-EMPAT BELAS-
Peringatan
==========
Suara langkah Loli beradu dengan langkah murid lainnya di koridor yang ramai berlalu lalang untuk pulang. Loli sama sekali tidak memerhatikan jalannya sekarang. Ia terlalu sibuk menatap layar handphone yang kini memampang fotonya dengan Hazel. Hasil dari setting yang Hazel bikin sendiri.
Loli berusaha agar tidak tersenyum ataupun berekspresi. Ia ingin bersikap biasa saja tiap melihat foto itu. Tapi nyatanya, sudut bibirnya susah sekali mengikuti perintah kepala. Bibir ranum itu selalu berkedut menahan senyum. Pipinya merona. Hatinya pun tak henti berdesir tiap melihat dan mengingat momen yang terpotret itu.
Loli tahu dia seharusnya tidak selemah ini. Tapi bagaimana dia bisa pura-pura tidak merasakan apa-apa sementara jantungnya berdebar kuat tiap memikirkan lelaki yang akhir-akhir ini dekat dengannya.
Kaisar bilang, jangan mudah percaya sama cowok apalagi sampai banyak berharap. Katanya cowok zaman sekarang kebanyakan cuma suka tebar pesona, tebar sayang, kasih harapan ke banyak cewek, terus nanti ujung-ujungnya ditinggalin pas udah bosan.
Kadang Loli bingung, kenapa Kaisar selalu jelek-jelekin martabat cowok padahal Kaisar sendiri juga cowok.
Tapi membahas perkataan Kaisar, Loli tidak tahu apakah ia harus mendengarkan perkataan cowok itu atau tidak.
Mungkin Kaisar ada benarnya, karena Kaisar bisa melihat dari perspektif laki-laki. Tapi Loli tetap tidak bisa percaya begitu saja.
Kalau ingat Hazel, Loli merasa dia bukan cowok yang seperti Kaisar bicarakan. Hazel terlihat terlalu baik untuk menyakiti perasaan seorang perempuan. Dirinya seperti terlalu hangat untuk melukai perasaan. Hazel juga nampak begitu manis untuk jadi buaya darat.
Loli tidak tahu harus bagaimana.
Berawal dari sering memergoki Hazel yang sedang menatapnya. Terus dia iseng mengajak Hazel kenalan. Diikuti beberapa hal lain yang terjadi. Sekarang Loli makin dekat dengan Hazel.
Dan Loli tidak naif, karena kedekatan ini, dia jadi menyukai Hazel dan menaruh sedikit--banyak--perasaan serta harapan pada cowok itu.
Ya, siapa sih yang tidak baper kalau ada cowok yang selalu bersikap hangat, lembut, bisa bikin ketawa dan nyaman, terus sampai-sampai berani ngerangkul ajak foto dan gandeng tangan. Loli gak sekuat itu untuk tahan dari godaan cucu Adam.
Kalau ada orang yang gak baper, mungkin dia gak hidup. Kan, salah satu ciri makhluk hidup itu peka terhadap rangsangan yang otomatis sampai ke perasaan.
Tapi Loli juga sadar, semakin besar harapan yang dia punya, harus semakin besar pula ia siap untuk menerima kenyataan yang entah apa akan terjadi suatu saat nantinya.
Loli memasukkan handphonenya ke saku seraya menyelusuri koridor yang ramai. Bersenandung kecil dengan langkah ringan menuju kelas untuk mengambil tas karena tadi bel pulang bunyi saat dia masih di toilet.
Namun senandung riang itu terhenti seketika. Loli tercekat sesaat. Kakinya bahkan sempat meragu untuk terus melangkah. Loli meneguk ludah. Di depan sana, hanya berjarak berapa meter, Cleo melangkah ke arah Loli.
Kalau saja Cleo tidak melihat dirinya, mungkin Loli bisa bersikap biasa saja. Tapi sekarang tatapan mereka malah berada pada satu garis lurus.
Duh, nyantai-nyantai, Loli membatin. Berusaha mensugesti dirinya sendiri agar tidak terlihat kaku ataupun canggung.
Sejak dirinya disangkut pauti dengan putusnya hubungan Cleo dan Zaki, Loli jadi selalu seperti ini jika berhadapan dengan Cleo. Walau menurut Loli dia sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan hubungan mereka, tapi karena Cleo pernah melabrak dia, Loli jadi tidak mau berurusan dengan cewek itu lagi.
