Sambil terus menatap langit cakrawala yang mulai berubah warna yang dulu berwarna biru kini mulai berpedar menampakkan warna orange yang menandakan bahwa taklama lagi langit akan berubah menjadi semakin gelap. Meila terus menerus merapalkan semua doa yang terlintas dalam pikirannya karena sejatinya dirinya sangat berharap bahwa apapun yang terjadi ini hanyalah sebuah jalan cerita yang ada dalam mimpinya.
Entah sudah berapa lama Meila terus menatap cakrawala yang kini telah menghitam sepenuhnya, hanya setitik kecil putih yang mulai berpendar dalam kejauhan. Meila merasa yakin bahwa dirinya tidak sanggup menjalani ini semua, apakah dirinya harus menceritakan ini semua kepada semua orang yang dekat dengannya dengan menceritakan kerumitan yang terjadi pada hubungannya dengan mantan bosnya. Hampir setiap menit dering telephone miliknya terus menerus berbunyi dirinya yang tengah mengharapkan pencerahan merasa enggan untuk menjawab telephone miliknya karena tanpa dirinya melihat caller id telephone miliknya dirinya yakin 100% bahwa si empunya penelephone adalah sobatnya Nasty.
Sejujurnya dirinya belum tahu pasti langkah apa yang sebaiknya dirinya lakukan terlebih kepada sahabatnya apakah dirinya harus menceritakan kejadian senyata mungkin ditambah lagi status pernikahannya yang menggantung tidak jelas. Ataukah dirinya hanya menceritakan sebagian tanpa harus menceritakan hubungan sebenarnya yang terjadi antara mantan bosnya dengan dirinya. Ya tuhan mengapa hidupnya serumit ini. Belum lagi cerita yang akan dirinya berikan kepada keluarga besarnya. Entah apa yang bunda dan ayah lakukan tapi sejujurnya dirinya tidak begitu mengkhawatirkan sikap yang akan kedua orang tuanya berikan namun yang terus menerus dirinya khawatirkan adalah sikap yang budhe dan pakdhenya berikan apakah bisa dirinya menerima murka apabila dirinya harus berkata jujur.
Walaupun secara logika dirinya belum terlalu siap untuk menerima segala macam bentuk cercaan dari orang terdekatnya namun dirinya sadar bahwasannya dirinya harus menghadapi ini dengan baik sekarang maupun nanti , karena apapun yang terjadi ini semua karena kesalahan dirinya sendiri.
Sambil tangannya terus menerus bergetar seakan- akan tangannyapun mulai merasakan beban hidupnya Meila kemudian menjawab telephone miliknya yang telah lama berdering....
"Halo Nas...? "dengan suara pelan Meila menjawab telephone dari sahabatnya
"Say.... ya tuhan semua berita dimedia itu bohong khan, elo gak mungkin bisa merried sama Jack. Apa kamu tidak tahu seberapa khawatir kami berdua karena Jack juga mematikan hape miliknya sementara nyokapnya terus menerus menanyakan keberadaan kalian berdua kepada James...?" teriak Nasty tanpa berhenti. Bahkan Meila yakin bahwa sahabatnya tersebut hampir saja lupa akan bernafas karena saking semangatnya untuk berbicara.
" Oke ambil nafas dulu Nas... seharusnya elo ada disini banyak hal yang ingin aku bicarakan jadi mungkin sebaiknya kita hentikan dulu pembicaraan ini setelah acara ini selesai dan kami berdua akan kembali dan menceritakan semua kepada kalian berdua, jadi anggap saja semuanya benar dan kita berdua akan menjelaskan setelah kami kembali dari perjalanan ini." sambil berbicara setenang mungkin karena sejujurnya Meila belum yakin akan jawaban yang diberikan kepada nasty karena dirinya sendiri masih kesulitan untuk memahami segala macam yang terjadi 2 hari ini.
"ya tuhan... selamat kalau berita di media itu benar kami berdua memang benar ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya sementara kalian belum kembali, jadi sebaiknya kamilah yang ada di sini menenangkan ibunya Jack yah ... berharap sajalah ibunya akan memahaminya sementara menunggu kalian berdua kembali. jadi kumohon jangan menunda kepulangan diri kalian !" perintah tegas yang Nasty berikan
"baiklah Nas.. aku sangat berterimakasih kepada kalian berdua jika kalian mampu menenangkan ibunda Jack, bicarakan ini kepada ibunda Janck bahwa kami berdua baik- baik saja, sementara kami berdua belum kembali aku mohon temanilah ibunda Jack" entah pikiran darimana, mengapa dirinya harus memperhatikan ibunda mantan bosnya itu, tapi walaupun hanya sekali bertemu meila yakin bahwa ibunda Jack adalah wanita yang sangat menyayangi anaknya sehingga dirinya yakin bahwasannya ibunya tersebut akan selalu memikirkan akan keselamatan dan kebahagiaan mantan bosnya itu.
"baiklah ... akan aku patuhi semua perintahmu, jadi kumohon segeralah kembali and see u next time... bye"
"bye.. bye" sambil mendesah pelan menutup telephone miliknya. Sekarang dirinya hanya bisa menunggu dirinya berharap selama mantan bosnya itu pergi mantan bosnya tersebut sudah mampu menemukan solusi yang jitu untuk masalah yang mereka berdua hadapi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Way's of Love
عاطفيةKetika suatu ultimatum dari keluarganya yang membuat Meila harus memilih diantara ketiga laki- laki . Yudit pria masa lalunya yang kini datang dengan memberikan harapan. Ataukah Meila harus memilih Dibyo seorang pria pilihan budhenya yang memiliki...