"Ms. Yo..." gumam Rindy.
"Hi... Baby." Balas Yohana dengan mengarahkan sepucuk senjata ke arah Rindy.
"Payah kamu, Mis. Yo. Bisanya main senjata. Kalau emang berani, lawan aku dengan tangan kosong," jawab Rindy, giginya bergeletak menahan marah.
"Sayang sekali. Aku sangat suka kecurangan. Sekarang pindahlah ke depan temani aku mengemudi," ujar Yohana, dengan senjata yang tetap terarah pada Rindy.
"Ogah... Hentikan mobilnya, aku mau turun," bentak Rindy.
"Jadilah anak baik, baby. Dan segera pindah ke depan atau timah panas ini dengan cepat menembus otakmu," balas Yohana dengan menarik pelatuk senjatanya siap melepas tembakan ke arah Rindy.
Rupanya Rindy masih sayang nyawanya yang berharga, karena dengan patuh iapun pindah ke depan dan duduk di samping Yohana. Namun, otaknya berputar mencari cara untuk melawan manusia setengah-setengah itu.
"Ambil borgol itu, dan pasangkan di tanganmu!" Perintah Yohana, menganggukan kepala ke arah borgol yang sudah terletak di atas dasbor.
Rindy melayangkan pandangan seribu belati ke arah Yohana yang menyeringai puas melihat ketidakberdayaan Rindy.
"Ayolah, baby. Tentunya, kamu masih sayang nyawamu, kan?" Gumam Yohana dengan senyum yang terkesan melecehkan di wajahnya.
Akhirnya Rindy hanya bisa menurut, dan terus berusaha berpikir jernih, mencari cara untuk melepaskan diri.
Seringai sinis Yohana kembali semakin melebar saat melihat dua mobil dari kaca spion, yang tampak mengikutinya. Iapun terlihat berbicara dengan seseorang melalui earphone yang sudah ia kenakan.
"Ada dua. Tepat di belakangku. Hancurkan sekarang juga!!!" Ujar Yohana, menggunakan bahasa Mandarin yang tentu saja tidak Rindy mengerti. Sebelah tangannya tidak lagi mengarahkan senjata pada Rindy, karena kedua tangan Rindy sudah ia pastikan terborgol dengan sempurna. Dengan begitu, ia bisa mengemudi dengan tenang.
Anak buah Jimmy yang bertugas menjaga Rindy, terus mengekor di belakang taksi yang di kendarai Yohana. Dan kini mereka sudah mulai curiga karena taksi yang ditumpangi Rindy, menempuh rute yang bukan menuju rumah sakit.
Salah satu mobil yang di kendarai orang suruhan Hans itu terlihat siap menyalip mobil yang di kendarai Yohana. Namun, tentu saja dengan sigap Yohana segera tancap gas dengan kecepatan penuh.
"Sekarang saatnya." Yohana kembali berucap menggunakan bahasanya sendiri, saat mereka menempuh jalan lurus.
Sebuah mobil pickup melesat dari arah depan dan seperti akan menabrak mobil yang Yohana kendarai. Namun, dengan santai tapi terkesan tiba-tiba, Yohana membelokan mobilnya ke kiri, hingga mobil pickup itu menabrak mobil yang melaju di belakang mobil yang Yohana kendarai.
Kecelakaan beruntun pun terjadi, dan dua mobil orang suruhan Hans terpaksa tak bisa melanjutkan pengejaraannya karena kecelakaan itu.
"Good job, Rey. Anak buahmu memang bisa diandalkan," tutur Yohana melalui earphone yang ia gunakan, dan tertawa puas saat melihat tabrakan hebat di belakangnya.
*
Yohana membawa Rindy ke area PT.Goldenstar. Ia memaksa Rindy turun dengan terus mengancam Rindy dengan senjatanya."Masuk!!!" Perintah Yohana dengan mendorong punggung Rindy, meminta tawanannya itu memasuki lubang gorong-gorong peninggalan zaman Belanda yang sudah tak terpakai.
Mereka harus merangkak saat memasuki lorong sempit yang membawa mereka pada gudang bawah tanah. Seperti halnya gorong-gorong, gudang itupun adalah peninggalan zaman Belanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han's
RomanceCover: By. @HatersOfWorld 18+ Hans Pou Hwa adalah pria keturunan Jerman-Korea, yang memiliki ketampanan yang mampu menyihir setiap wanita di dekatnya, tak terkecuali Si Tomboy Rindy Ayuning Dias. Namun, sangat disayangkan seorang Hans yang tampan da...