Terdengar jeritan familiar di telinga Scarlett. Claire juga ikut terbangun. Tak lama, menyusul suara derap langkah di atas kamar mereka. Tak salah lagi, itu pasti Avril!
"Siapa yang memanggilku?" tanya Louis yang juga mendengar jeritan itu.
"Tunggu, akan kutanyakan. Sepertinya itu Avril" bisik Scarlett.
"Siapa itu Claire?" tanya Scarlett berpura-pura bodoh.
"Mungkin itu gadis yang disekap ayahku tadi. Dan sekarang semua bodyguardnya datang mengamankan. Kau tunggu saja disini. Aku akan keluar mengecek keadaan" kata Claire sambil keluar kamar.
Diluar, Claire melihat ayah dan ibunya yang lari turun ke lantai 1.
"Ada apa ayah?" tanya Claire.
"Diam saja kau! Tak usah ikut campur! Pergi tidur!" perintah ayahnya, yang tak lain adalah penculik Avril.
Claire mengangguk pasrah. Namun dalam hatinya ia penasaran dengan gadis yang disekap ayahnya. Ia masuk lagi ke kamarnya. Disana Scarlett duduk di sofa, tampak berpikir keras. Claire pun kembali berbaring di ranjangnya, tak lama ia sudah kembali terlelap.
"Louis, Cameron, Justin, mungkin sekarang saat yang tepat kalian masuk kedalam rumah. Aku baru saja mendengar jeritan Avril yang meneriakkan nama Louis" kata Scarlett setengah berbisik.
"Okay. Dimana orangtua si Claire itu?" tanya Justin.
"Tadi aku mendengar derap langkah kaki. Sepertinya mereka dibawah" jawab Scarlett.
"Bagaimana ini? Kita tidak bisa ambil resiko. Ayah si Claire itu bisa jadi peneror Avril. Belum lagi jika mereka punya bodyguard di dalam rumah. Habis kita dihajar mereka" kata Cameron.
"Kita coba ambil resiko. Kita masuk kesana, memencet bel. Siapapun yang membukakan pintu langsung saja lumpuhkan. Lalu kita menyusup. Cepat atau lambat pasti semua penghuni rumah akan terbangun karena kekacauan yang kita buat. Aku, Cameron, Luke, dan Mark akan mengalihkan perhatian, sampai semua bodyguard didalam rumah itu turun ke bawah. Dengan cara ini tidak ada yang menjaga kamar tempat Avril disekap" jelas Justin.
"Lalu bagaimana dengan kami?" tanya Kimberly.
"Untuk para gadis, kalian semua naik ke lantai 2. Louis akan lari ke lantai atas menemui Scarlett di kamar, lalu mereka ke lantai 3 mencari kamar tempat Avril disekap. Reyna, Alexa, Kimberly, kalian masuk ke kamar si Claire itu. Kalian awasi dia, jangan sampai dia berteriak atau bahkan sadar. Kalau perlu kalian bius saja. Setelah Scarlett dan Louis berhasil membawa Avril, para gadis yang bersembunyi di kamar keluar. Kalian tembakkan revolver ke segala arah. Lalu kalian bergegas keluar dan tancap gas dengan mobil masing-masing. Aku dan yang lainnya akan menyusul. Okay?" lanjut Justin dengan rencananya.
"Okay, aku setuju" kata Cameron.
"Berhati-hatilah. Kalian tidak tau siapa yang kalian lawan" pesan Scarlett.
Diluar, para anggota ROS sudah bersiaga di pintu depan. Mereka semua sudah dilengkapi dengan audio control untuk berkomunikasi.
TING TONG!
Pintu terbuka perlahan.
BUK!!
Cameron langsung memukul di titik belakang leher orang itu. Orang itu langsung jatuh pingsan. Ternyata dia seorang wanita berumur sekitar 30an tahun.
"Siapa itu Allie?"
Terdengar suara pria dari dalam rumah. Sepertinya itu suami dari wanita ini. Mungkin mereka orangtua Claire.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revolution Of Speed
AçãoHighest rank #22 in Action (21 December 2016) Cameron dan adiknya Scarlett sangat suka balapan. Mereka mengikuti kontes balap. Disana, Cameron dan Scarlett bertemu dengan Louis yang berhasil mengalahkan Cameron, tetapi Scarlett berhasil membalasnya...