Durhaka Zaman Now

333 23 2
                                    

Ibu kau langsung menangis
bukan di mata tetapi hati
tatkala dengarkan kau
meraung-raung pilu
di kamar meratap
pacar kau yang
tega khianat
memacari
sahabat
kau sendiri
belakangan
ini diam-diam.
Namun, kau tuli
mendadak ketika
ibu kau menggedor
pintu kamar kau sejak
tadi kau kalap melempar
barang-barang pemberian
pacar kau yang bahkan bila
ditotal kemudian pangkatkan
harganya sekalipun tetap takkan
bernilai apa-apa jika dibandingkan
semangkuk semur jengkol favorit
kau yang ibu kau bawakan dan
dekap di depan pintu kamar
kau sambil rela terduduk
memanggil nama kau
dan memohon kau
keluar lalu lekas
mengisi kurus
badan kau
yang sudah
sekian hari tak
menghirau porsi
makanan lantaran
kau hendak buktikan
bahwa kau mampu jadi
seseksi tubuh sahabat kau
yang macam model itu sebab
itulah sebabnya mengapa pacar
kau bisa sampai hati putuskan
kau secara sepihak sehingga
kau seketika terisak hebat
disambut adegan pacar
kau menghambur ke
tubuh sahabat kau
yang tersenyum
judes sinetron
kepada kau.
Padahal,
tidak
pernah
sekali pun
kaujalankan
nasihat bernas
dari ibu kau agar
kau tak terlampau
turuti omong kosong
orang-orang yang kerap
menilai kau tanpa pernah
peduli benar apakah bakal
kauturuti atau tidak seluruh
kepedulian palsu tersebut.
Sementara, ibu kau rela
membagi separuh apa
yang tersaji di piring
miliknya sendiri ke
piring kau tanpa
bisa kau tahu
itu bahkan
tiap kali
lapar
tuntun
kau dari
kamar ke
meja makan
usai menjawab
pertanyaan pacar
kau di ponsel terkait
sudah makan ataukah
belum di mana kau akan
tersipu dan senyum sendiri.
Tidakkah kau tahu bahwa ibu
kau hanya inginkan kau menjadi
seorang gadis cantik yang tumbuh
sehat dan tak pernah menginginkan
kau jadi replika gadis-gadis anoreksia
yang tulang kerontang sehingga begitu
mendengar kau gagal menjelma apa
yang pacar kau harapkan dari kau,
ibu kau segera menyiapkan apa
yang sangat kaubutuh lantas
ibu kau langsung menangis
bukan di mata tetapi hati.

[]

PuspawarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang