Fall For You 18+

12.1K 904 68
                                    

Rindy memandang kepergian suaminya, dari pintu keluar gedung produksi. Hans bekerja hanya untuk mengantarnya, dan mungkin untuk mendapatkan ijin Sam karena hari ini dia harus ke Jakarta. 'Sebuah tindakan percuma' itu menurut pemikiran Rindy yang selalu menghargai setiap waktu yang ia miliki.

"Harusnya dia gak usah masuk aja kalau akhirnya pulang sepagi ini. Soal ijin Sam sih, bisa aku yang urus," gumam Rindy pada dirinya sendiri.

"Tapi mungkin aja dia kerja cuman buat nganterin aku, kalo iya? Hemmm romantisnya suamiku" lanjut Rindy, senyumnya terukir saat mengenang sang suami tercintanya.

"Kamu emang gadis aneh, Rind. Tapi sejak kapan kamu jadi gadis aneh yang suka ngomong sendiri?"

Sebuah suara mengagetkan lamunan Rindy.

"Wila??? Iiih kebiasaan deh kalo udah ngagetin kaya gitu," hardik Rindy.

"Kamunya aja yang ngelamun. Eh...Rind, kalo aku gak salah dengar, barusan kamu bilang suamimu itu romantis? Cie cie... Kayanya belah durennya berhasil, nih?"

"Apaan sih, Wil?" jawab Rindy dengan wajah merona.

"Ya ampun seorang Rindy merona??? Jadi gak keren kalo lagi merona kaya gitu, kesannya jadi kaya cantik dan manis. Ah... Gak salah lagi dah dapet lo, ya?"

Wajah Rindy semakin merah dan ia pun menangkup kedua pipinya.

"Depet apanya, Wila?" Tanya Rindy pura-pura tak mengerti.

"Ah...Sok polos kamu ya! Padahal-kan aku dan Candy udah ajarin dan kasih tau kamu banyak hal!"

Rindy tersenyum malu-malu dan terkesan lucu karena tidak cocok dengan penampilannya.

"Makasih Wil. Semua itu berkat kamu juga dan Candy yang udah baik ngajarin dan dukung aku buat nyembuhin traumanya Hans," ujar Rindy, akhirnya mengakui dan berbagi kebahagian itu dengan salah satu sahabatnya.

"Berarti???berhasil???" tanya Wila girang.

Rindy hanya mengangguk, dengan wajah super pink.

"Oh,,,Ya ampun, Rindy. Selamat ya! Jadi baper aku!!!" balas Wila, dengan kedua tangan meraih tubuh Rindy ke dalam pelukannya.

"Akhirnya kamu bisa dapetin kebahagiaanmu, Rind." ucap Wila tanpa melepaskan pelukanya.

"Iya Wil, makasih," balas Rindy.

"Ekhem..khem.." sebuah suara deheman yang terdengar dari belakang mereka, membuat pandangan mereka menoleh kearah datangnya suara.

"Apa sangsi yang harus diterima untuk Supervisor yang berpelukan dan bermesraan di jam kerja?" Suara Sam terdengar menggema dengan logat koreanya.

"Bermesraan???" tanya Rindy dan Wila serempak, lalu menjauhkan tubuh masing-masing.

"Ya ampun, Mister! Siapa yang bermesraan? Iiiih si mister ganteng-ganteng pemikirannya menyimpang.!" gerutu Wila tak terima.

"Kalau bukan lagi bermesraan kenapa peluk-peluk?" Bahasa Indonesia Sam tidak selancar Hans. Dan kadang saat dia marah bikin yang mendengar ingin tertawa bukannya takut.

"Maafin kami, Mister. Sudah tidak profesional dalam berkerja," ucap Rindy. Lalu menarik tangan Wila menuju linenya masing-masing.

Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang