Malam yang sama, namun di tempat yang lain, Qorine tak pernah berhenti memikirkan hal tersebut. Lebih tepatnya memikirkan pria itu, Adam. Gagasan dan pandangannya mengenai hidup tidak lazim, namun telah menghipnotisnya semalaman suntuk.
Senandung King of Convenience mengalun di udara, melewati pintu yang terbuka lebar dan merambat menuju balkon, tempat Qorine menikmati kesunyian malam tua. Duo akustik yang mengalun di udara itu kini melantukan lagu melankolisnya yang tersohor, Mrs. Cold.
"Hey babe, Mrs. Cold. Acting so tough..." goda King of Convenience, dengan liriknya yang mendayu. Seolah lirik-lirik lagu duo akustik asal Eropa itu berbicara langsung kepada Qorine lewat nada manis sedikit sendu.
Mr. Cold selalu menjadi pilihan Qorine dikala ingin menyendiri. Bukan soal liriknya, namun pilihan tangga nada dalam lagu itu menyentuh langsung ulu hati Qorine. Terlebih lagi saat ia sedang membutuhkan bahu untuk bersandar, setelah sekeras itu menjalani roda kehidupan kosmopolis.
Ia tertegun melihat pucuk langit malam, dimana bulan sedang memancarkan cahayanya yang lembut. Jauh di dalam hatinya, Qorine sejujurnya merasa kering. Hanya dia dan Tuhan sajalah yang tahu, jika sebenarnya ia sendiri sudah lelah terus berpura-pura di depan layar kaca. Lelah menjadi orang lain dan membentuk citra tuntutan pasar. Ia selalu bertanya-tanya, apakah memang kehidupan seperti itu yang ia inginkan selama ini?
"Ikutin apa kata hati lu," kata-kata Adam itu terngiang-ngiang di telinganya.
"Kata hati itu yang bakal menuntun ke arah yang benar. Ke jalan takdir yang sesungguhnya," lagi-lagi kata-kata Adam muncul kembali. Ia merasa pernah mendengar kalimat yang sama, entah kapan, dan di mana? Samar-samar.
Malam semakin menua. Jakarta yang sebenarnya tak pernah mengenal kata terpejam, masih hingar-bingar di kantong-kantong keramaian tertentu. Akan tetapi di tempat Qorine berdiri, Jakarta sepertinya sudah benar-benar letih dan butuh istirahat. Qorine sendiri ingin tenggelam dalam buaian kegelapan, tanpa bantuan obat tidur malam ini.
Qorine kembali menatap untuk terakhir kalinya bulan di atas sana. Setelah meraih kepuasan, akhirnya ia pun berjalan menuju peraduan, memunggungi malam, tanpa menyadari gerimis perlahan-lahan mulai turun mengguyur Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lari
Mystery / ThrillerAdam melompat dari hidupnya yang mapan di Jakarta. Lelaki ini terlempar dari rutinitas yang membosankan. Mencoba meraup kebebasan yang ingin diraihnya. Tak disengaja ia bertemu dengan Qorine. Pesohor yang kalut akan konsep kabahagian dalam hidup. Me...