***
Cameron and Scarlett's home, 09.00amKemarin para anggota ROS sudah kembali ke London. Sekarang mereka berkumpul lagi di rumah Cameron dan Scarlett. Kecuali Louis yang katanya menemani Avril refreshing, menghilangkan traumanya sebelum masuk sekolah. Mereka duduk-duduk di ruang keluarga.
"Apa yang ingin kaubicarakan sebenarnya, Cam?" tanya Mark.
"Kita harus mencari tahu siapa peneror Avril itu. Agar kita tau seberapa berbahayanya dia. Tak mungkin kita menghadang bahaya tanpa tau siapa dalangnya" kata Cameron serius.
"Kata Avril, yang menculiknya malam itu adalah ayahnya sendiri. Sedangkan yang kita semua tau, ayah Avril sudah meninggal. Sangat membingungkan" timpal Luke.
"Aku yakin kau tau sesuatu, Justin" lanjut Cameron.
"Aku? No, Cam. Aku tidak tau banyak tentang dia. Yang kutahu, ayahnya bercerai dengan ibunya. Dan perceraian itu terjadi sepihak, karena ayah Avril tidak terima. Lalu ia menghilang begitu saja dan menikah dengan perempuan lain. Mungkin saking bencinya ibu Avril pada mantan suaminya itu, ia berkata pada Avril bahwa ayahnya sudah meninggal. Lalu sekarang ayah Avril itu datang untuk balas dendam? Who knows?" jelas Justin sambil angkat bahu.
"Bukan, bukan seperti itu. Sepertinya bukan balas dendam. Namun, ada sesuatu yang belum dilunasi? Atau masih ada sesuatu yang dituntut ayah Avril dari ibunya?" Scarlett mengungkapkan gagasannya.
"Entahlah. Aku juga tidak tau" kata Justin.
"Aku ingin bertanya sekarang. I want all of you to answer this honestly" kata Cameron serius.
"What? Just tell us" kata Reyna penasaran.
"Apa kalian keberatan harus seperti ini? I mean, apa kalian tidak lelah, atau takut untuk melindungi Avril dari kejaran peneror itu? Kita tidak tau siapa lawan kita. Bisa jadi dia sangat menyeramkan, sangat licik, atau sangat pintar. Apa kalian tidak takut?"
Semua mendadak hening. Mereka tampak berpikir.
"Jujur, kemarin aku sangat panik melihat kalian semua melawan para bodyguard saat akan membebaskan Avril. Tapi, aku kasihan pada Louis. Sebagai sahabatnya, aku tak tega melihat dia menantang peneror itu sendirian. So, we have to help her" jelas Kimberly.
"Aku sebenarnya tidak keberatan. Namun sebaiknya kita mencari tau lebih dalam soal teror meneror ini. Agar kita tidak salah melangkah" timpal Mark.
Luke dan Justin hanya menggangguk-anggukkan kepala.
"Jangan tanya aku, aku tidak pernah keberatan. Mungkin diantara kita semua, yang paling dekat dengan Avril adalah aku. Ada sesuatu dalam dirinya yang membuatku senang bersahabat dengannya, dan aku yakin karena hal itu juga Louis jatuh cinta padanya. Aku pasti tidak keberatan. Kita hanya perlu mencari tau info lebih dalam tentang peneror itu" ujar Reyna.
"Kau sudah bisa tebak jawabanku Cameron. Pikiranku sama dengan Scarlett. Namun, yeah, sebagai sahabat yang baik, i will try to help her. Walaupun aku masih sedikit kesal kadangkala" kata Alexa.
Cameron berpikir sejenak, lalu ia menatap Scarlett.
"What? I told you, i will try Cam. Aku akan berusaha menghilangkan rasa kesalku pada Avril. Dan berusaha membantunya" kata Scarlett seakan menjawab tatapan Cameron.
"Okay. Jadi mulai sekarang, aku tidak mau dengar keluhan apa-apa lagi. Kita harus menyelidiki siapa sebenarnya peneror itu. Terutama kau, Just. Kau yang tau rahasia keluarga Avril. Jadi aku harap kau bisa mencari tau apa tujuan dan motif peneror itu" kata Cameron final.
***
Victory High School, 14.00pmKeesokan harinya setelah perundingan di rumah Cameron, mereka kembali masuk sekolah seperti biasa. Semua anggota ROS berkumpul di halaman belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revolution Of Speed
AçãoHighest rank #22 in Action (21 December 2016) Cameron dan adiknya Scarlett sangat suka balapan. Mereka mengikuti kontes balap. Disana, Cameron dan Scarlett bertemu dengan Louis yang berhasil mengalahkan Cameron, tetapi Scarlett berhasil membalasnya...