[2/3]
Lima. Merdeka adalah turis asing doyan teri. Batas laut teritorial, landas kontinen, dan patok serupa kini kuno bilamana disebut misteri. Konsumen ketagihan cakalang jerih payah sendiri. Nelayan pergi riang dan pulang girang sebab tangkapan jelma galeri. Subsidi BBM bagi perahu tidak menerbit ngeri. Badai hanyalah duri. Lindungi perairan agar kelak tak dimandori.
Enam. Merdeka adalah kursi-kursi dan meja-meja dalam kelas tanpa kekangan limit. Putra-putri bangsa itu katalis futurisme yang sejatinya negara gamit. Miskin itu alasan klise tak menjawil lembar buku walau sekubit. Jadikan visual pendidikan negeri ini bak formasi insan cendekia sarat spirit. Avontur edukasi memang acap beralur rumit sedari bibit hingga ke bukit.
Tujuh. Merdeka adalah kedelai rendah kolesterol. Pabrik rokok bangat diborgol. Obat-obatan jangan selangit dibanderol. Puskesmas janganlah gengsi dicocol. Jangan pula mentang-mentang saudagar maka seenak jidat menyuruh anak kuliah medis agar besarnya berkalung stetoskop padahal minat si anak sendiri nol. Raga dan kesehatan laksana timba dengan katrol.
Delapan. Merdeka adalah pengemis yang insaf lantas perlahan rajin berderma. Kamera tidak berujung wahana pamer tagar dalam selubung piama. Canggung nihil manakala berkunjung ke panti penuh oma-oma. Tatap mengiba bukan pejaka berpalang koma. Tenarkan gotong royong dan paguyuban ibarat remaja gila drama. Simpati itu plasma. Kepedulian sosial butuh gema.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puspawarna
Poetry[Antologi Puisi] Warna-warni kehidupan membuat kita menyadari satu hal, kita tak pernah sadar apa makna sebenarnya dari warna-warni kehidupan itu sendiri. ===== Didominasi puisi/sajak berima. Daftar puisi disusun alfabetis. © Iko_Nimbuss Ilustrasi s...