Rindy berusaha menelan makanan yang memenuhi mulutnya, sementara matanya bergantian memandang Hans dan sosok tamu yang berdiri di ambang pintu.Perlahan tapi pasti, ia mendekat ke arah pintu.
"Aku mengetuk pintu kosanmu, tapi yang tinggal di sana bukan kamu lagi, melainkan penghuni baru dan dia bilang kamu sudah pindah ke sini," ujar tamu itu yang tidak lain adalah Satria.
Rindy hanya diam tidak menjawab perkataan Satria, tapi ia tetap berjalan menghampirinya.
"Harusnya kamu bilang sama aku kalau gak bisa bayar uang kos, gak perlu numpang di rumah orang seperti ini. Aku bisa bayarkan uang sewa kosannya untuk kamu. Sekarang, ayo! Biar aku carikan kosan baru untukmu!" lanjut Satria mengakhiri kata-katanya dengan menggerakan tubuhnya hendak menghampiri Rindy.
Tapi sebuah tangan kokoh menahan dada kekar Satria. Dengan pandangan lurus ke wajah Satria, Hans menepatkan tubuhnya di hadapan tamu tak diundang itu.
"Rindy adalah milikku saat ini, kamu tidak bisa mengambilnya sesukamu," ujar Hans dengan mata menatap lurus ke wajah Satria.
"Aku tidak percaya dan tidak akan pernah percaya kalau kalian sudah benar-benar menikah," balas Satria menepis tangan Hans yang berada di dadanya, mencoba menghindari tubuh Hans untuk bisa mendekati Rindy.
"Tapi itulah kenyataannya, dia istriku sekarang," timpal Hans dengan tangan terulur mendorong dada Satria, hingga pria itu harus mundur dua langkah ke belakang untuk menyeimbangkan posisi tubuhnya.
"Perlu kamu tahu, Mr. Liem. Aku mengenal Rindy sejak kecil dan hanya aku yang ada dalam hatinya dan hanya aku yang dia cintai. Beberapa hari yang lalu mungkin suasana hatinya sedang tidak baik, sehingga dia harus menerima begitu saja pernikahan itu, tanpa berpikir panjang. Dan harus kamu ingat baik-baik, Mr. Hans Liem. Walau status Rindy adalah istrimu, tapi didalam hatinya hanya ada aku. Jadi, kembalikan dia padaku!" Tegas Satria.
Pandangan Hans beralih pada Rindy yang saat ini sudah berdiri disampingnya. Pandangannya menyiratkan sebuah pertanyaan pada gadis yang saat ini berstatus istrinya itu.
Rindy membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu pada Hans. Tapi tangan Satria lebih dulu berhasil menarik tangannya.
"Ayo Rindy. Kita cari kosan baru buat kamu," ajak Satria dengan menarik tangan Rindy, menggeret paksa tubuh kurus Rindy untuk mengimbangi langkahnya.
Namun, baru saja dua langkah, Rindy sudah berhasil menghempaskan tangannya dari cengkeraman tangan Satria.
"Lepasin Sat. Udah berapa kali aku bilang sama kamu kalau sekarang aku sudah menjadi milik orang lain."
"Hanya aku yang kamu cintai, Rindy. Berhentilah bersandiwara."
"Siapa yang bersandiwara, Satria. Aku udah move on dari kamu. Ingat! Pertanggung jawabkan keputusanmu terhadap Ibumu dan Nabila. Nabila adalah sahabat yang sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri, dia sering membantuku. Pikirkan jika kita harus melukai perasaannya dan kamu melukai perasaan ibumu. Sekarang pergilah, kita tidak akan pernah bisa bersama!" Rindy bicara dengan dagu terangkat dan nada suara tegas.
"Aku cinta kamu Rindy, sangat. Dan kita akan mencari jalan keluar untuk masalah ini."
"Jalan keluar yang bisa melukai banyak orang yang kita cintai? Cukup aku saja yang terluka dalam masalah ini, jangan cari korban lain! Lagi pula aku sudah tidak mencintaimu lagi, Satria. Cintaku sudah berlabuh pada pria lain," jawab Rindy dengan keyakinan penuh dalam nada suaranya.
"Pria lain? Apa yang kamu maksud dengan pria lain itu adalah GAY itu, Rindy?" Tanya Satria dengan menunjuk ke arah Hans yang sedang menyimak pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han's
Storie d'amoreCover: By. @HatersOfWorld 18+ Hans Pou Hwa adalah pria keturunan Jerman-Korea, yang memiliki ketampanan yang mampu menyihir setiap wanita di dekatnya, tak terkecuali Si Tomboy Rindy Ayuning Dias. Namun, sangat disayangkan seorang Hans yang tampan da...