[3/3]
Sembilan. Merdeka adalah momentum industri ibu pertiwi disembah. Bukan malah getol Kolonel Sanders dan peninggalannya yang dewasa ini mewabah. Teliti mana yang tuah dan mana yang impor murah. Jangan melulu Rolex, Dior, Apple-apalah. Manufaktur lokal bukan masalah. Swadesi langkas absah. Niaga bermartabat ketika kualitas melek dan merek kalah.
Sepuluh. Merdeka adalah toleransi. Fanatisme bukan parsel sumbangsih indoktrinasi. Agama muskil menuntut sesiapa yang tak selajur agar ibadat serasi. Jangan jinjing agama sebagai hegemoni memintasi kedangkalan orasi kental delusi. Nasionalisme asasi, bukan chauvinisme basi. Pluralisme haus adaptasi. Jemawa retardasi. Minoritas tidak berpuncak sebilah negasi.
Sebelas. Merdeka adalah gamelan pengiring resepsi pernikahan. Despacito seyogianya kikuk bersandingan Bubuy Bulan. Lahan urungkanlah dijamuri beton supaya anak-anak dan engklek, gasing, juga layangan dapat berangan. Senyum sapa salam wajib membumikan kalangan. Inventarisasi aset negeri tabu lapar pengayaan. Bangsa berdaya kalau tak silau kebudayaan.
Dua belas dan seterusnya. Merdeka adalah merdeka. Jangan ada dedikasi bertubir nirleka. Jangan ada kenisbian beraneka. Jangan ada kotak-kotak dan boneka-boneka. Tidak ada mereka-reka. Tidak ada mereka-mereka. Merdeka adalah akuan peka akan bineka. Ya, kita merdeka.
[]
====================
Seharusnya dipost tepat pada waktunya, tapi baru sempat nulis sekarang. Dirgahayu Indonesia!
KAMU SEDANG MEMBACA
Puspawarna
Poesia[Antologi Puisi] Warna-warni kehidupan membuat kita menyadari satu hal, kita tak pernah sadar apa makna sebenarnya dari warna-warni kehidupan itu sendiri. ===== Didominasi puisi/sajak berima. Daftar puisi disusun alfabetis. © Iko_Nimbuss Ilustrasi s...