Chapter 22

264 22 11
                                    

Scarlett menekan bel rumah itu. Jantungnya berdegup kencang. Ia sedikit was-was, kalau-kalau yang membuka pintu rumah itu orang jahat. Begitu juga dengan Cameron dan teman-temannya yang sedang bersembunyi.

Tak lama, pintu rumah itu terbuka. Scarlett mengucap syukur dalam hatinya, karena yang membukakan rumah itu adalah seorang gadis yang sepertinya sebaya dengannya.

"Ada yang bisa saya bantu? Mengapa anda masih berkeliaran malam-malam begini?" tanya gadis itu ramah.

"Aku tak bisa pulang, aku lupa jalan pulang, aku juga tidak ada uang seperser pun. Aku haus, hanya ingin minta minum. Bolehkah?" pinta Scarlett memelas.

"Akting yang sangat sempurna Scarlett. Lanjutkan" kata Justin di audio control.

"Masuklah, kasihan sekali kau. Aku akan membuat minuman hangat dan makanan untukmu" kata gadis baik hati itu. Scarlett sempat berpikir bahwa ia terlalu jahat menipu gadis itu.

Scarlett pun masuk. Ia terperangah melihat rumah yang begitu besar. Berlantai 3. Sofanya begitu elegan. Begitu juga dengan ornamen di setiap dindingnya. Benar-benar mewah. Rumahnya saja kalah mewah.

"Duduk saja dulu ya, aku akan kembali" kata gadis itu sambil berlalu. Scarlett pun duduk di sofa yang begitu empuk.

"Siapa yang membukakan pintu untukmu Scar?"  tanya Cameron di audio control.

"Seorang gadis. Ia sangat baik sampai menawarkanku minuman hangat dan makanan. Kebetulan aku sudah sangat lapar. Rumahnya sangat bagus. Bertingkat 3 dan sangat elegan. Sofanya saja begitu empuk" kata Scarlett sambil tetap berbisik.

"Apakah kita tidak salah alamat?" tanya Cameron pada seseorang diujung sana.

"Aku yakin ini alamat yang benar Cam. Mungkin saja Avril disekap di lantai 3, sedang gadis yang membuka pintu untuk Scarlett itu anaknya, atau mungkin istri mudanya, atau pembantunya. Mungkin tak ada begitu banyak bodyguard disana" jawab Louis.

"Tunggu sebentar. Gadis itu sudah datang" bisik Scarlett. Ia kembali memasang tampang pengasihan. Gadis itu datang membawa nampan berisi segelas susu dan pancake.

"Ini dia, maaf aku hanya dapat memberikan ini" kata gadis itu sambil tersenyum manis.

"Thank you so much. Aku sangat berterima kasih" kata Scarlett sambil meminum susu dan memakan pancake yang diberikan gadis itu.

"Namamu siapa? Dan mengapa kau sampai berjalan-jalan tengah malam begini?" tanya gadis itu.

Scarlett tak mungkin memberitahu nama aslinya, jadi ia mengarangnya. "Namaku Angeline"

"Perkenalkan, aku Clairine. Panggil saja aku Claire" kata gadis bernama Clairine itu.

"Mengapa kau masih berkeliaran malam-malam begini?" tanyanya lagi.

"Aku lupa jalan ke rumahku. Aku tersesat" lirih Scarlett.

"Kasihan sekali kau. Apa kau mau tidur disini malam ini? Besok pagi aku bisa mengantarmu" tawar gadis itu.

Scarlett berpikir sejenak. Ia harus menanyakan pada Justin dan yang lainnya dulu, ini diluar rencana mereka.

"Iyakan saja permintaannya Scar! Rencana kita ubah. Otomatis kau akan diajaknya ke kamar. Dengan begitu kau mungkin akan tau dimana kamar tempat Avril disekap" kata Justin.

"Apa aku tidak akan merepotkanmu? Mungkin besok kau akan pergi ke sekolahmu" tanya Scarlett.

"Sekolah? Tenang saja, aku homeschooling. Aku terlalu sibuk untuk sekolah biasa. Tenanglah, kau sama sekali tidak merepotkan. Lagipula, aku tidak punya teman dirumah" jawab Claire.

Revolution Of SpeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang