Apa Salahku?

10.3K 989 51
                                    


"Hans!!!" teriak Rindy memanggil Hans yang berjalan di antara ratusan bahkan mungkin ribuan karyawan yang saat itu menuju kantin, karena waktu istirahat sudah tiba.

Tapi Hans seperti tidak mendengar teriakan Rindy, akhirnya Rindy pun berlari ke arah Hans dan terus memanggil namanya. Rindy sungguh penasaran, ia merasa harus tahu kenapa Hans bersikap sangat dingin sejak pagi.

Hans memang tidak pernah bersikap manis pada Rindy, tapi setidaknya dia selalu menanggapi candaan Rindy, walau kadang dengan sikap marah, jengkel, dan kesal yang Hans tunjukan pada Rindy. Tapi kali ini, sikap Hans dingin dan Rindy sungguh merasa tidak nyaman dengan sikapnya itu.

"Hans!!!" panggil Rindy lagi dengan napas memburu saat sudah sampai di dekat Hans. Sementara tangannya meraih pergelangan tangan Hans.

"Pergilah Rind. Aku sedang ingin sendiri," ujar Hans dengan sikap dingin dan acuh.

"Kamu, tau sendiri kan, aku gak mungkin mau menuruti kata-katamu," timpal Rindy seperti biasa dengan senyum menentangnya.

"SUDAH KUBILANG JANGAN GANGGU AKU!!!" bentak Hans dan menghempaskan tangan Rindy yang memegang pergelangan tangannya.

Hans memang sering marah, jengkel, dan kesal padanya. Tapi Hans tidak pernah kasar seperti itu. 'Ada apa dengannya? Apa salahku?' batin Rindy.

Entah mengapa, Rindy merasa tidak nyaman dengan kemarahan dan sikap kasar Hans padanya. Rindy suka melihat Hans merasa terganggu dan marah karena kesal, tapi ia tidak suka Hans bersikap dingin dan kasar.

Hans beranjak dari hadapan Rindy, masih dengan kemarahannya. Sementara Rindy yang syok hanya bisa berdiri dan melihat Hans perlahan menjauh memasuki kantin yang mulai dipenuhi karyawan untuk makan siang.

"Riiind," sebuah suara terdengar memanggil nama Rindy dan ia pun melihat ke arah suara itu.

"Candy?" gumam Rindy.

Candy adalah pria kemayu sahabat Rindy. Candy? Ya, itu nama keren dan ngetren yang dimilikinya, tapi nama aslinya adalah Suherman bin Karman.

Cendy berlari ke arah Rindy dengan gaya kemayu dan lenggak-lenggok khasnya. Sementara tangannya menenteng sebuah wadah makanan dua tahap.

"Kok kamu ninggalin aku sih, Rind?" tanya Candy dengan wajah yang ia buat secemberut mungkin, dengan melenggak-lenggokan tubuh kemayunya.

"Abis kamu lama si. Ya udah yuk, cepet!" balas Rindy sementara ia pun mulai berjalan kembali.

"Jangan cepet-cepet, Rindy. wajahku lagi perawatan, gak boleh terlalu banyak berkeringat." ujar Candy dengan mengusap-ngusap wajah dengan sapu tangannya.

Seperti biasa, Rindy memasang wajah tak percaya saat melihat keanehan pria yang menjadi salah satu sahabatnya itu.

"Oya Rind. Pegang deh rambutku, haluskan? Kemaren aku seharian di salon, krimbat, manikyur, pedikyur. Pokoknya manjain diri gitu deh di salon bareng Lulu, romantiskan? Kapan-kapan, mau coba, kalau aku ajak ke salon, Rind. Aku berani bertaruh pasti kamu suka di sana," ujar Candy dengan senyum bangganya.

"Aku? Suka nyalon kaya kamu dan Lulu? Yang bener aja, Candy?"

Candy tertawa dengan kemayunya saat mendengar pertanyaan Rindy yang sejatinya adalah jawaban dan sebuah pernyataan.

Mereka memang kerap bersama, ada yang bilang mereka pasangan yang cocok, saling melengkapi ada juga yang berdoa pada Tuhan meminta mereka supaya ditukar jiwanya sehingga kembali pada kodratnya.

Ya seperti itulah pandangan orang.

***

Suasana kantin seperti biasa disesaki para karyawan yang sedang melepas penat dan mengisi perutnya untuk membuat tenaga baru.

Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang