Bab 21

1.4K 42 1
                                        

20 menit kemudian

Dengan raut wajah yang tertekuk Meila berjalan gontai untuk menemui big bosnya. Sendari dari awal ia memang tidak berhasrat untuk pergi keluar dari apartemennya. Karena dalam angan- angannya weekend ini ia akan habiskan dengan berendam dan berakhir dengan menonton drama. Namun sekarang apa yang ada dalam kenyataan hidupnya mengandaskan apa yang jadi harapannya. Oh... hidup betapa berat ku jalani, runtuk Meila dalam hati.

Ketika Meila berada dihadapan bosnya, ia mulai mengeluarkan suara untuk menghilangkan suasana mistis yang menguar di dalam ruang tamu apartemen miliknya.

"Mr, saya sudah siap. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?" tanya Meila dengan wajah yang tetap cemberut.

"Not bad", sambil melirik kepada Meila

"Come on let's go... teriaknya sambil mengambil kunci mobil yang berada di atas meja.

Sialan gue udah susah- susah dandan, udah membuang waktu weekend ku yang berharga dia hanya bilang tidak buruk. Argh.... dasar manusia jelek, gak berperasaan, bossy, egois, baj*ng*n (kata- kata itu yang menggema dalam pikiran Meila)

Dengan wajah yang semakin tertekuk Meila kemudian masuk kedalam salah satu mobil sport milik bosnya. Meila heran berapa besar pajak yang harus digelontorkan bosnya saat melihat hidup mewah bosnya. 

Sebenarnya sih salah Meila sendiri yang terlalu mengharapkan pujian dari si bosnya. Salah dirinya juga yang menyetujui perjanjian bodoh itu, perjanjian yang membuatnya harus menuruti setiap permintaan bosnya. Dan salahnya juga mengapa ia selalu sulit  untuk membuka hatinya kepada cowok lain. Padahal bukannya narsis sih tapi emang bener banyak cowok yang mau deket sama Meila but Meila sendiri yang masihBAPER  dengan perasaan yang terdahulunya.

Saat di perjalanan menuju salah satu mansion rekan bisnis Mr. Raskal, Meila hanya menatap keluar jendela mobil berwarna merah menyala itu mobil yang memiliki harga diluar nalar Meila, dan hanya memiliki beberapa kembaran di seluruh dunia. Seperti itulah mobil milik bosnya mobil dengan logo kuda jingkrak.

Meila mencoba untuk menikmati perjalanan yang terasa membosankan ini. Hanya pemandangan dari jendelalah yang sedikit mengobati kekesalan hatinya karena terganggunya rutinitas indahnya di hari minggu. Sambil mendesah ia kemudian melirik kearah kemudi. Terlihat bosnya yang serius mengemudikan mobil fantastik itu. Argh.... perjalanan yang terlalu sepi bagi Meila, tidak ada percakapan tidak ada bunyi musik mungkin yang dapat ia dengarkan hanyalah bunyi nafasnya sendiri. Berapa lama lagi Meila harus bertahan dengan kesunyian ini? Kini yang ada di fikirannya hanyalah kebodohannya yang menyetujui perjalanan ini.



The Way's of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang