Awal Yang Baru

9.6K 1.1K 180
                                    

"Bapak sudah bicarakan hal ini dengan Bunda Ria. Tapi, beliau meminta bapak membicarakan dulu dengan kalian, terutama padamu, Satria."

"Kalau begitu silakan, pak." Balas Satria dia sedikit salah tingkah.

"Bapak dan Bunda Ria, berencana untuk .... Untuk menikah bulan depan, bagaimana menurut kalian semua terutama, kamu Satria."

"Setuju!!!" Natalie langsung menimpali, menyambut rencana baik Bambang.

Rindy masih menganga dengan apa yang Bambang katakan. Tapi setelah Rindy mengingat kembali kisah yang bapaknya ceritakan beberapa bulan yang lalu, tentang kisahnya dan Bunda Ria di masa lalu, akhirnya Rindy pun tersenyum dan seperti halnya Natalie, Rindy juga berkata, "setuju".

Tapi lain halnya dengan Satria, dia tampak syok.

"Aku gak setuju." Gumamnya, dengan cepat menyerahkan Mutiara yang sadari tadi dalam gendongannya pada Natalie. Lalu bangkit berdiri dan pergi.

"Sat..." undang Bunda Ria. Ia pun hendak berdiri untuk menyusul anaknya, namun segera Rindy cegah.

"Biar Rindy yang bicara sama dia, bun." Saran Rindy dan segera menyusul Satria yang sudah melewati pintu keluar.

"Sat... Sat... Tunggu!!!" panggil Rindy, Satria pun menghentikan langkah tepat di dekat mobilnya.

"Sat, tunggu sebentar! Dengerin dulu!"

Ia membalikan badan dan menatap Rindy dengan pandangan dingin.

"Sat, kamu gak boleh egois gitu dong."

"Aku kecewa sama Bunda, Rind. Dia tahu kalau aku mencintaimu, tapi kenapa dengan teganya dia merencanakan pernikahan dengan Ayahmu," ujar Satria, rahangnya mengeras menahan marah.

"Kita gak akan pernah bisa bersatu sebagai kekasih, Sat. Aku sudah menjadi istri orang lain."

"Tapi suamimu sudah pergi, Rind," sahutnya.

"Tapi kami belum bercerai. Jadi sampai kapanpun aku tetap istrinya."

"Tanpa nafkah lahir batin??"

"Aku Ridho dan ikhlas dalam hal itu jadi tak masalah. Dan selama aku Ridho. Maka tidak jatuh talak. Dan kami tetap suami istri yang sah menurut agama dan hukum."

"Hans memang lebih unggul dariku, Rind. Tapi, tidak inginkah, kamu membuka hatimu untukku? Aku janji padamu, aku akan berusaha menjadi seperti yang kamu minta," mohon Satria.

"Sudah kubilang kan, Sat. Aku dan Hans sudah terikat dalam satu pernikahan suci, dan sebuah dosa jika aku menerima pria lain tanpa adanya surat cerai. Aku akan tetap menunggunya kembali."

"Tapi, bagaimana jika dia tidak kembali?" Satria bersikukuh dan mencoba meyakinkan Rindy.

"Hans akan kembali setelah ingatannya pulih, aku yakin itu."

"Tapi, bagaimana jika ingatan tentangmu benar-benar hilang. Dan samapai akhir hayatnya dia melupakanmu."

"Mungkin itu takdirku, dan aku gak akan pernah menikah lagi seumur hidupku. Bagiku, hidup hanya sekali dan menikahpun hanya sekali. Jikapun aku tak di persatukan lagi dengannya di dunia ini, maka aku akan ikhals di persatukan Tuhan di dunia lain."

Satria hanya diam tak menjawab mungkin dia sudah mulai menyerah. Itu bagus, pikir Rindy dan Rindy merasa dia harus lebih meyakinkan Satria lagi dengan kembali membicarakan rencana pernikahan Bambang dan Ria.

Dia pun kembali berkata, "sudahlah Sat... Terima saja rencana baik orangtua kita. Kamu pasti sudah tahu kisah mereka di masa lalu. Dan harusnya kita gak boleh egois. Biarkan mereka bahagia di masa tuanya, dengan mendapatkan cinta sejatinya."

Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang