Dalam balut kisut kusut keprihatinan
Insan belia tak hiraukan beban
Berselempang keberanian
Minim pengetahuan
putus pengajaran
tanpa pendidikan
Menggerus lantai hitam nan tampan
tropus gempita dan gemerlapan
pada kelebatan ban-ban
Ulurkan tangan
sodorkan koran
berdendang instan
berdagang asongan
Berkencan ketidakberdayaan
Terseok tak berhaluan
Bobrok mendada tekanan
Kerandai reka-reka pias ratapan
Dalam kemas gemas mengenaskan
Menebus harap di ujung persimpangan
Mudra sayembara kematianSengat mentari tak henti goyahkan jejak lunglai penuh perban
Meniti titian hari yang sejatinya tak patut mereka emban
Jiwa-jiwa bersayap malaikat yang berlayar kesepian
Raga-raga memilukan
Namun apalah daya mereka sekalian
mengutuk langit yang tega menghunjami ketidakadilan
Takdir adalah takdir, derita tetaplah penderitaan
Tiada yang mempan menafikkan Ketetapan
Tiada lagi tindakan melainkan sebatas demikian
Menyeka peluh di rimba belantara logam iba harapan
pada bianglala tak terterka yang rentan suarkan ketiadaan
Tak peduli keadaan
Sungguh tak peduli limitasi riskan
Sederhana, cukup satu pelukan kesempatan
Kantongi sesuap makan, menyeruput sejumput angan
Tersenyum kecut pada pecut bilah kenyataan
Berjalan, berjalan, dan terus berjalan
Melawan bangsawan kehidupanDan bila malam hadirkan penghiburan
Bersengkuap beton jembatan
Beralaskan dedaunan
Perlahan mereka rebahkan badan
Desau bayu buaikan keheningan
Rehatkan kelelahan
Sendirian
Memandang rembulan anggun di kejauhan
memandang impian-impian
memandang masa depan
memandang harapan
Berkilap kehampaan
ketidaksanggupan
ketidaktahuan
kekerdilan
Di pangkuan jalanan.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Puspawarna
Poesía[Antologi Puisi] Warna-warni kehidupan membuat kita menyadari satu hal, kita tak pernah sadar apa makna sebenarnya dari warna-warni kehidupan itu sendiri. ===== Didominasi puisi/sajak berima. Daftar puisi disusun alfabetis. © Iko_Nimbuss Ilustrasi s...