Mau gimana lagi, Loli bukan cewek baja yang bisa cuek aja kalau udah didamprat.
"Heh, lo!"
Loli berhenti, tepat saat dia dan Cleo berpapasan. Loli berdecak kecil, seolah dia seorang maling yang tertangkap basah.
Cleo melipat tangannya di depan dada dengan mata yang melihat intens pada perempuan di hadapannya sekarang. "Gue di sini, bukan arah sana."
Dengan malas Loli memutar badannya untuk melihat Cleo. "Kenapa, ya?" tanyanya basa-basi.
Cleo berdecih. "Semenjak hari itu kita gak pernah saling berurusan lagi, ya?"
Loli tahu yang Cleo maksud adalah hari dimana cewek itu melabraknya. Loli memilih untuk tidak menjawab apa-apa dan hanya menunggu Cleo melanjutkan ocehannya.
"Sebenarnya gue gak mau lagi berurusan sama lo--sama perusak hubungan orang. Tapi kayaknya sekarang gue terpaksa harus ngomong lagi sama lo."
Loli mengigit bibir dalamnya. Tanganya diam-diam mengepal. Hatinya bergemuruh hendak memberontak. Mengatakan bahwa dia bukanlah perusak hubungan orang. Loli tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba saja dia dikatai seperti itu.
"Gue denger, lo lagi deketin Hazel." Cleo kembali berbicara. "Sebelum terlambat, gue mau peringatin lo dari awal. Supaya kejadian yang dulu gak terulang lagi, jadi mulai dari sekarang silahkan lo jauhi Hazel."
Loli diam. Tiba-tiba saja otaknya serasa tidak bisa berpikir. Loli cukup lambat untuk mengerti maksud perkataan Cleo.
"Maksud lo apa, ya?"
Cleo melengos. "Hazel punya gue, jangan deketin dia. Ngerti?"
Sekarang Loli sadar kalau ini adalah sebuah peringatan.
"Gue harap kedepannya kita gak akan berurusan lagi." Cleo tersenyum. Senyum yang dimata Loli begitu mengintimidasi.
Gadis berambut sepinggang itu pergi meninggalkan Loli tanpa tambahan kata lainnya. Sementara Loli masih terdiam di tempatnya dengan hati yang memaki tanpa suara.
Kenapa juga gue harus jauhin Hazel? Kenapa juga Hazel itu punya dia? Emangnya Hazel ngakuin dia gitu?
Loli berpikir sejenak.
Tapi lagian gue siapanya Hazel? Emang gue punya hak marah? Emangnya gue bisa ngelarang Hazel buat gak deket sama cewek lain?
Helaan napas keluar dari mulut Loli. Baru saja dia merasa bunga-bunga yang bermekaran, badai malah datang tiba-tiba menghancurkan segalanya.
Loli tidak mengerti kenapa dia harus terus terlibat dengan Cleo meski ia sama sekali tidak merasa masuk ke dalam urusan perempuan itu.
Dirinya dibilang perusak hubungan Cleo dan Zaki. Jadi bahan gosip. Jadi sasaran tatapan sinis. Dan ketika semuanya sudah mulai mereda, sekarang Loli harus kembali berurusan dengan Cleo.
Baru saja dirinya mulai merasa naksir lagi dengan cowok, tapi Cleo sudah memberi peringatan keras di awal.
Kalau seperti ini, Loli merasa sesak karena tidak bisa berjalan di jalannya sendiri.
==========
A.N:
Udah seminggu lebih sejak terakhir update *hela napas* awalnya cuma karena kesibukan yang benar-benar menyita waktu. Tapi saat sibuk udah mulai berkurang, datang musibah lainnya yang bikin gak bisa ngapa-ngapain *hela napas lagi*Semoga masih ada yang baca cerita ini, ya. Dan semoga masih ada yang masih terus menunggu kelanjutannya❤
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO BYE-BYE✔
Teen FictionBermula dari sering memergoki anak baru yang melihatinya, Loli jadi penasaran dengan anak baru bernama Hazel itu. Loli Lovenna dengan sifatnya yang penuh percaya diri akhirnya mengajak Hazel berkenalan dan seiring waktu ia menjadi dekat dengan cowok...