"Hallo miss, first time in the place?" Kata bertender tampan itu.
"Yach something like that, rekomendasi minuman apa yang ada disini?"
"Em... strong or middle, you can choise and i can make it?"
"Em.. oke for now i choise middle"
"As you wish mam ..."
Ternyata bertender itu bernama Thomson, dia termasuk lelaki yang ramah. Entah berapa kali dia menemaniku untuk sekedar ber chit- chat, yang aku tahu tempat ini tidak semenakutkan yang ada dalam bayanganku. Tetapi mungkin rasa frustrasi inilah yang mampu mendorongku hingga ke titik ini.
Suara dentuman musik hilir mudik memekakan telinga entah berapa banyak pasang yang sedang berlantai di lantai dansa itu hanya untuk sekedar bergoyang dan berjingkrak. Mungkin aku masih perlu belajar berbaur agar aku bisa menikmati suasana yang ada di tempat ini. Suara dering ponselku terus bergaung di dalam tas yang aku bawa. Entah sejak kapan dering itu muncul dan sampai sekarang dering itu tidak juga berhenti. Dengan mendesah panjang ku mencoba menatap layar ponsel milikku, yang ada hanya ratusan panggilan dari bos tengil itu.
Dasar bos gila, bukannya sudah jelas aku berhenti menjadi sekertarisnya jadi mengapa laki- laki itu terus saja menghubungiku. Aku muak dengan sikap bossynya yang sungguh sangat memuakkan. Terlebih sikapnya yang sok perintah ini itu membuatku sungguh muak, dan terlebih peristiwa tadi pagi yang membuatku tidak bisa mentolelir semua perilaku yang dia lakukan terhadapku.
Dan disinilah aku berada sambil memegang gelas yang entah berapa sloki Thomson berikan, yang aku tahu cuman satu hidup ini memang tidak adil bagiku, lelaki semuanya sama berengseknya yang satu bertindak bossy, yang satunya lagi penguntit, dan yang satunya lagi munafik. Mengapa aku harus menemukan pria seperti itu? Entah mengapa pikiran gila itu terus menerus mencoba untuk menggodaku pikiran untuk menjadi wanita yang bukan seperti diriku selama ini. Apakah ini efek dari rasa frustasiku ataukah karena minuman yang kini aku minum. Aku muak untuk menjadi anak manis sekarang aku harus mengubah anak manis tersebut. Dan aku berjanji anak manis itu tidak akan ada lagi, malam ini resolusi itu harus terwujud.
Dengan langkah gonta Meila bejalan kearah lantai dansa dimana laki- laki maupun perempuan tengah berbaur menjadi satu tanpa ada batasan. Dan mulailah resulusi yang Meila inginkan, Meila kemudian mencoba untuk menggerakkan badannya sesuai dengan hentakan musik yang tengah dj mainkan. Mungkin hanya butuh 5 menit bagi Meila menggerakkan badannya kemudian beberapa pria bergerak disekeliling Meila. Meila tahu apa yang para lelaki itu inginkan, dan dia juga menginginkan apa yang para lelaki itu inginkan karena itu adalah resolusinya untuk malam ini. Dan dirinya hanya perlu memilih untuk mencapai apa yang dirinya inginkan. Tetapi belum sempat dirinya memilih ada sebuah cekalan pada tangannya yang menariknya menjauh dari lantai dansa. Dengan langkah yang terhuyung- huyung Meila kemudian menghentakan tangannya agar dirinya bisa terlepas dari lelaki itu. Tapi cekalan itu bukannya merenggang tetapi malah bertambah kuat. Belum sempat Meila berteriak untuk memaki lelaki tersebut, Lelaki tersebut malah membalikkan badannya dan memberikan ciuman yang belum pernah Meila rasakan. Meila yang shock kemudian hanya bisa menikmati ciuman tersebut. sambil menggerakkan tangannya yang telah lepas Meila tahu bahwa Meila merasakan ketegapan dari balik kemeja hitam itu.
Hawa panas itu kini menguar menusuk kedalam diri Meila. Rasa gairah itu kian memancar bak nyala api yang tersiram oleh minyak. Akankah nyala itu akan membuatnya kembali hangus? Ataukah logika akan kembali kepadanya?

KAMU SEDANG MEMBACA
The Way's of Love
RomanceKetika suatu ultimatum dari keluarganya yang membuat Meila harus memilih diantara ketiga laki- laki . Yudit pria masa lalunya yang kini datang dengan memberikan harapan. Ataukah Meila harus memilih Dibyo seorang pria pilihan budhenya yang memiliki...