay, tapi sumpah, diomongin banyak orang atas sesuatu yang belum tentu benar itu gak enak banget. Seolah-olah gue jadi orang paling berdosa dan mereka yang ngomongin itu para penghuni surga yang gak punya cela. Gue mau masa sekolah gue tenang, Ut."

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang