-TUJUH BELAS-
Jaga Jarak
==========
"Lari."
"Lari."
"Lari."
Suara itu terus menggema. Membuat Loli makin mempercepat langkahnya untuk pergi menjauh. Loli terus berlari berharap suara itu akan turut berhenti. Tapi semuanya terasa nihil.
Dirinya seolah terjebak diluar lapisan bumi. Mengambang di ruang angkasa tak bergravitasi. Berusaha berlari, tapi tiap langkah ia ambil sama sekali tiada arti.
"Lari."
Lagi, suara itu kembali berbunyi. Tangan Loli terkepal, rahangnya saling menekan, ia berusaha menambah kekuatan pada kakinya agar pergi dari sana namun yang ada sekarang dia malah ditarik mundur paksa. Seakan dirinya adalah besi dan di belakangnya ada sebuah magnet kekuatan besar yang menariknya.
Langkahnya memberat. Ototnya tak lagi sinkron dengan perintah otak. Badannya pun sudah tidak kuasa melawan kekuatan yang ada. Pasrah, Loli biarkan dirinya ditarik paksa ke belakang.
Mata Loli terbuka. Manik coklat gelap itu menatap sekitar. Menyadari bahwa dia bukan lagi di ruang hitam pekat tanpa gravitasi tadi. Sekarang dia ada di sebuah ruangan. Ruangan yang rasanya tidak asing lagi.
Loli mengambil satu langkah maju. Ragu-ragu, ia kembali maju, terus ... sampai akhirnya dia sadar ada di mana.
Seketika tubuh Loli berdesir. Keringat dingin mulai terasa. Dan kecepatan degup jantungnya bertambah.
Loli memejamkan mata. "Jangan, jangan lagi di sini," mohonnya.
Tapi percuma, dia sudah berada di sini dan tidak bisa pergi lagi. Selamanya ruangan ini akan menjadi mimpi buruknya. Ruangan dimana dia selalu memimpikan seorang gadis terbunuh di sini. Gadis yang terakhir kali menatapnya dengan pandangan yang tidak Loli mengerti.
"Loli ... lari."
Loli tersentak bangun dari tidurnya. Kepalanya langsung berdenyut sakit, ringisan pun keluar dari mulut gadis itu. Loli menghembus napasnya penat.
Untuk kesekian kalinya ... mimpi buruk itu datang lagi.
***
Hazel merasa ada yang berbeda pagi ini saat datang ke sekolah. Awalnya dia masih ragu, tapi lama kelamaan Hazel makin sadar oleh sesuatu. Ada banyak pasang mata yang memperhatikannya dari gerbang sampai dia sekarang berjalan di koridor.
Hazel menurunkan pandangan, memeriksa apa ada yang salah dengan dirinya. Hazel lihat dia tidak salah seragam. Seragamnya juga baik-baik saja, rapi seperti biasa. Dia juga tidak membotaki kepala sampai menarik perhatian. Lantas Hazel jadi makin bingung apa yang salah dengannya.
"Oi, Zel!" Arvi datang dan langsung menyenggol bahu Hazel hingga membuatnya sedikit oleng. "Cie, artis sekolah."
"Artis apaan?"
"Noh, gak liat lo dari tadi jadi pemandangan orang? Apalagi cewek-cewek, beh." Arvi terkekeh. "Ah, si Loli kagak adil banget. Masa gue yang udah dia kenal lama kagak dikasih kesempatan, sedangkan lo masih jadi anak baru udah dapat slot di majalah."
Hazel memicingkan matanya sambil memikirkan maksud perkataan Arvi barusan. "Jadi hubungannya gue diliatin orang, Loli, sama majalah apaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO BYE-BYE✔
Fiksi RemajaBermula dari sering memergoki anak baru yang melihatinya, Loli jadi penasaran dengan anak baru bernama Hazel itu. Loli Lovenna dengan sifatnya yang penuh percaya diri akhirnya mengajak Hazel berkenalan dan seiring waktu ia menjadi dekat dengan cowok...