Flashback

13.6K 1K 43
                                    


**Kilas balik, 20tahun yang lalu**

***

Hans kecil yang masih berusia delapan tahun dengan ketampanan yang sudah sangat terpancar di wajahnya, terkenal sebagai anak pering, ramah dan baik hati, bukan hanya dengan teman sebaya atau pun keluarga, tapi dengan selusin pelayan di rumahnya pun, Hans sangat ramah dan sopan. Ia tidak pernah memperlakukan para pelayannya semena-mena.

Selama ini Hans diasuh dan dibesarkan oleh para pelayannya. Karena Ibu kandung Hans, sudah meninggal ketika melahirkannya.

Walau ia seorang tuan muda satu-satunya di keluarga Pou Hwa. Tapi tak sedikit pun ia memiliki kesombongan dalam dirinya.

Suatu hari di saat sore yang indah, di awal musim semi yang hangat di mana kuntum bunga mulai bermekaran.

Saat itu Hans bermain bersama kucing kesayangannya di taman di belakang rumah besar yang mirip dengan sebuah istana.

Hans ditemani pengasuhnya yang mulai terkantuk-kantuk dan akhirnya terlelap sambil terduduk di sebuah kursi yang ada di taman itu. Tanpa mempedulikan Hans yang berlari mengejar kucing kesayangannya.

Seekor kucing yang lucu terlihat gemuk dengan bulu yang lebat, Hans menyelamatkan kucing itu dari jalanan. Waktu ditemukan, si kucing sedang terluka di bagian kakinya, tapi dengan penuh kasih sayang, Hans mengobatinya hingga sembuh.

"Mauza...mauza... Tunggu! Jangan lari-lari." teriak Hans saat mengejar kucingnya, yang berlari ke arah mes para pelayan yang terletak di dekat dapur yang terpisah dengan rumah utama.

'Mauza'? ya, itu nama yang Hans berikan untuk kucing kesayangannya itu.

Kucing itu terus berlari menuju sebuah kamar pelayan yang paling ujung, dan di sanalah Hans kehilangan jejak kucing lucu itu.

"Mauza... Mauuza di mana kamu?" tak henti Hans kecil memanggil-manggil nama kucingnya.

Disela pencariannya tiba-tiba saja, Hans mendengar sesuatu yang aneh, seperti suara wanita yang sedang mendesah. Suara itu berasal dari kamar pelayan yang terletak paling ujung itu.

Rasa penasaran Hans mengalahkan niat mencari kucingnya itu. Perlahan ia pun menghampiri kamar dengan suara desahan seorang wanita yang terdengar cukup jelas.

Hans kecil pun mulai mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka. Dan tampaklah sebuah pemandangan yang sangat tidak pantas untuk dilihat oleh seorang anak yang baru berusia delapan tahun.

Wanita itu telanjang bulat, menyandar di sandaran tempat tidur dengan benda aneh di tangan, yang tidak Hans ketahui namanya.

Dengan perlahan wanita itu menggosok-gosokan benda aneh itu ke dalam kemaluannya.

Wanita yang sedang masturbasi itu jelas menikmati permainan tunggalnya.

Tapi di saat bersamaan, sebuah kucing yang tidak lain adalah 'mauza' merebut mainan yang bisa bergetar sendiri itu.

Sumpah serapah dan umpatan kasar pun keluar dari mulutnya. Dengan tanpa belas kasihan si wanita itu mencengkram leher mauza siap menghentikan hembusan napas kucing malang itu.

Hans yang melihat pemandangan itu, ia tidak terima kalau kucing kesayangannya dicekik wanita aneh itu.

Dengan cepat ia masuk ke kamar wanita itu dan berkata,"lepaskan dia, Bibi Jandi. Dia bisa mati!"

"Oh... Tuan muda. Sedang apa di sini? Ini kucing pengganggu dan pantas mati," timpal wanita itu.

"Itu kucingku, kumohon jangan bunuh dia!!!"

Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang