Chapter 28

186 15 3
                                    

Louis, Cameron, Justin, Luke dan Mark turun ke basement apartemen, lalu mereka segera menuju ke gardenia residence secepatnya.

***
Gardenia Residence, 08.30am

Cameron turun dari Audi R8nya diikuti Louis, Justin, Luke dan Mark. Mereka memarkirkan mobil mereka agak jauh dari rumah itu, lalu mengendap-endap bersembunyi dibalik tembok pembatas antara rumah si peneror itu dan rumah disebelahnya.

"Benar kan ini rumah tempat Avril disekap waktu itu?" tanya Mark setengah berbisik.

"Ya, benar ini rumahnya. Sepertinya pemiliknya masih dirumah" bisik Justin sambil menunjuk mobil yang terparkir didepan rumah itu.

"Bagaimana kita bisa tau ibu Avril disekap disana?" bisik Luke.

"Susah juga. Kita tunggu saja dulu, sambil kita amati apa ada sesuatu yang mencurigakan" kata Justin sambil bersandar di tembok.

Benar saja, tak lama kemudian muncul empat orang pria yang berpakaian hitam-hitam berpenampilan seperti agen rahasia keluar dari rumah itu. Cameron dan yang lain langsung siap siaga.

"Memangnya kau ingat alamat yang diberikan anak itu?" kata si pria pertama.

"Tentu saja. Anak itu sudah menunggu kita di depan residence. Ayo!" ajak si pria kedua. Merekapun mengambil sebuah motor ninja di garasi, lalu naik sambil berboncengan. Tinggalah kedua pria yang lain.

"Kurasa sebaiknya kita pergi mengecek sandera di markas" kata yang satu.

"Ayolah. Kuharap tidak ada anak-anak yang hendak mengacau lagi!" timpal yang satunya lagi.

Mereka berduapun menyusul naik motor pergi ke tempat yang mereka sebut 'markas'.

"Tunggu. Itu artinya yang mereka sebut 'sandera' tadi di sekap di tempat yang mereka sebut 'markas'?" tanya Cameron heran.

"Jadi apa sandera itu ibunya Avril? Lalu dimana tempat yang disebut 'markas' itu?" tambah Luke.

"Apa kita perlu mengikuti mereka?" tanya Louis lagi.

"Jangan dulu. Sebaiknya kita mencoba masuk ke rumah itu. Atau mendapat sedikit keterangan dari sana" cegah Justin.

Baru saja mereka hendak berdiskusi, tiba-tiba seorang pria yang memakai jas hitam keluar dari rumah itu. Ia bersama dengan seorang wanita paruh baya yang berpenampilan seperti pembantunya.

"Jangan sampai ada orang lain yang menyusup kesini seperti waktu itu, mengerti?" katanya pada wanita itu.

"Baik, Tuan"

"Satu lagi, jika Claire bangun, katakan padanya aku ada rapat pagi ini" pesannya lagi sambil masuk ke mobil. Ia pun pergi begitu saja.

"Ah! Aku tau!" Justin menjentikkan jarinya. Sepertinya ia baru mendapat ide yang hebat.

"Kita masuk kesana, berpura-pura hendak mencari Claire, setidaknya supaya kita bisa mengetahui situasi dalam rumah itu"

"Ide bagus. Tapi siapa yang akan masuk kesana?" tanya Luke.

"Kita berlima yang akan masuk kesana" jawab Justin.

"Kau yakin? Apa tidak sebaiknya satu orang saja?" kata Mark ragu.

"Jangan Mark. Sebaiknya kita berlima saja yang masuk kesana. Untuk menghindari ada bahaya tentunya, kita kan tidak membawa audio control" timpal Cameron mengambil keputusan.

"Okelah, tapi apa alasan kita mencari si Claire itu?" tanya Louis.

"Mudah saja, kita hanya tinggal mengaku-ngaku sebagai teman grup musiknya, atau teman lamanya, atau sejenisnya. Kalau tidak salah dia homeschooling, jadi jangan sampai kita salah bicara dan malah ketahuan" jelas Justin.

Revolution Of SpeedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang