Di tribun penonton, tepatnya di atas motornya Fero dengan tidak sabar menunggu rekannya segera mencapai garis finish. Seperti yang diperkirakan Stevany lelaki itu merasa gemas sendiri apa lagi setelah beberapakali kilatan mewah bumper mobil berwarna biru tua menggodanya. Tapi sayang kondisi tubuhnya memang jauh dari kata fit.
Fero:
See! I can't get the blue monster! oi !Fero:
Yaaaang ya ampun, ngiler nih...Itu bukan chat pertama atau pun yang kedua kalinya yang ia kirimkan pada Stevany. Dan sejak tadi itulah Stevany tak menanggapinya apalagi membacanya, yang ada malah tanda √ yang menghiasi bulatan chatnya.
Fero berpikir jika gadisnya tak punya hak untuk mengacuhkannya setelah permintaan tidak ikut balap yang diajukanya ia kabulkan.
Terlepas dari kegiatan Fero. Tepat arah berlawanan dengan garis start sedan hitam menyisi dekat bangku penonton, berhenti lalu pengendaranya keluar dengan gusar dan langkah gergopoh-gopoh. Histeria dan keramaian penonton serentak menghilang setelah mendengar lelaki itu bertetiak-teriak memberitahukan sebuah kabar. Kabar buruk, lebuh buruk dari kabar penggerebekan polisi yang sering mencium aktivitas ilegal mereka, kali ini karena terjadinya kecelakaan pada salah satu mobil peserta.
Mendengar hal itu Fero beranjak dari motornya, lalu menghampirinya dengan langkah cemas "Apa mobilnya?" tatapannya seperti mewaspadai balasan yang akan didengarnya.
"Sedan hitam bermodifikasi handletteting putih." Jawab si laki-laki berkepala plontos itu dengan cemas.
Fero membelalakan matanya dalam waktu sejurus, ia memilih untuk menunggangi motor sportnya.
Fero menoleh kembali setelah mendengar lelaki itu menyerunya dengan sebutan populernya di jalanan, knight.
"Sebuah taksi menabraknya hingga terjungkal, dan aku yakin pengendara itu tewas!" Lelaki itu menjelaskan dengan teriakan gemetar.•
Balapan dinyatakan harus diakhiri meski belum setengahnya berjalan. Mereka harus pergi, mereka tak mau menanggung resiko dengan harus berurusan dengan polisi yang mungkin mencium kecelakaan ini.
Motor sport merah diikuti dengan beberapa motor di belakangnya yang memilih melihat kecelakaan itu. Fero memimpin arak-arakan orang-orang cemas.
Dari jauh, dari atas motornya yang melaju cepat Fero melihat mobil dengan posisi terbalik dan terbakar di tepi jalanan sunyi tepat di depan taxi yang sudah penyok. Tapi pemandangan di tengah malam itu tak sampai mengejutkan Fero, bukan karena ia tak khawatir, melainkan ada yang lebih mengerikan dan membuatnya lebih fokus memandangi kengerian itu. Ini bukan kecelakaan biasa. Rega terkapar dengan tubuh nyaris bermandikan darah tengah ditodong pisau oleh seorang perempuan gila yang menginjak dadanya dengan laga pongah.
Selain suara beberapa motor, cahaya dari lampu motor pun ikut membantu lampu merkuri yang berdiri tegak menerangi si perempuan dan membuatnya menyadari keberadaan Fero.
Larisa menoleh dengan gibasan cepat, tatapan tajamnya langsung tertambat pada Fero. Harusnya dia sudah mati. Gumam hati lelaki berambut hitam kecokelatan itu saat turun dari motornya.
Larisa melepaskan pijakannya dan dengan cepat menghampiri Fero yang juga menghampirinya. Larisa memutarkan pusau kepada Fero. "Lihat aku!" teriaknya.
Pandangan Fero yang masih memerhatikan Rega yang rikuh bangkit, akhirnya ia posisikan tepat pada wanita gila di hadapannya. Diperhatikannya penampilan lusuh yang mengerikan dari gadis itu sebelum akhirnya ia tersentak karena mendengar tawa keras culas Larisa yang meremeh. "Jika kau tanya darah siapa ini aku akan jawab dengan senang hati sayang." Ujar larisa dengan seringai iblisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mint
Teen FictionROMANCE-THRILLER 17+ Ambil sisi positifnya Stevany Leonard cewek terceroboh seantero sekolah dengan sifat periang, ia dipertemukan dengan lelaki yang justru memilik kepribadian bertolak belakang denganya. Dia adalah Fero Rightwart, cowok cuek pender...