[23] : Seperti Ombak

2.9K 268 43
                                    

-DUA PULUH TIGA-

Seperti Ombak

==========

Play media kalau mau ada backsound, ehe.

***

Ada sebuah pintu putih. Pintu itu tidak terkunci ketika knopnya diputar, sehingga Loli bisa masuk dengan leluasa. Awalnya Loli tidak tahu pintu ini terhubung kemana, hanya ada ruang putih tak berbatas. Namun lambat laun, langkah demi langkah, akhirnya ia berakhir di suatu tempat.

Ini sebuah sekolah. Suasananya ramai, riuh, dan berisik, oleh remaja berseragam putih-biru yang berlalu lalang.

Pandangannya menyebar memerhatikan para siswa-siswi yang berkeliaran di depan mata. Namun, meski bajunya beda sendiri dan terlihat mencolok di sini, tidak ada yang menghiraukan Loli. Ia seolah tidak ada. Tidak terlihat.

Loli terus memperhatikan orang-orang disekitarnya satu persatu, seakan ia memang dikomando untuk melihati mereka.

Hingga akhirnya manik coklat gelap miliknya menangkap seseorang yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Loli menyipitkan mata demi menajamkan pandangannya. Hingga kemudian pupilnya membesar, mulutnya terbuka kecil, napasnya sempat tertahan untuk sesaat.

"I-itu gue?"

Seorang gadis berseragam putih dan rok biru gelap semata kaki bersanding dengan sepatu kets hitam itu seolah mendengar suara Loli. Saat ia menoleh sepenuhnya kearah Loli, Loli bisa melihat jika itu benar-benar dirinya meski dengan wajah yang sedikit lebih anak-anak.

Loli tertegun ketika sosok dirinya yang ia lihat itu sekarang tersenyum lebar ke arahnya. Dia berlari kearah Loli. Loli kira ia akan berhenti. Namun, dirinya dengan seragam SMP itu berlari melewatinya begitu saja.

Loli memutar badan mengikuti kemana gadis yang serupa dengannya itu melangkah. Dan yang ia lihat kemudian, gadis itu merangkul seorang laki-laki disertai tawa semangatnya. Loli tidak tahu siapa lelaki itu, tapi dari interaksi yang ia lihat, jelas anak perempuan yang benar-benar mirip dengannya itu berteman dekat dengan lelaki tersebut.

Pada akhirnya, semuanya memudar. Perlahan-lahan lenyap seperti asap yang diterbangkan angin. Gedung-gedung sekolah menghilang. Tanah yang dia pijak turut hilang dari pandangan.

Apa yang tadi Loli lihat sekarang benar-benar lenyap dan telah berganti oleh ruang gelap tanpa sudut yang menyekapnya.

***

Ruang Anggrek 311.

Kaisar mengatur deru napasnya yang masih tersengal-sengal. Dimulai dengan berlari dari lapangan parkir menuju bagian resepsionis untuk menanyakan pasien atas nama Loli Lovenna dan Kaisar diberitahu jika Loli ada di unit gawat darurat. Namun, ketika Kaisar sudah pergi ke sana, keberadaan Loli nihil. Lantas Kaisar kembali lagi ke resepsionis dan baru mendapat pembaruan informasi bahwa Loli sudah dipindahkan ke ruang inap. Dengan langkah cepatnya Kaisar segera menuju ruangan tempat Loli berada.

Setidaknya Kaisar bersyukur orangtua Loli selalu membawa Loli berobat di rumah sakit yang sama. Sehingga dirinya tidak kesusahan mencari keberadaan rumah sakit mana yang mereka tempati. Cukup ia disibukkan dengan mencari ruangan Loli saja.

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang