28» Take the Space

1.9K 104 0
                                    

Fero°•.

Motorku yang dipakai Bian mengharuskan aku dan orang-orang yang meminjam juga ikut diperiksa. Semua hasilnya negatif dengan sidik jari yang ditemukan di kabel rem yang putus. Tapi meski hasil pemeriksaanku negatif, bersama Dalton--yang sekarang entah kemana--aku harus kembali ke sini untuk menanyakan hasil pemeriksaan sidik jari dari saputangan untuk mencocokan dengan sidik jari pada kasus Bang Bian. Kami melaporkan dengan dugaan jika pelaku orang yang sama.

Tanpa kuduga Dalton keluar dari kosen pintu Kantor Polisi. Dia terlihat terburu-buru menghampiri, meski sebelumnya ia tak mengenaliku karena helm menutupi seluruh kepalaku.

"Bagaimana?" tanyaku, disertai harapan.
Dalton tak mau membicarakanya di tempat terbuka, jadi dia mengajaku ke suatu tempat. Dia bilang markasnya, tempat PPS berkumpul.

Sekarang aku siap untuk mendengarkan dengan saksama. Dalton menghela nafas, dan bersandar di sofa, seolah ia ingin melepaskan beban, namun tak cukup lama ia kembali memikulnya, tegang dan duduk tegak menatapku.

"Mereka sudah menemukan kecocokan. Mereka menduga jika pelaku adalah orang yang cukup dekat dengan kita. Kita harus bergerak membantu, biarkan kepolisisan menjadi benteng di belakang dan mencari forensik di area jangkauan luas. Sekarang kita harus mengumpulkan beberapa barang di sekitar yang mungkin disentuhnya. Kau kumpulkan beberapa barang di rumah atau dibengkel untuk mencari kecocokan. Kurasa barang tak terduga akan lebih memastikan, sementara aku akan mencari di kamar Stevy!"

Keroncongan rasanya saat mendengar titik terang ini. Aku harap semua akan selesai secepat mungkin. "Oke!" aku menyetujui.

"Bawa semuanya kemari untuk di periksa. Karena Mr. Warner tinggal di sini sampai kasus selesai untuk menjadi penghubung antara kita dan pihak kepolisian. Supaya kita tidak perlu menginjakan kaki kantor polisi pada saat menambah bukti atau titik temu. Kau pasti mengerti jika itu akan menimbulkan kecurigaan jika psiko itu mengintai. Selanjutnya kita akan membuat rencana di sini setelah Mr.Warner menemukan kecocokan kedua dengan barang yang kita kumpulkan."

Ada hal yang membuatku merengut, bagaimana Dalton ataupun Kepolisian begitu meyakini jika pelaku merupakan terdekat. "Dari mana mereka tahu dia orang di sekitar kita?"

Dalton menjentikan jari mengingat sesuatu. "Ah! begini, Mr. Warner sempat bilang jika sidik jari yang didapat sama dengan sidik jari yang sudah ada dalam data. Pelaku bukan pertamakalinya melakukan kejahatan. Dia buronan. Dia pernah melakuka kejahatan keji beberapa tahun yang lalu.

"Kasus itu tertunda, karena saat itu polisi samasekali tidak bisa menemukan sidik jarinya di TKP, satu tahun setelahnya kasus tersisihkan.

"Dan munculah kasus pembunuhan lainya di kota sebelah, jika dilihat dari cara membunuhnya yang tidak manusiawi dan jarak antar kota yang dekat, diduga jika pelaku adalah orang yang sama dengan kasus setahun ke belakang. Seminggu kemudian sidik jari ditemukan atas kecerobohan sang pembunuh. Mungkin ia kehabisan atau lupa memakai alat penghilang sidik jarinya pada saat menyentuh daerah akhir. Dan kecerobohan terulang pada kasus kecelakaan Bian. Ah, jadi kita mencari sidik jari yang ketiga, yang sama dalam data."

Sidik jari dari pembunuhan Arsega itu sidik jari yang pertama. Kedua di saputangan, dan ketiga akan kami cari dari baramg-barang. Oke!

"Siapa korban empat tahun yang lalu atau di kota sebelah yang kau maksud? apa polisi memberi tahumu?"

"Mr. Warner bilang pembunuhan Dominic Lorth, empat tahun lalu! Dan setahun kemudian, Arsega di kota sebelah." Aku tersentak.

"Kenapa?" tanya Dalton segera setelah melihat reaksiku.

"Dominic, salah satu musuh geng motorku." Dalton menatapku, nampak terkejut atas pengakuanku secara tak langsung. Ia seolah ingin mendobrak dan mencari tahu apa yang ia tak ketahui tentang diriku. "Aku ketua geng motor, tapi dulu," tambahku menjelaskan membuatnya menghela nafas.

Sugar MintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang