Bab 16

1.3K 53 0
                                    

Benar seperti yang Meila duga, bosnya memang memiliki sikap otoriter yang diluar batas nalarnya. Tapi apakah segitunya bosnya harus mendandani dirinya hanya karena bosnya tidak ingin penampilan dirinya buruk dimata keluarga bosnya. Hampir 10 menit ia merasa dilema yang bergolak dalam dirinya, apakah ia harus memakai gaun pemberian bosnya ataukah ia harus memakai gaun miliknya. Dengan ragu ia mengeluarkan gaun itu dari dalam boks, walau hanya memandangnya saja Meila sudah tahu bahwa gaun itu lebih mahal dari pada gaji selama 6 bulan. Memang Meila bukanlah fashionnista tapi sekali lirik saja kaum hawa dimanapun pasti tahu harga gaun itu. 

Sambil mendesah pasrah Meila mencoba memakai gaun pemberian dari bosnya, sepertinya Meila tahu diri ia tidak mungkin memakai gaun miliknya  untuk tampil bersama bosnya yang selalu terlihat casual  terlebih ketika ia ingat akan tampilan ibu dari bosnya yang tampil glamor saat pertemuan makan malam itu. Gaun hijau lumut itu memang tidak terkesan glamor simple persis seperti yang dia inginkan gaun yang memiliki tinggi selutut itu hanya berhias pita kecil yang digunakan sebagai aksen pada sabuknya.

Setelah memakai gaun itu Meila benar- benar sudah jatuh hati terlebih ukuran gaun itu yang sangat pas melekat pada tubuhnya. Meila heran darimana bosnya tahu ukuran tubuhnya. Tapi tak apalah yang terpenting untuk saat ini ia harus secepatnya berdandan karena sebentar lagi bos besarnya akan datang untuk menjemputnya. Hampir 10 menit Meila mencoba beberapa gaya tatanan rambut kini Meila tampaknya lebih menyukai rambut hitam legamnya terurai, karena dengan rambut yang terurai ia tidak perlu menggunakan aksesoris kalung maupun anting yang besar. Sambil tersenyum Meila tampak puas akan hasil karyanya setelah berkutat selama 15 menit didepan meja riasnya. 

Ketika meila berkutat dengan highheel miliknya dentang suara bel pun berbunyi hal ini menandakan bahwa bos besarnya sudah bersarang di depan pintu. Sambil merapikan pakaiannya ia berjalan untuk membukakan pintu untuk bigbosnya. 

kretttttt

pintu itupun terbuka. Kini dihadapan meila nampaklah bigbosnya yang terlihat casual seperti biasanya berkemeja biru dipadu dengan jas berwarna hitam bosnya itu memang terlihat luarrrrr biasa berpenampilan sama seperti biasanya. Kini mereka sama- sama tercenung di depan pintu sibuk dengan pikirannya masing- masing



The Way's of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang