[19] : Ending

3.4K 307 48
                                    

-SEMBILAN BELAS-

Ending

==========

Loli meringis kecil ketika Kaisar menempelkan bungkusan batu es untuk meredakan rasa sakit dan pembengkakan di sudut bibirnya yang terluka tadi. Meski hanya sobek kecil, namun Loli benar-benar tidak ingin merasakannya lagi. Apalagi tadi ketika suster UKS mengobati bibirnya, mata Loli sampai berkaca-kaca tidak kuasa menahan perih.

"Mangkanya jangan sok jagoan. Pake ikut campur urusan orang segala!" omelan Kaisar akhirnya keluar setelah dari tadi dia diam karena terlalu cemas melihat Loli kesakitan. "Lo yang celaka, kan, jadinya!"

Loli menjelit. "Kai, gue ini lagi sakit. Kasih perhatian, kek, bukannya di omel!"

"Suruh siapa luka!" cerca Kaisar lagi. "Kalau sakitnya kayak gini lo emang mesti di omel!"

"Oval!" sekarang Loli yang ikutan kesal.

Gadis itu mengambil kompres es dari tangan Kaisar lalu menyender pada bangku taman bernaungkan pohon mangga seraya menempelkan kompresnya sendiri. Loli jadi kepikiran, kalau luka sedikit seperti ini saja sudah perih, bagaimana dengan sakitnya Hazel bekas berkelahi tadi?

Loli melirik ruang BK yang memang tidak jauh dari taman sekolah. Pintu diruangan itu terbuka, tapi tidak ada yang keluar ataupun masuk sedari tadi, baik Pak Bambang ataupun ketujuh cowok yang dia bawa ke sana, termasuk Hazel.

"Lain kali jangan bertindak bodoh kayak gitu." Kali ini tidak ada lagi intonasi kekesalan dari Kaisar. Lelaki itu berkata pelan, namun keseriusan terasa dari kata-katanya. "Lo bisa celakain diri lo sendiri."

Loli membeku. Tiba-tiba saja dia seperti ditarik paksa ke satu momen berbeda namun dengan rasa yang sama. Loli benar-benar merasa tidak asing dengan perasaan ini. Jangan bertindak bodoh, lo bisa celakain diri lo sendiri. Kata-kata itu ... mirip dengan yang Kaisar katakan tadi. Loli pernah mendengarnya. Loli yakin. Tapi dia tidak ingat dimana dan kapan.

"De javu." Tanpa sadar Loli bergumam sendiri.

"Hm?" Alis Kaisar terangkat. "Apa yang de javu?"

"Yang lo bilang tadi, gue pernah dengarnya dari orang lain."

Perkataan Loli langsung menyita perhatian Kaisar. Lelaki itu memiringkan badannya menghadap Loli. "Ingatan lo balik?"

"Gue gak terlalu yakin, tapi kayaknya emang gue pernah dengar itu sebelum gue amnesia."

"Berarti ada perkembangan!" Kaisar bersemangat. "Sebelumnya lo bahkan gak pernah ingat apa-apa."

"Gue harap gitu," jawab Loli dengan kepalanya yang masih berpikir keras dimana, kapan, dan siapa yang pernah mengatakan kata-kata itu pada dirinya. Tapi ada satu hal lain yang Loli rasa tidak asing. Perasaan ini--ketika dia merasa ingat sesuatu--juga pernah terjadi padanya waktu dia tahu nama lengkap Hazel. 

Seperti ada sesuatu yang memaksa untuk keluar dari kotak hitam tanpa nama. 

Suara decakan Kaisar memecahkan lamunan Loli. Loli menoleh dengan alisnya yang terangkat dan melihati Kaisar bingung. "Kenapa?"

"Gara-gara lo ubah topik, gue jadi lupa mau ngomelin lo, kan!"

Loli mendesis tak suka. "Bodo! Ngomel aja, gue gak bakalan dengerin."

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang