Mr. & Mrs Verghese

15.3K 1K 135
                                    

Hans mengendarai Jazz sporty bekas yang ia beli dari Rey enam bulan yang lalu hanya dengan setengah harga. Mobil bekas keluaran Lima belas tahun yang lalu itu memang sudah dimodifikasi hingga bisa meluncur cukup cepat, tapi Hans hanya punya dua jam untuk bisa sampai ke Jakarta atau ia akan malu karena terlambat.

Akhirnya dengan cepat, ia mengendarai mobil itu menuju Grad Hotel tempat asistennya menyiapkan segala sesuatu untuk pertemuannya dengan Andreas hari ini. Bukan hanya untuk berganti pakaian, tapi untuk berganti mobil juga.

Sebuah Lamborghini Veneno miliknya sudah siap meluncur dengan kecepatan penuh. Walau jalanan ibu kota selalu dipadati kendaraan, tapi setidaknya mobil itu bisa melesat saat di jalan tol untuk sedikit mempersingkat waktu.

Walau tubuhnya berada didalam mobil yang ia kendarai, tapi hati dan jiwanya masih bersama Rindy diruangannya beberapa jam yang lalu.

Tubuh Rindy yang bersandar di pintu dengan senyum cerianya, sangat cantik dan mengundang Hans mendekat kearahnya.

"Cukup, jangan terlalu dekat nanti nyetrum!" suara Rindy terdengar kembali di otaknya, seolah dia ada dihadapannya sekarang.

Pandangan Rindy yang sayu saat wajah Hans mendekat ke wajahnya kembali membayang di ingatannya Hans.

Pandangan Rindy yang sayu saat wajah Hans mendekat ke wajahnya kembali membayang di ingatannya Hans

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bibir Rindy yang merekah saat menyambut ciumannya kembali terlintas dalam bayangnnya.

Rasa bibir Rindy yang lembut saat ia mengulum bibir bawah itu masih terasa manis di mulutnya, membuat ia harus menelan salivanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa bibir Rindy yang lembut saat ia mengulum bibir bawah itu masih terasa manis di mulutnya, membuat ia harus menelan salivanya.

Desahan Rindy kembali terngiang di telinganya, desahan lirih, lembut dan serak-serak basah saat gadis itu merasakan tangan Hans yang menyelinap ke balik kausnya menangkup dan meremas buah mungilnya.

Ia sungguh tak peduli jika saat itu Sam melihatnya dan memberikan tiga surat peringatan sekaligus karena bermesraan saat jam kerja.

Bayangan Rindy dengan segala yang ia miliki, membuat tubuh Hans menegang, sesuatu yang menghuni pangkal pahanya terasa mengeras dan tak nyaman.

Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang