Hadiah Tuhan 18+

9.6K 928 43
                                    

"Aku harus bikin perhitungan ama tu si Bang Miun (pemilik Si Jalu). Karena tidak bisa merawat Si Jalu dengan baik, yang mengakibatkan si Jalu mati terkena flu burung, kemarin sore. Akhirnya, pagi ini aku harus kesiangan karena gak ada lagi yang setia membangunkanku tepat di pukul enam," gerutu Rindy.

Mungkin mulai saat ini Rindy harus membeli jam weker, tapi sepertinya jangan hanya satu, dia harus membeli jam weker minimal tiga, karena kalau jam itu dia banting saat berdering untuk membangunkannya masih ada jam yang lain, yang berdering hingga ia bisa terbangun.

Sebuah keberuntungan pagi itu karena Hans belum terbangun, dia tampak damai dalam tidurnya. Rindy suka wajah tidurnya yang seperti anak kecil yang tak berdosa, Rindy sungguh mencintainya, wajahnya, hatinya, jiwanya dan kepribadiannya.

Hanya satu yang Rindy tidak suka dari Hans, yaitu saat melihatnya bersama kekasih sesama jenisnya, mungkin Rindy cemburu? Ya, pastinya karena ia kerap merasa sakit di ulu hatinya kalau mengingat hal itu.

Tapi, ada yang lebih besar dari rasa cemburu yang menguasai hati Rindy saat Hans bersama Rey, yaitu rasa khawatiran. Karena bagi Rindy, bukan hanya dosa yang akan Hans dapat dari berhubungan dengan sesama pria, tapi banyak sekali keburukan yang akan Hans dapat dari hubungan tersebut. Karena segala sesuatu yang dilarang Tuhan pasti ada keburukan dibaliknya. Dan Rindy sungguh sangat mengkhawatirkan sebuah keburukan menimpa Hans.

Kekhawatiran itu membuat tekad Rindy semakin kuat dan mantap untuk tetap di samping Hans dan menjaga Hans dari hal buruk itu. Rindy bertekad kalau dia harus bisa membuat Hans tetap menyukainya, dan selalu merasa puas saat bercinta dengannya, dan Rindy merasa mungkin dia harus lebih giat lagi mencari pengetahuan tentang hubungan sex, sebagai pembelajaran dalam memuaskan suaminya itu.

Apapun akan Rindy lakukan untuk bisa buat Hans melupakan kekasih Gay-nya dan melupakan kebiasaan buruknya itu. Rindy tak peduli lagi jika hatinya akan lebih sakit lagi dari hari kemarin, dia akan tetap di sisi Hana, mendampinginya dan menjadi dokter yang baik untuknya.

"I love you, Hans." Ucap Rindy, lalu mengecup lembut kening Hans. Hans menggumam dalam tidurnya, dan Rindy mengamatinya dengan tatapan kagum pada wajah yang sepuluh kali lebih tampan saat terlelap seperti itu.

Ya Tuhan, kenapa dia ganteng banget sih,,, uh... Andai aja aku gak berjanji untuk menyiapkan sarapannya pagi ini, pasti aku bangunin dia buat lanjut berena-ena. Seperti itulah, otak mesum Rindy bersuara kala mengagumi ketampanan suaminya.

Entahlah, Hans ini memang bisa buat otak Rindy selalu memikirkan hal mesum, saat memandangnya.

Pagi itu udara terasa sangat sejuk, dan terasa sangat segar di tubuh Rindy, karena mungkin saat ini dia tidak menggunakan apa-apa alias telanjang.

"Okay, saatnya mencari pakaianku, dan sepertinya mereka sedang berkumpul didepan pintu sana," gumam Rindy, entah pada siapa karena jelas Hans masih tidur.

Saat melihat arah pintu pandangannya jatuh pada jam dinding di atas pintu itu. Dan Rindy harus meloncat cepat, seperti ada yang menusuk bokongnya saat melihat jarum jam dinding yang menunjukan pukul enam lebih empat puluh lima menit, itu artinya dia hanya punya lima belas menit untuk menyiapkan sarapan yang ia janjikan untuk Hans.

Dengan tanpa mempedulikan pakaiannya, Rindy langsung berlari menuju dapur, dan beruntung bertemu dengan celemek/appron yang lumayan bisa menutupi sebagian tubuhnya walau hanya bagian depannya saja, dan sebuah keberuntungan appron itu terbuat dari bahan katun yang lembut hingga cukup nyaman saat dia pakai di tubuh telanjangnya.

Dan Chef Rindy pun mulai beraksi. Bawang merah yang sudah tidak bermusuhan lagi dengan bawang putih, sudah dia iris dan keduanya, siap berenang bersama di dalam minyak panas.

Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang