Chapter 36

133 10 5
                                    

Avril begitu shock melihat ibunya dalam keadaan berantakan. Dirantai, baju kotor, rambut acak-acakan, dan makanan yang tak layak.

"Mom!"

Avril berlari memeluk ibunya. Ibunya tampak sangat hancur. Namun, wanita itu masih mengenal Avril.

"Avril, my darling"

Kedua ibu dan anak itu menangis melepas haru.

"Cukup dramanya! Aku ingin menuntut penjelasan darimu, Sofia" bentak ayah Avril.

"Mengapa kau lakukan ini, Avran?" tanya Sofia -ibu Avril- dengan mata berkaca-kaca.

"Menghabisimu tentu saja. Setelah apa yang kau lakukan padaku selama ini"

"Apa? Kau masih percaya kabar itu? Kau tidak percaya bahwa Avril ini anakmu? Begitukah?"

"Dasar jalang! Setelah semua kabar yang kudengar, tak mungkin lagi aku salah. Kau telah berselingkuh, Sofia. Dan anak ini adalah anak haram hasil perselingkuhanmu!"

"Jaga mulutmu Avran! Jangan sebut Avril anak haram!"

"Mau apa lagi Sofia? Mengelak? Tak bisa lagi. Setelah semua bukti yang kudapat, tak mungkin lagi aku salah"

Avran melemparkan beberapa berkas ke wajah ibu Sofia. Berkas-berkas itu berisi akte kelahiran Avril yang dipalsukan, dan surat nikah siri Sofia dengan pria lain.

"Ibu, apakah ini benar ibu?" tanya Avril sambil menatap nanar berkas-berkas itu.

Sofia terdiam, lalu menunduk dalam-dalam. Ia menarik nafas panjang.

"Ibu, jawab aku ibu!"

"Tak bisa menjawab Sofia? Benar bukan berkas-berkas ini? Hahaha, kau tidak bisa mengelak lagi sekarang" Avran tertawa miring.

"Maafkan ibu, Avril. Ibu tak bermaksud melakukan ini. Waktu itu..."

"Begitukah? Teganya ibu padaku. Selama 15 tahun ibu membohongiku? Kini aku merasa jijik pada diriku sendiri. Ternyata aku anak hasil perselingkuhanmu, ibu" tangis Avril pecah seketika. Ia sangat shock berat.

"Lihat Gabrielle, sekarang kau percaya bukan?" tanya Avran sambil menyeringai jahat.

"Cukup Avran! Kau menyakitinya!" bentak Sofia.

"Tidak ibu. Ibu yang menyakitiku!" sanggah Avril.

"Avril..." Sofia mencoba memeluk Avril, namun Avril menepis tangannya.

"Terlalu banyak drama" cibir Avran.

"Av,"

"Louis!"

Tiba-tiba saja Louis sudah berdiri di ujung tangga. Avril segera berlari memeluk Louis. Ia menangis tersedu-sedu di dekapan Louis.

"Hey, what's wrong Av?" Louis mengacak pelan rambut Avril.

"Sedang apa kau disini, hah?"

Avran menodongkan pistol ke arah Louis. Sementara Sofia masih menatap nanar pada Avril.

"Eits, calm down, Sir. Aku tak bermaksud ikut campur. Aku hanya ingin melihat keadaan" jawab Louis mencoba tenang.

"Keparat! Mengapa kau selalu ikut campur keluarga kami?"

DOR!

"Aaarrrggghhh!!"

Secepat kilat peluru melesat ke arah kaki Louis. Louis terduduk. Kakinya berlumur darah. Avril tersentak. Ia langsung berlutut, membantu Louis berdiri.

"Avran! Apa yang kau lakukan?!" hardik Sofia.

"Anak ini sudah banyak mengganggu urusanku!"

"Louis!" jerit Avril. Tangisnya bertambah pecah.

Revolution Of SpeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang