Walau Rindy tampak bingung, tapi ia membalas ciuman Hans dengan lumatan lembut yang menggoda dan itu sungguh menyiksa Hans, membuat ia ingin mendapatkan lebih dengan terus melahap lebih rakus lagi bibir ranum itu.Namun, walau bibir Rindy terasa semanis madu, tapi masalah di depan sana harus Hans selesaikan segera, sehingga semua halangan dan rintangan yang akan mengganggu kebahagian dia bersama Rindy terselesaikan semua. Akhirnya dengan berat hati, Hans lepaskan ciumannya.
Wajah manis dengan bibir bengkak karena ulahnya itu, terlihat berhasrat dan juga bingung, matanya memandang lekat ke arah Hans mengutarakan pertanyaan melalui pandangan matanya.
Cantik, Hans harus mengakui kalau istrinya memang bisa dibilang sangat cantik, terlebih saat ia sedang terangsang, apa lagi saat sedang menerima puncak dari kenikmatan percintaan mereka. Dan luar biasanya, Hans suka wajah cantiknya itu, bahkan rasanya menjadi orang gila saat sehari saja ia tak melihat wajahnya.
Sebuah tangan terulur menyentuh bibir bengkak Rindy, dan itu adalah tangan Hans yang mengusap sisa-sisa ciuman mereka di bibir Rindy.
"Apapun yang akan terjadi nanti, percayalah, itu bukan sebenarnya, hanya akting belaka," lirih Hans.
"Apa maksudmu, Hans. Aku gak ngerti?" Rindy terlihat bingung.
"Itu pasti mobil Rey. Ada sesuatu hal yang harus aku selesaikan dengannya. Tadi siang dia mengirimkan pesan singkatnya kalau ia hendak datang, tapi tidak kuduga dia datang secepat ini," jelas Hans dengan suara lembut.
"Kamu masih berhubungan dengannya, Hans?" tanya Rindy sendu.
"Aku akan mengakhirinya setelah urusanku dengannya selesai. Percayalah!"
Rindy tampak kecewa, dan Hans harus mengutuk dirinya sendiri melihat wajah mendung itu.
"Sekarang aku hanya mencintaimu, aku mohon jangan pasang wajah murung seperti itu lagi," pinta Hans.
"Ingat Hans, kamu sudah kembali di jalan Tuhan. Dan aku tidak mau usahaku selama ini menjadi sia-sia. Aku akan sangat marah jika kamu kembali pada kebodohanmu di masa lalu."
"Percayalah, Sayang. Aku tidak akan pernah kembali ke jalan itu. Aku sudah menemukan jalur yang benar dan itu dirimu." Hans terus meyakinkannya.
"Kalau begitu, jangan berurusan lagi dengannya," pinta Rindy, matanya dipenuhi cairan yang siap tumpah jika satu kali saja ia mengedipkan mata indahnya.
"Tidak, setelah masalahnya selesai."
"Masalah apa?" tanya Rindy tak mengerti.
Hans diam sesaat, baru kali ini ia merasa menjadi manusia terjahat di dunia ini, saat melihat butiran bening itu menetes di pipinya, tatkala pertanyaan itu meluncur dari bibirnya yang bergetar, tapi saat ini bukan saat yang tepat untuk menjelaskan pada Rindy. Tidak banyak waktu untuk menjelaskan. Kemungkinan Rindy bisa salah paham jika dia tidak cukup detail dalam menjelaskan masalah ini, pikir Hans.
"Akan aku jelaskan nanti, saat ini yang terpenting adalah hilangkan segala bentuk keraguan yang bisa membuatmu terluka. Percayalah Sayang, aku pasti bisa menjaga diri dari kebodohan itu," jawab Hans dan mengakhiri kata-katanya dengan memberikannya ciuman menenangkan untuk menumbuhkan keyakinan Rindy padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han's
RomanceCover: By. @HatersOfWorld 18+ Hans Pou Hwa adalah pria keturunan Jerman-Korea, yang memiliki ketampanan yang mampu menyihir setiap wanita di dekatnya, tak terkecuali Si Tomboy Rindy Ayuning Dias. Namun, sangat disayangkan seorang Hans yang tampan da...