Betapa naif kau pandangi dunia dari selubang sedotan
Api yang berdesar, menggigil dalam kebisuan
Porselen usang terdiorama bidak pulan
Tangan-tangan cerca
Telinga-telinga duga
Mulut-mulut butaApalah arti setangkai mungil kemanusiaan
yang kau agungkan di tapal dipan
Lalu kau telan
Lalu kau remukkan
Lalu kau sumpah serapahkan
Tanpa pernah kau alingkan kemaluan
Tanpa pernah kau palingkan kemaksiatan
Tiada pernah kau ketengahkan TuhanKami tak peduli!
Terus saja kau beragenda
Mengarsa sketsa asa tiada jeda
Dian kecil molek di telaga marcapada
Terus saja kau sintesa sesuka kau dalam implan impian
Kami tak peduli akan daksa kau kemudian
Kami hanya pedulikan peradaban
generasi emas sependulum milenium ke depan
Bukan generasi culas tak berluhuran![]
![](https://img.wattpad.com/cover/60904155-288-k966503.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Puspawarna
Şiir[Antologi Puisi] Warna-warni kehidupan membuat kita menyadari satu hal, kita tak pernah sadar apa makna sebenarnya dari warna-warni kehidupan itu sendiri. ===== Didominasi puisi/sajak berima. Daftar puisi disusun alfabetis. © Iko_Nimbuss Ilustrasi s...