Bab 4

1.8K 55 3
                                        

Tanpa terasa sudah sudah 4 hari Meila bekerja di excuse publik. Walaupun awalnya cukup sulit menghendle pekerjaan yang seabreg apalagi mesti mengekori si bos buat metting inilah mengikuti acara minum teh lah dan seabreg aktifitas sosialnya.

Hubunganku dengan Jack si big bos nyatanya lumayan terjaga yah walaupun hanya sekedar  atasan dan bawahan seenggaknya dia sudah  mulai bersikap baik terhadapku, walaupun sikapnya yang bossy  membuatku mengelus dada.

kalo ditanya perkembangan hubungan temanku dengan si anak profesor yah ala-ala remaja yang tengah jatuh cintrong. Memang gak semulus film- film romantis namun setidaknya sohibku ini bisa terus tertawa bersama tunangannya si James. What ...? Tunangan, yups setelah 3 bulan menjalin kisah asmara si James dengan keteguhan hati meminang alias melamar Nasty. Jadi ikutan terharu...

Andai saja si James punya kakak ato Adik pasti gue embat jadi pacar, yah sayang dia anak tunggal. Akhirnya tetep aja setia dengan statusnya  yang jomblo. Kalo malming gini si Nasty kencan berduaan dengan James so iniah  pekerjaan alias rutinitas diriku di flat yang mungil ini yaitu menonton film ala - ala remaja masa kini yups drama korea. Biasa buat refresing biar gak bosen dengan pekerjaan yang segunung dewa. Emang dewa punya gunung apa, sambil garuk- garuk kepala tak jelas.

Seperti malam- malam minggu yang sudah -sudah dengan pakaian tempur ala penjamas dengan suplai makanan popcorn seabreg aku sudah siap dengan rutinitasku yaitu melihat film drama korea.

sedang tengah asyik menonton film korea tiba- tiba saja bunyi hp menggangguku...

sambil bermalas malasan ria aku melihat nama yang tercantum di layar hape milikku ich... si bos ngapain malming nelepon pasti masalah kerjaan lagi, nih orang apa gak ada kamus libur apa?

"hallo? ya bos?"

"malam ini?"

"iya, beres"

"Hah 20' menit lagi."

"ok"

Tuh khan kerjaan lagi, sudah kuduga emang bener firasatku

Arg... kapan hidupku akan tenang... Dasar workaholic gak punya peri kemanusiaan sama bawahan. Dengan langkah yang gontai aku bersiap- siap untuk pergi ke apartemen si big boss.

Hari ini memang bukan hari terbaik yang aku miliki, hampir 5 menit aku menungu metro yang akan membawaku ke apartemen si big boss nyatanya metro itu entah dimana keberadaannya. Namanya weekend yang ada aku buru- buru melangkahkan kakiku menuju apartemen si dewa adonis itu. 

Tanpa terasa udah 10 km aku menyusuri dinginnya malam kota amsterdam, mau gimana lagi nyatanya si metro beneran gak muncul. inilah salah satu kelemahan orang indonesia yang notabennya hidup di daerah tropis. suhu yang menurut penyiar berita 10 derajat C nyatanya berasa dikulit minus 2 derajat C.

Argh emang gak bois alias gak kece sama sekali. Sambil tersaruk- saruk aku menekan bel di depan apartemen si dewa adonis.

Tingtong-Tingtong

'Lama banget si buka pintunya gak tau ada orang yang hampir membeku kedinginan gini' , kataku dalam hati

ceklek suara pintu yang terbuka

"lama banget, emang loe lagi amnesia sampek lupa alamat apartemen gue?" kata sentilan si bos

"maaf bos, tadi saya kesini jalan kaki" jawabku asal

 "Udah tau apartemen jauh sok- sokan jalan kaki segala", kata bosku tak kalah judes

"iya bos, yang penting khan saya sudah sampai dengan selamat di apartemen si bos", gerutuku

"udah sana kamu siapin aku makan malam, assisten rumah tangga lagi cuti so sekarang cepetan kamu kedapur, udah lapar nie," perintah si bosku tanpa belas kasih

'dasar orang aneh gak perperasaan,berengsek. jauh- jauh jalan kaki cuman minta dibuatin makan malam, sebenarnya aku nih siapanya sih masak sekertaris merangkap jadi  pembantunya. Bukannya tuh orang banyak duitnya emang apa susahnya sih delivery atau makan direstoran atau suruh pacarnya yang ngebuatin makanan, huh... dasar bos sableng' runtukku dalam hati

"eh malah bengong..." teriaknya lantang

"iya bos bentar..." jawabku tak kalah lantangnya. Sambil mengerucutkan bibirnya ia mulai memilah- milah bahan makanan yang akan ia masak alhasil ketika ia mulai membuka isi kulkas tuan Raskal yang ia temukan hanyalah spagetty,keju, saos, bawang bombay, daun basil, dan dua buah butir telur. 

Orang kaya kog isi kulkasnya kosong melompong kayak gini, cekcek.... pasti ini orang sering makan diluaran makanya kulkasnya bersih- sih seperti kulkas yang baru aja dirampok dasar orang yang boros gak tau apa kalo keseringan makan diluar itu namanya pemborosan tapi kalo dipikir- pikir sih emang dia orang kaya makanya bisa makan diluaran terus tidak seperti dirinya yang arus banting tulang  memutar otak dalam mengelola keuangannya yang terbatas terlebih pada saat ini uangnya nyaris tak bersisa hanya untuk membiayai thesisnya beserta biaya mobilisasi dirinya, kataku dalam hati

Tak berapa lama masakan ala chef "Meila" tersaji dengan cantik di meja makan si big bosnya. Walaupun tampilannya agak- agak hancur but rasanya, hem .... tak tertandingi. 

Dengan langkah pelan ia menuju ke depan pintu kamar mr. raskal, dengan sedikit takut ia mulai mengetok pintu kamar kerja tersebut.

"bos, makanannya sudah siap?" kataku sedatar mungkin

"ok", sambil terdengar langkah kaki yang semakin mendekat kearah pintu kamar tersebut. tanpa mengacuhkanku yang tengah berdiri tegak didepan kamar tersebut ia melenggang berjalan kearah ruang makan. Saat melihat kearah makanan yang aku buat, ia hanya mengangkat sebelah alisnya.  Tetapi ia duduk dan menyantap makanan yang telah aku siapkan. Huh syukurlah.... kataku dalam hati dan akhirnya makanan itupun tandas.

imajinasi Meila

"wah meila enak sekali masakanmu, puji si bos

"iya pak terimakasih, jawabku pean

'hahahaha rasakan racun tikus yang sudah aku berikan pada makanan itu, sebentar lagi anda hanya akan menjadi jasad hahahaha, senyum devilku'

Dasar pemimpi, kerjapun pikirannya mesti melayang keantah brantah. 30 menit kemudian

"Saya sudah selesai makan, sekarang kamu bisa pulang?" kata bigboss

Dan disinilah aku dengan wajah conge seperti kambing aku menatap kearah bosku dengan tatapan tak percaya.... Jadi aku jauh- jauh kemari cuman diginiin.... awas tunggulah pembalasanku

"ya sudah pak saya permisi dulu" jawabku dengan enteng

'dasar orang gak tau terimakasih udah dibuatin makanan eh jawabnya nyelekit gitu tau gitu aku gak bakalan kesini udah gangguin liburan orang eh ... responnya cuman segitu




The Way's of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang