36» Comes again!

2.2K 108 2
                                    

Gak akan tamat sebelum penyiksaan terjadi pada Setvany *KetawaJahat* Karena itu ide dari keseluruhan cerita Sugar Mint.

Stelo s.k.a Stevany PoV

•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Senja ceria mengeksplorasi jingga yang meronai langit seolah mencegah air mataku untuk menetes. Teringat kembali pada semerbak bunga dalam mimpiku minggu lalu, aromanya sama percis dengan kelopak bunga yang terhampar ruah di atas gundukan tanah di depanku. Aku menangis tapi aku tersenyum. Menatap tak percaya ukiran namanya di papan nisan seolah wajah bahagianya yang terakhir kulihat, membelai papan tersebut untuk yang kesekian kalinya, dan menjadikan sapuan barusan menjadi sapuan terakhirku di sore ini.

Fero yang sedari tadi mengusap-usap bahuku untuk menenangkan, mengubah sapuan itu menjadi sebuah cengkraman intreruksi agar aku segera berdiri dan meninggalkan tempat ini. Sejak Fero mengucapkan permintaan maaf untuk Galang kami tak bicara lagi, aku disibukan dengan kebahagiaan dan kesediaan yang kurasa secara bersamaan. Alasanya Galang meninggalkan aku tapi sisilsin dia pergi untuk dapat bersama Ghea.

Akhirnya Fero menggiringku ke mobil.

Mobil melaju dikemudikanya dengan wajah yang ekspersinya dapat kulihat dari kaca yang tergantung di depanku, meski tak dapat kujelaskan tapi masuk dalam mimik yang tak enak dipandang, ia seperti terpusat pada sesuatu tapi yang jelas bukan pada jalan di hadapannya.

Aku merasa seperti sedang berduaan dengan sebuah manekin pria jika saja ikhirnya ia tak menghela nafas. "Would you bite something?" tanya Fero setelah mendorong perseneling di sisinya, lalu memberiku sekilas senyuman hangat.

Aku menatapnya, perlahan kerutan di dahiku terukir rumit begitu saja, pertanda bahwa aku otaku sedang berusaha mengartikan maksudnya. Hingga akhirnya aku tersenyum atas suatu persepsi yang kubuat, kutorehkan senyuman yang lebih cocok disebut dengan seringai jahilku.

"Baveragecafe or you have another?" tanya Fero lagi, tanpa disadarinya pertanyaanya itu merubuhkan segala macam spekulasi yang tercipta diotakku, mendadak rasa malu menelungkupiku, kulirik spion kiri untuk memastikan, dan benar saja kudapati rona blushing mengembang di wajahku.

Bite! it's for ea ... eating food! not for bite of a soothing kiss or something kinda! Duh Stel ... Stel, untung aja gak nyosor. Menjitak kepalaku bersamaan dengan suara hatiku. Untungnya tak sampai mencuri perhatianya.

Kulirik si supir yang mengendalikan mobil yang juga beberapakali meliriku untuk menerima konfirmasi jawabanku.
Setelah berhasil menelan rasa malu, akhirnya aku berani membuka mulutku meski menyahut dengan sedikit gerogi.

"Follow you."

Dia terkekeh tanpa alasan yang kuketahui.

Setelah banyak berbincang sembari makan, tak terasa langit sudah gelap, tapi Fero masih ingin bersamaku jadi dia mengajaku nonton, bukan sejenis film di bioskop, tapi layar lebar jalanan yang disorotkan ke dinding gedung kesenian. Dimana para seniman seni lukis mempertontonkan video hasil-hasil karya seni lukis mereka, yang punya acara semacam komunitas yang kuyakin Fero pasti mengenal mereka. Orang-orang yang menonton bebas duduk di mana saja, dan kami berdua termasuk dalam kelompok orang yang memilih duduk di atas kendaraan pribadi.

"Aw amazing!" Terpana pada lukisan yang ternyata dibuat dari hal yang tak terduga--dari cat yang dimuntahkan si seniman.

Sugar MintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang