Bab 2

3.7K 78 2
                                    

Kicauan burung pagi memekakkan telingaku, gak terasa udah lama banget aku tidak mendengar nyanyian merdu dari burung kutilang , kalau biasanyahanya terdengar  suara meo, meo si kucing yang telah aku pelihara 3 tahun yang lalu. Baru beberapa jam kembali ke Indonesia sekarang aku mencemaskan keadaan Meo. Argh...Gimana yah keadaan meo apa Nasty bisa merawatnya. Nasty adalah teman seapartemenku dia anaknya loyal apalagi kalau lagi banyak duit tapi sifat jeleknya yaitu malas bersih- bersih terlebih lagi yang namanya masak ia anti banget, ya iyalah terang aja dia khan penganut aliran feminisme yang salah kaprah yang udah gak mau berurusan alias berhubungan dengan pekerjaan ibu rumah tangga. Tampak sekilas bahwa Nasty adalah orang yang cuek bisa dibilang lebih ke arah sombong tapi itu kesan pertama kali kenalan ma dia, tapi kalau udah kenal dia gak tanggung- tanggung bakalan ngebela kalau lagi ada masalah terlebih dia adalah teman curhat yang paling top. 

Aku sama Nasty sama- sama bukan mahasiswa dari Belanda, Nasty memiliki darah campuran dari chaines, latin, dan sedikit Italy. Boleh dibilang ia sosok yang sempurna yang memiliki kaki jenjang dengan tubuh tinggi 170 cm dengan wajah oval kulit yang putih mulus namun sayang ia tidak terlalu suka tampil feminim lebih suka pakai kaos oblong berpadu dengan celana jeans biru yang sudah mulai usang yups usang karena terlalu sering dia cuci, katanya sih biar natural rambutnya hanya diikat seadanya hingga helai- helai rambut liar menutupi wajahnya. Mungkin karena darah senimannya yang ngebikin dia agak urakan dalam berpenampilan, ia selalu apa adanya bahkan sekali lirik orang pasti tau bila dia memiliki sikap santai. Terkadang aku heran dengan gaya hidupnya yang tak terikat akan keterbatasan waktu.

Udah meila ayo cepetan bangun, hari besar udah didepan mata,kataku berteriak seolah- olah memberikan semangat baru semangat untuk menyelesaikan acara hari ini. Dengan langkah gontai meila cepat-cepat mandi dan memakai baju untuk pernikahan, kalau boleh jujur sebenarnya aku gak terlalu suka dengan baju kebaya ini apalagi mesti dan harus pakek sanggul, duh 5 menit aja pasti udah pusing ngeliat segedhe itu sanggulnya. Salut pada wanita, yang masih mau makai sanggul kalau ada hajatan udah panas, berat lagi apalagi kalau udah pakai jarik buat jalan aja susahnya minta ampun, belum lagi dikasih korset biar tambah lurus punggungnya aduh kog mau jadi cantik sulit gini. Baru liat aja udah mo pingsan gimana kalau udah makeknya. Sabar Meila tinggal 12 jam lagi seterusnya kamu bakalan bebas mau ngapain. 

Saat memasuki ruang keluarga hiruk pikuk keramainan ternyata sudah benar- benar terjadi so dilarang keras yang namanya melamun, melamun 1 detik aja pasti udah disenggol sana- sini. Suara pakdhe dan budhe memekakkan telinga, rasa kantuk yang tadi masih tersisa kini hilang lenyap tanpa batas wussss... 

"mei... teriak budheku, sini cepetan nak? Ayo bantu-bantu dibelakang dari pada ngelamun yang gak jelas, oh ya nanti kalau jadi penyambut tamu mukamu jangan tegang gitu pamali tau apalagi gadis cewek nanti dikiranya kamu iri sama kakakmu yang udah merried, ngerti!" 

"iya budhe mei ngerti? Mama mana budhe?" 

"o.. mama kamu, dia sudah duluan ke tempat resepsi, ntar kamu diantar Dibyo aja ya, tadi kelihatannya dia udah datang. Kamu masih inget khan sama Dibyo?" 

"Dibyo, anaknya temen baiknya budhe itu! Lho bukannya dia masih ada di Jakarta kerja kog ada di Semarang?" 

"iya kemarin Dibyo baru aja tiba dari Jakarta, kemarin budhe yang nyuruh dia buat pulang, nemenin kamu ke acara resepsi ini. Gak enak khan kalau gak ada temennya buat ngomong- ngomong di acara! Ya udah budhe panggilkan anaknya dulu di depan." 

Mampus deh!! Buat apa juga Dibyo kesini, merusak mod aja. Bukan berita umum lagi kalau budheku satu-satunya ini pengin aku deket sama Dibyo yang notabennya anak temen dekatnya. Lantaran budhe gak punya anak cewek makanya budhe ngenalinnya ke aku terlebih sampai sekarang aku belum secara resmi mempernalkan pacarku( dan ternyata aku belum punya ) so mau gak mau pilihan yang logis dimata budhe cuman aku. Dan aku,  

The Way's of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang