20» ψ Bloodcurdling ψ

3.1K 139 4
                                    

Semangat baru di semester dua!
Thanks for my hero, dia telah membantu banyak dalam renovasi nilaiku.
Pergi ke ruang ganti, untuk membawa baju olah raga di berangkas, bajuku sudah lama tak terpakai, ingat? Jika mama mengajukan izin khusus agar aku tidak mengikuti pelajaran tersebut, tapi sekarang aku ingin sekali mengikuti basket. Aku pasti akan mirip robot yang kaku saat memegang bola nanti.

Terbelalak dan menjerit ketika sebuah baby-doll dengan keadaan terkoyak kulihat jelas dalam brangkasku. Bajunya dipenuhi bercak merah, sebelah matanya hilang, rambutnya digunting acak dan sudut bibinya dilukis sampai menyerupai seringaian menakutkan. Selain itu perutnya bolong disumpal usus yang terurai sampai pada genangan merah di antara kaki boneka itu. Terserah orang akan menyebutku idiot, karena sekarang aku penasaran! Kusentuh cairan merah pekat itu dengan ujung-ujung jari tanganku, menciumnya untuk memastikan, saat hidungku mendekati jariku bau karat langsung menusuk. Bulu kuduku meremang. This is real, Oh my god!

Memutar badanku menatap tutup brangkas yang ditempeli sobekan kain putih, "I'll catch you!" ditulis dengan darah. Shit! Baju olah ragaku terkena darahnya!

Apa yang kurasa membuatku berinisiatif untuk bergerak mundur beberapa langkah? mematung dengan tatapan tak percaya terarah ke dalam berangkasku. Memutar otak, menerka-nerka siapa yang tega melakukan ini? Setahuku di sekolah tak ada geng penguasa yang senang membuli sampai sejauh ini, berpikir lebih dalam lagi, mengingat-ingat apa aku pernah membuat seseorang begitu kesal atau begitu marah? yang kubuat kesal mungkin saja banyak, tapi yang kubuat sangat kesal sampai benar-benar marah sepertinya tidak, kecuali mama. Tapi tidak mungkin sekali mama melakukan hal ini padaku. Lantas siapa? Apa Audi? Atau Kakak-kakak kelasku? Agh! Tidak mungkin, sifat centil dan manja mereka sangat bertolak belakang dengan hal berbau psikopatisme.

Tanpa bisa kuhentikan, ruangan tiba-tiba saja berputar cepat, mungkinkah ini efeknya jika aku berpikir terlalu keras? Oh shit! Memegangi kepalaku yang berdenyut sampai menularkan cairan merah di ujung jari pada keningku.

Kembali kutatap tanganku, tersentak ketika melihat kulitnya terlumuri darah, cincin special yang melingkari jari manisku pun sampai tak terlihat sinarnya.

Sontak aku merasakan hawa dingin menggelitik punggung dan tengkuk, perintah hatiku agar aku segera menutup mata agar menghilangkan sebagian faktor ketakutan yang bisa kulihat. Tapi bukannya mendapat ketenangan, yang ada khayalan itu tergambar semakin nyata, aku malah melihat tetesan darah kental berjatuhan pada keramik putih, mengalir di dinding ruangan yang juga berawarna putih. Dalam sekejap deretan berangkas terbuka seperti etalase, dan dari dalamnya darah mengalir deras. Warna merah cairan itu berubah menjadi maroon karena ruangan kian meredup. Suara aliranya berdesir ke lantai terus melaju ke arahku, hampir menyentuh kakiku, jika saja aku tak segera mundur merapatkan punggung pada dinding. Sialnya punggungku malah tersiram aliran karat yang mengalir di dinding dan berjatuhan dari kanopi, mengubah warna baju seragamku.

Darah itu tak bisa dihentikan.
Semakin lama semakin banyak hingga menggenangi mata kakiku... lututku... lalu naik kepinggangku membasahi rok-ku. Aku menjerit sambil berputar-putar di tempat. Sampai akhirnya kolam darah menenggelamkan aku. Kegelapan yang pekat datang perlahan, menyudutkan aku pada rasa takut yang lebih jauh lagi, aku bergerak gusar berenang dicairan kental yang anyir. Mendongak untuk tetap mendapatkan oksigen. I dont wanna died like this! God look at me! Give your hand and take me from this hell!

Flash!
Hilang.

Aku sudah tersungkur di lantai dengan tubuh yang bergetar dan berkeringat. Mual dan pusing juga rasa lelah payah menyerangku berempug dengan rasa takut yang menyiksaku.

Nasafku tak teratur, aku tak pernah selemah ini pada darah, tapi setelah menyaksikan Psikopat Mutated di Blackevent sepertinya mentalku tak sama lagi. Rega yang telah menantangku, tak bisa kupungkiri jika aku sedikit menyalahkannya.

Sugar MintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang