Si Om menghentikan langkahnya saat mendengar suara letusan senjata api dari luar rumahnya. Ia menegakkan telinganya, mencoba memahami situasi apa yang sedang dihadapinya sepagi buta ini. Dua penculik amatiran datang padanya menyerahkan wanita di hadapannya. Wanita yang masih tangguh berdiri setelah dibius dan terpaksa ditembaknya agar tidak membunuhnya dengan vas bunga. Lalu yang paling aneh adalah, kini ia mendengar suara tembakan dari luar pagar rumahnya sendiri.
Anak buah si Om tidak kalah panik dan bingungnya. Beberapa dari mereka yang sudah keluar dari kamar masing-masing, terpaku mendengar dua tembakan dari dua sumber yang berbeda. Pertama dari kamar bosnya sendiri, kedua dari luar pagar rumah mereka sendiri.
"Qorine di dalam om." jawab Tomi dengan nada ketakutan.
Ia kini berdiri dengan kedua tangan ditangkupkan di belakang kepala. Begitu juga dengan Wina. Posisi keduanya mirip tahanan yang tertangkap polisi.
Dinggo pun menyuruh agennya untuk meringkus kedua pemuda-pemudi itu dengan kawat pis. Tangan Tomi dan Wina pun diikat sekencang-kencangnya.
Dari keterangan Tomi dan Wina, Dinggo jadi tahu, berapa jumlah orang yang ada di dalam rumah itu dan apa yang mereka lakukan di dalam sana. Dinggo sadar jika polisi juga akan segera datang. Huru-hara yang mereka perbuat sudah terlampau jauh. Mengancam sopir taksi dengan senjata api, menembakkan tembakan peringatan di pemukiman padat penduduk. Itu sudah cukup untuk mengundang aparat segera hadir ke tempat ini. Apalagi ia sadar, jika sebentar lagi baku tembak tidak mungkin terhindarkan. Antara dia dan si Om gembong narkoba dan human traficking paling dicari di Yogyakarta.
Menurut keterangan Tomi dan Wina, bisa jadi seluruh gembong narkoba dan penjual manusia dalam rumah itu bersenjata api. Dinggo dan kawan-kawan telah siap dan berlatih untuk menghadapi kondisi seperti ini. Walau Dinggo sebenarnya lebih suka menghindari konflik semacam ini, ia bukannya tidak siap dengan keadaan terburuk. Inilah Resiko terbesar dari menjalankan sebuah bisnis investigasi.
"Kalian siap?" tanya Dinggo pada agen-agennya.
"Ingatkan diri kalian, kenapa kalian memilih untuk menjadi agen investigator." bakar Dinggo. Seolah Dinggo seorang komandan prajurit yang berada di garis depan sebuah pertempuran yang siap mati bela negara. Petualangan seperti inilah yang membuatnya haus selama ini.
Sedangkan Adam dan kawan-kawan menuruti perintah Dinggo untuk menyingkir dari zona pertempuran tersebut. Dinggo memintanya untuk mengamankan Tomi dan Wina, serta menyuruh Adam untuk meminta bantuan aparat bersenjata lengkap. Demi menghadapi hal terburuk yang siap terjadi kapan saja pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lari
Mystery / ThrillerAdam melompat dari hidupnya yang mapan di Jakarta. Lelaki ini terlempar dari rutinitas yang membosankan. Mencoba meraup kebebasan yang ingin diraihnya. Tak disengaja ia bertemu dengan Qorine. Pesohor yang kalut akan konsep kabahagian dalam hidup. Me...