Bab 15

1.4K 50 0
                                        

The Games Is Begin

Sejak makan malam bersama bosnya, Meila terlihat sering melamun. Ia selalu dilanda rasa cemas apabila permainan tersebut nantinya akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri tapi bosnya kemarin bilang kalau ia akan membantunya melewati masalahnya dengan keluarganya. Benar masalah perjodohannya dengan Dibyo putra kesayangan dari sahabat budhenya. Bosnya kemarin bilang kalau mereka harus secepatnya pergi ke Indonesia untuk menemui kedua orangtuaku dan memperkenalkannya sebagai tunanganku.

Tapi sampai menjelang sore meila masih ragu. Ia belum mengetahui secara pasti alasan dari atasannya mengapa bosnya dengan mudahnya memintanya untuk melakukan permainan ini. Dengan agak tekejut ia dikagetkan dengan suara nyaring dari hapenya. 

Dengan malas Meila melirik call id yang tengah menghubunginya, ia kemudian menerima panggilan tersebut. 

"Mei, aku akan menjemputmu jam 5 sore? Kamu dandan yang cantik aku tidak ingin kau mempermalukanku dihadapan keluargaku" suara tegas dari seberang

"Baik pak..." hanya itu yang dapat keluar dari bibir Meila

Kemudian tanpa basa basi bosnya langsung menutup panggilan tersebut. 

Huh dasar bos resek, kurang kerjaan, otoriter. Belum- belum udah dikte sana sini tau gitu gak aku ladenin permainan konyol itu. Suara bethin meila yang menggebu- gebu

Aduh... sial udah jam 4 lagi. Kemana yah perginya nasty kenapa ia belum ada suaranya. Bukannya sejak pagi ia pergi bersama James tapi sampai sekarang mereka belum juga balik.

Dengan tergesa- gesa ia mulai membersihkan diri, sambil bernyanyi- nyanyi kecil ia memulai ritual mandi sorenya. Walau sudah lama tinggal di Belanda dengan cuaca seekstrem apapun ia merasa berkewajiban untuk mandi minimal satu kali setiap hari. Walau musim dingin berlangsungpun Meila akan membersihkan diri di pagi hari karena ia akan terasa gatal apabila badannya tidak menyentuh segarnya air.

Hampir 15 menit ia berendam di dalam kamar mandi, kini Meila tengah memilih gaun yang cocok dengan acara makan malam bersama keluarga pacar boongannya atau bosnya yang angker. Saat melihat kedalam lemarinya ia kemudian tersadar bahwa selama ini gaun malam yang ia miliki hanya 3 buah itupun gara- gara usulan dari Nasty yang memintanya membeli gaun tersebut selebihnya hanya pakaian kerja dan baju hangoutnya bersama teman- temannya. Dengan terduduk lemas ia menyesali menyetujui permintaan bosnya kini ia bingung harus memakai baju yang mana. Tentunya Meila tidak ingin mendapat sindiran dari bosnya yang superduper cerewet itu.

Sesaat kemudian sebuah ketukan berkumandang di depan pintu flatnya.

Dengan hanya memakai kaos dan celana traning ia membuka pintu kepada siapapun yang kini tengah bertengger didepan flat miliknya.

"excusme, with Mrs. Meila"

"yes, Its can i help u?"

"This is from Mr Raskal, can you accepted that?" sambil menyerahkan sekotak besar kerdus yang entah apa isinya.

"Ok thank u."

Ketika pria pengantar paket itu pergi Meila membuka kotak kardus itu. Dan betapa kagetnya Meila melihat apa yang ada di dalamnya? Meila terpana melihat itu. Kemudian ia mendengus jengkel karena sekali lagi bos besarya menunjukkan sikap otoriternya.



The Way's of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang