Bab 38

1.1K 37 0
                                    

Mengetahui siapa yang tengah berdiri dihadapannya membuat Meila, kembali tersentak tentang kenyataan hidupnya yang sungguh sangat tragis. Kenapa kenyataan hidupnya bisa se rumit ini, bukankah dirinya sudah berjanji untuk menjauhi lelaki yang sok bossy ini namun kenapa kini dirinya harus kembali bertatap muka dengannya.

Bukankah semalam dirinya menginginkan kehidupan yang berbeda, tetapi kenapa kini dirinya harus kembali kepada sosok yang menyebutnya sebagai wanita yang tidak berguna. Oh Tuhan takdir apa lagi yang engkau berikan kepadaku. Sambil memikirkan kata- kata yang bermain di dalam otaknya tanpa sadar jemarinya terus menerus memainkan cincin yang kini bertengger di jari manisnya.

Melihat jeda yang teramat panjang membuat Jack kini kembali bersuara, namun dirinya sendiri bingung harus mengatakan apa. Mengingat apa yang terjadi pada diri mereka berdua. Apakah dirinya harus berkata "Bagaimana kabarmu?" Sungguh itu hal terakhir yang bisa Jack pikirkan atau lakukan. Atau apakah... belum juga terpikirkan kata apa yang tepat untuk memulai segalanya. Namun pada akhirnya wanita yang ada dihadapannya memilih untuk memulai lebih dulu.

Meila POV

Ya tuhan apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus menyapa bosku ini oh bukan bos tetapi mantan bos, karena seingatku kemarin aku sudah menyatakan bahwa aku akan keluar dari pekerjaan yang menyebalkan itu? Yah walaupun belum secara resmi namun setidaknya dia juga sudah tahu apa yang aku inginkan.

Dengan menghela nafas panjang Meila mulai berfikir untuk menanyakan tentang apa yang tengah terjadi. Tapi sebelumnya diriku harus tahu kenapa diriku bisa kembali kekamar ini. Bukankah semalam dirinya tengah "berburu " tapi kenapa malah dirinya berakhir dengan mantan bosnya.

OK ... Sebaiknya aku harus bertanya lebih dahulu.

"em... kenapa aku bisa berada disini? Bukankah aku semalam berada di PUB?" tanya meila dengan ragu- ragu.

"Sebenarnya apa yang ingin kamu ketahui? Apakah kamu benar- benar tidak mengingat apa yang terjadi semalam? Kata Jack sambil berkacak pinggang.

"Oh tuhan, kalaupun aku tahu tidak bakalan aku akan bertanya? Jawabku kesal. 

Kenapa Tuhan bisa menciptakan orang yang semenyebalkan ini kataku teriak dalam hati. Dan kenapa pula diriku harus memiliki hubungan dengan pria menyebalkan ini.

"Ok... berarti kamu tidak ingat akan sesuatu yang terjadi pada kita?" tanyanya lanjut.

"Kita...? tanyaku yang masih saja bingung mencerna kata- katanya. Aduh hubungan apapula bukannya hubungan kerja udah kelar terus hubungan apa lagi. Ya tuhan semoga saja bukan hal buruk yang terjadi rapalan doaku yang terus mengalir, agar musibah itu tidak akan datang.

"Oh rupanya kamu benar- benar tidak ingat tentang hal yang terjadi semalam." Katanya lebih lanjut. "Tapi sebelum aku mulai bercerita sebaiknya kita sarapan dulu karena aku sudah mulai lapar tapi sebelumnya lebih baik kamu pergi ke kamar mandi aku sudah tidak tahan dengan aroma alkohol itu" Katanya sok memerintah seperti biasanya.

" Oh tuhan seandainya saja membunuh itu tidak berdosa sudah lama sekali aku ingin melakukan itu, terlebih pada lelaki yang kini tengah bertengger didepan tv" teriakku didalam hati.

Sambil terus menggerutu akhirnya Meila pergi kekamar mandi, karena sejujurnya dirinya sudah tidak betah mencium aroma yang menusuk yang menguar dari dalam dirinya. Tanpa pikir panjang dirinya mulai menyalakan air di dalam bathup berpikir bahwa berendam air hangat akan membantunya untuk menghilangkan rasa hangover ini.

Tetapi sebelum dirinya memulai ritual mandi tersebut dirinya terlebih dahulu melepas segala apapun yang melekat pada dirinya, namun dirinya kembali mengernyit melihat apa yang dirinya kenakan, karena seingatnya dirinya tidak memakai atau bahkan memiliki kemeja berwarna biru ini.

Sekelebat bayangan buruk kini bermain- main di dalam pikiran Meila, Ya tuhan tolong jangan lakukan ini. 




The Way's of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang