Sang Pengagum Rahasia (#3)

206 15 7
                                    

(3/3)


Sekiranya Tuhan menggariskan karunia
menghimpun kamu dan aku menjadi kita
sungguh tak mengacuh jahanam dunia
yang ketus menghunus nestapanya cerita

Kamu yang tercetuskan eksplorasi ilmiah
aku yang tertetaskan dari antah berantah
kita yang lampaunya bermasing-masing
berkat geliat teknologi kini tak lagi asing

Sekarang amblas sudah jurang pembatas
walau tak absolut menunggang mobilitas
meski masih saja berperintang diversitas
kita nyatanya lunas merintis luminositas

Kita bebas puas melanglang dirgantara
serempak menjejak ancangan pertama
kemudian membubung ke langit utara
menggapai si raksasa Polaris bersama

Menembus petala atmosfer paling tinggi
menggulung badai semaksimum energi
juga berjanji mengobral kobar semarak
mendistribusi canda, tidak peduli jarak

Aku bangga kita bisa harmoni
sejiwa, seraga, sedetak nadi
aku harap selamanya begini
mengisi, melengkapi, abadi

***


Apa daya ringkihnya tubuh ini
terlampau riskan, terlampau mini
tetapi dari sentuhanmu telak kuyakini
aku adalah kesatriamu yang gagah berani

Tidak mengapa aku memangku larung
tidak mengapa sesak dada ini terkurung
sebab dengan begitulah hatiku beruntung
bisa menempatimu, berbagi denyut jantung

Tidak mengapa aku kehilangan kedua mata
tidak mengapa dalam temaram aku terlunta
sebab dengan begitulah aku bisa mencinta
menyayangimu dalam gempita, juga derita

Aku yang sepanjang waktu mereka abaikan
aku yang dianggap angin lalu, tak terpikirkan
aku yang bahkan tidak sekalipun dibicarakan
karena kamu ... aku laksana dianakemaskan

Kulitmu yang rentan, tetapi selembut beledu
setelahnya pelan aku renggut supaya padu
mengembanglah kamu mewujud individu
dengan tulus kubiarkan diri ini jadi residu

Maaf atas hasrat yang telanjur ranum
terima kasih untuk segenap momentum
semoga kamu dapat sepenuhnya maklum
dariku, Sang Pengagum Rahasiamu, Helium

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[]

[]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PuspawarnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang