Setelah keluar dari kamar mandi Meila berharap bahwa semoga saja bosnya yang tengil dan tidak memiliki tata krama tersebut sudah enyah dari kamar ini. Sambil membuka pintu kamar mandi jantungnya seakan ikut berdendang ria, sambil merapalkan doa ia menapakkan kakinya menuju ke arah ruang santai dimana bosnya tadi bertengger, sesaat sebelum dirinya memasuki kamar mandi.
Meila POV
Hem.... akhirnya bisa sendirian juga, emang agak sedeng tuh si bos enak aja main sosor gitu aja. Yah walaupun bibir ini udah gak perawan tapi yah seenggaknya hargain doang prinsip dan pendirian orang enggak seenaknya main paksain gitu aja.
Tapi kenapa tadi ia harus membalas ciuman tersebut, dasar bibir gak punya pikiran. Main balas aja bukannya menghentikan apa yang dimulai bosnya malah bibirnya juga mendukung alias memberikan balasan terhadap tindakan bosnya.
Kalau dipikir- pikir sih emang bosnya jago juga masalah cium mencium, yah biasalah emang jam terbang tuh juga berpengaruh pada keahlian. Udah hampir 8 bulan jadi sekertarisnya ia juga yang ngatur pertemuan baik kerjaan dan yang lainnya. Jadi seharusnya dirinya enggak sekaget gitu juga melihat jadwal kencan bosnya yang relatif aktif.
Aduh Meila stop mikirin hal mesum itu, sebaiknya ia cepat menyelesaikan acara make upnya agar nanti si bosnya datang dirinya tidak akan disambut akan celotehan atau lebih tepatnya sikap menggerutu alias perintah.
Diiringi nyanyian kecil yang keluar dari bibirnya ia memulai memoleskan alas bedak untuk memperhalus tampilan dirinya, memang dia tidak begitu suka untuk tampil yang terlalu glamor ia hanya sedikit memberikan sentuhan bedak, lipstik untuk memberikan efek cerah pada wajahnya dan sedikit perona pada wajahnya. Sambil tersenyum puas Meila menghentikan segala urusan yang ada di depan cermin.
Kemudian ia melangkah ke dalam ruang santai untuk menikmati sarapan paginya yang tadi sudah dipesan oleh bos devilnya. Untung saja insiden yang terjadi pagi hari tadi telah hilang menguap bersamaan kepulan asap kopi yang sendari tadi aromanya mengusik penciumannya, walaupun dia bukan peminum kopi aktif tapi sesekali dirinya mengkonsumsi kafein tersebut untuk menambah energi.
ketika dirinya menikmati sarapan paginya terdengar bunyi yang berasal dari hp-nya setelah melihat caller id nya , Meila mengerutkan keningnya sambil berpikir siapa gerangan yang menelephonenya karena tidak ada identitas sama sekali tapi dari nomernya, nomer ini dari Indonesia. Sebenarnya siapa yang menelephonenya? Dengan hati- hati Meila mengangkat telephon tersebut namun ketika ia mendengar suara dari seberang sebegitu juga hawa dingin mengikutinya?

KAMU SEDANG MEMBACA
The Way's of Love
RomanceKetika suatu ultimatum dari keluarganya yang membuat Meila harus memilih diantara ketiga laki- laki . Yudit pria masa lalunya yang kini datang dengan memberikan harapan. Ataukah Meila harus memilih Dibyo seorang pria pilihan budhenya yang memiliki...