Pertama dipublikasikan Tahun 2016
Unphublis tahun 2018
Repost tahun 2021Dinginnya malam membuat Rindy menaikan resleting jaketnya hingga ke leher. Dengan perlahan tapi pasti, ia membelah jalan raya dengan vespa tua kebanggaannya.
"Cepatlah, boy. Mataku udah sepaneng nih..." gumam Rindy pada vespanya, yang walau Rindy sudah tarik gasnya sampai habis, tapi tetep saja barang antiknya itu tidak bisa berjalan lebih cepat.
Mata Rindy menoleh ke arah jam di tangannya, yang sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam. Sudah tiga puluh menit ia meluncur pulang dari kampusnya, tapi perjalanannya belum juga berakhir. Kontrakannya masih sangat jauh dari tempat ia saat ini berada.
Padahal jarak antara kampus dengan kontrakannya, hanya berjarak beberapa kilometer saja. Dan sudah pasti, masalahnya ada pada kendaraan yang ia bawa saat ini.
Benda antik itu sangat lambat sekali berjalan. Hingga jarak yang semestinya bisa ditempuh dalam waktu tiga puluh menit, harus menghabiskan waktu lebih dari satu jam, baru Rindy bisa selamat sampai kontrakannya.
"Hai... Cowok, duh..nyantai amat jalannya?" sebuah suara membuat Rindy terlonjak.
Rindy pun menoleh ke asal suara itu, dan tampaklah tiga orang gadis yang tengah menunggangi sebuah sepeda motor. Dua pasang mata gadis itu jelas memandangnya dengan tatapan genit, sementara yang satunya hanya lirik-lirik saja karena harus berbagi konsentrasi dengan jalan yang sedang ditempuh motor maticnya.
Rindy tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka yang menganggapnya seorang pria. Karena salahnya sendiri yang berpakain layaknya seorang pria.
Ditambah saat ini ia menyembunyikan rambutnya dibalik helm yang ia kenakan. Sebuah masker pelindung pernapasan pun menyempurnakan penampilannya saat ini.
Tentu tidak ada yang mengira kalau ia seorang wanita, yang melihat Rindy saat ini pasti mengira kalau dia itu seorang pria kurus.
"Bang, kita kan bertiga boleh dong numpang di situ seorang, gak apa-apa nyantai juga, kan biar romantis."
"Bang -bang!!! Pala lu ngembang liat-liat napa! Woi... gue ini cewek! Rabun apa ya, mata lo pada?" setidaknya seperti itulah yang ingin ia teriakan pada ketiga gadis yang menggodanya.
Tapi 'diam' tentu saja jauh lebih baik, karena seperti yang sudah dibilang diawal kalau penampilaannya yang bermasalah disini.
"Aduh, si abang, sok cuek deh. Aku doain motornya mogok baru tau, ya!" ucap gadis yang duduk di tengah.
"Udah gitu hujan turun gede banget. Pasti seru, ya gak?" timpal gadis yang mengendarai motor. Dan tawa ketiga gadis itu terdengar nyaring bercampur dengan suara kendaraan yang berlalu lalang.
Apa mungkin doa anak-anak nakal itu akan dikabulkan? tidak tahu pasti, yang jelas tiba-tiba saja motor vespa Rindy terbatuk-batuk. Dan mesinnya berhenti mendadak dengan asap yang keluar cukup banyak dari kenalpotnya, dan saya yakin asap itu sanggup merusak pernapasan orang yang menghirupnya.
Emmmm tidak sia-sia juga Rindy pakai masker pelindung pernapasan saat ini.
Ketiga gadis itu berhenti sesaat hanya untuk menertawakan Rindy, merekapun berlalu meninggalkan Rindy dengan vespanya yang sudah tidak mampu berjalan.
Penderitaan Rindy malam itu lengkap sudah dengan turunnya hujan yang cukup lebat. Di bawah guyuran hujan, Rindy pun berjalan dengan mendorong Vespanya, menuju sebuah bengkel yang lumayan jauh dari tempat awal motornya mogok.
Sebenarnya ada bengkel yang lebih deket tapi pemilik bengkel yang itu, Rindy tidak mengenalnya. Dan pastinya dia tidak mungkin bisa berhutang pada orang yang tidak dikenal. Maka dari itu walau agak jauh terpaksa ia dorong vespanya itu ke bengkel langganannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han's
RomanceCover: By. @HatersOfWorld 18+ Hans Pou Hwa adalah pria keturunan Jerman-Korea, yang memiliki ketampanan yang mampu menyihir setiap wanita di dekatnya, tak terkecuali Si Tomboy Rindy Ayuning Dias. Namun, sangat disayangkan seorang Hans yang tampan da...