32» Misery

1.8K 99 10
                                    

Lullaby PoV°•.

♥♪♥♪♥♪♥♪♥ ♥♪♥♪♥♪♥♪♥♪♥

Mempersembahkan

» Sugar Mint «

"Karena tak ada seorang pun yang terlahir jahat, kehidupanlah yang mengubahnya. Dan semua berjalan sesuai pilihan hatinya. Cahaya atau kegelapan."

Sore itu Stevany tengah sibuk memasukan beberapa bajunya tanpa diseleksi, ia tak peduli jika ada baju yang tak disukainya, atau kaus dengan warna mencolok ikut masuk ke dalam backpack-nya.

Hatinya menyesal karena tak sempat menceritakan semua ini pada Dalton, alhasil abangnya itu bukan bersiap mengantarnya mengungsi malah pergi entah kemana. Setelah menyampirkan tas dengan cepat ia turun ke lantai bawah dan mengenakan jaketnya yang tergeletak sembarang di atas sofa. Terburu-buru membuat dirinya serba lupa dan bingung. Sepatu. Ia belum mengenakan sepatu ketika turun dari kamar.
"Shit!" gerutunya. Daripada harus menaiki tangga lagi lebih baik yang strategis saja. Sepatu roda berwarna merah yang bersarang di rak samping frame dapur segera beralih ke tangan gadis blasteran itu dan dengan cepat ia mengenakanya.

Stevany segera meluncur ke beranda rumah. Tembok yang licin, dan hobi lama yang terlupakan, ditambah belum sempat menginjak rem di bagian depan sepatunya membuat bokong Stevany harus berakhir atas di teras. Untung saja kedua lengan dan lehernya sergap menahan bagian kepalanya agar tidak ikut membentur ubin. Selain tubuh bergetar dan menggelepar, kecerobohan baginya merupakan Panic-attack yang paling unik yang dideritanya.

Ia segera bangkit dan menggeser kunci layar di pinselnya.

Stelo: Bang cepet pulang anter aku! (√)

Oh tuhan, betapa kesalnya ketika ia melihat tanda ceklis menghiasi sudut pesanya untuk Dalton. Tapi keetika nama Galang muncul di time-line, Stevany tak ambil pusing lagi untuk menghubunginya dan meminta bantuan mengantarnya.

Stelo: My pity, can you help me?

Galang: Jir jadi kesayangan bidadari

Galang: yes hero here, what's wrong?

Stelo: Bring me from this hell.

Galamg: Wait I'm gonna to cath you right know!

Stelo: Hurry up!

Duduk di tangga teras. Kakinya yang agak bergetar di hentak-hentakan sembari mempersibuk diri dengan menyebut angka-angka yang sebenarnya tak membantu untuk menyelamatkanya dari ketakutan atau kenyataan.

"29, 34, 40, 47, 52--" Gadis itu berhenti mengitung, sekarang tanganya meremas lutut dan giginya menekan kelopak bibir bawahnya. "Berhenti menghitung! jangan jebak dirimu jadi OCD." ujar batinya.

Matanya bergerak gusar menulusuri pemandangan di depanya, sesekali ia membalikan tubuhnya dalam satu hentakan, hanya untuk memastikan tak ada seseorang di balik punggungnya yang keluar dari rumah sambil menenteng pisau.

"52, 58, 65--"--Ia menghela nafas--"Okey ... Stop!"

OCD mengingatkanya pada Larisa. Dan mengingat Larisa membuatnya semakin takut.

Penyakit mental, sebuah reaksi untuk menyingkirkan atau mengatasi kepanikan dan ketakutan berlebih. Larisa Psikopat yang menderita OCD. Ia mengatasi rasa takutnya yang datang berlebih dengan cara menghabisi nyawa seseorang yang ditakuti dan dibencinya. Dan Stevany sadar namanya tertera dalam daftar, bahkan mungkin berada pada peringkat utama. Larisa takut ia merebut Fero--dan memang itulah yang sudah ia lakukan tanpa sengaja. Apalagi Stevany menceritakan kronologis kecelakan anaknya.

Sugar MintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang