Jimmy menurunkan Hans jauh sebelum pintu gerbang kos-kosannya, karena Hans tidak ingin ada yang curiga dia bersama Jimmy saat ini.
Akhirnya Hans melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki menuju istana kecilnya, tempat dimana dia dan Rindy berteduh dan memadu kasih.
Rumah mungil yang Hans sewa sejak enam bulan yang lalu itu terlihat sepi. Padahal malam belum cukup larut, namun beberapa anak kos masih terlihat berkumpul di depan rumah kosan.
Mereka berkumpul kira-kira sepuluh orang mungkin lebih, Hans tidak tahu pasti, dia tidak terlalu memperhatikan mereka karena pikirannya dipenuhi kekhawatiran pada Rindy.
Para penghuni kosan yang berkumpul itu terlihat menikmati malam minggu dengan bersenda gurau, bernyanyi dengan petikan gitar mengiringi lantunan lagu yang mereka nyanyikan bersama-sama.
Hans mempercepat langkahnya saat berjalan menuju kontrakan, hatinya sudah tidak sabar ingin memastikan kalau Rindy baik-baik saja, dan sudah tidak sabar untuk meminta maaf padanya. Serta memberinya rayuan maut saat Rindy kesulitan untuk memaafkannya.
Semoga saja dia baik-baik saja, sedang menunggu di tempat tidurnya yang nyaman dan semua kekhawatiran ini tidak menjadi kenyataan, batin Hans.
Pikiran itu membuat Hans semakin mempercepat langkahnya. Namun, sebuah suara membuat langkahnya terhenti, suara merdu sedikit serak- serak basah yang seksi, terdengar membawakan sebuah lagu dengan diiringi petikan gitar.
Suara itu berasal dari kerumunan yang membentuk lingkaran rapat dan kecil di depan deretan kos-kosan. Dan Suara itu berasal dari salah seorang yang duduk diantara kerumunan kecil itu.
Posisi Rindy membelakangi Hans, hingga dia tidak menyadari kedatangan Hans di belakangnya.
Hans menekankan telunjuk di bibirnya saat beberapa orang dari mereka menyadari kedatangannya.
Mereka mengangguk mengerti dengan isyarat yang Hans berikan untuk menutup mulut.
Suara merdu itu adalah milik Rindy. Pantas saja dia tak mengangkat telepon Hans, dia pasti meninggalkan ponsel barunya di kamar. Semetara ia asyik bernyanyi di sini.
Suara merdu Rindy terdengar menghayati lagu yang ia bawakan. Penghayatannya begitu mendalam seolah menyuarakan isi hatinya.
(Berhubung klip audio dari soundCloud tidak lagi di dukung dalam semua cerita wattpad sejak 21 November 2016. Jadi, klip audio soundCloud yang semula ada di part ini sudah dihapus tim wattpad)
"Wow.. Suaramu emang keren, Rind. Penghayatannya juga okay punya. Dapet banget feel nya. Lo lagi aneh ya, Rind? Lagu Rock kaya gini, bisa jadi melow menye-menye, tapi keren juga sih. Lo lagi kangen laki lo, ya hah?" seru salah satu peserta pesta malam minggu itu, setelah Rindy mengakhiri lagu yang ia nyanyikan .
"Ah.. Elu, Bill. Tau aja kalo gue lagi mendem kangen," jawab Rindy.
"Aku datang membawa, penawar rindumu, Rindy." sahut Hans dari arah belakang tubuh Rindy. Rindy membalikan badannya dengan cepat.
"Hans," serunya, lalu bangkit berdiri.
Matanya sendu menatap Hans, dan pandangan itu seolah menusukkan ribuan belati ke dalam lubuk hati Hans.
Dengan menyeret langkahnya Rindy menghampiri Hans, yang langsung Hans raih ke dalam pelukannya yang hangat.
Wajah Rindy mendongak menatap Hans. Bermacam-macam perasaan terpancar di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Tomboy Rindy Dan Si Bule Han's
RomanceCover: By. @HatersOfWorld 18+ Hans Pou Hwa adalah pria keturunan Jerman-Korea, yang memiliki ketampanan yang mampu menyihir setiap wanita di dekatnya, tak terkecuali Si Tomboy Rindy Ayuning Dias. Namun, sangat disayangkan seorang Hans yang tampan da...