11» Hurts

3.4K 186 2
                                    

Lama tak jumpa :D Maaf something bikin aku males lanjut.
Tetap maafkan saya atas Typo dan EYD yang masih saya pelajari.

❀❀❀❀❀❀ ❀❀❀❀❀❀ ❀❀❀❀❀❀

Jadwal di hari sabtu hanya diisi oleh dua jam pelajaran saja, dan sisanya dihabiskan oleh ekskul olah raga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadwal di hari sabtu hanya diisi oleh dua jam pelajaran saja, dan sisanya dihabiskan oleh ekskul olah raga.

Aku tidak segera pulang ke rumah karena Fero mewajibkan agar aku menonton pertandingannya, dengan senang hati kuindahkan permohonannya, karena aku sendiri memang menyukai basket, malah aku menjanjikan hadiah jika dia memenangkan pertandingan.

Setelah kehabisan suara karena bertetiak-teriak di sisni, akhirnya tiba juga di penghujung pertandingan, peluit menjerit panjang, menandakan pertandingan basket antara tim lawan yang di pimpin David dan tim sekolahku yang di ketuai Fero telah usai, dan angka kemenangan disandang oleh tim—ekhem—kekasihku.

Sorak kemenangan berkoar-koar, tapi di sisi lain desahan kekecewaan terhempas dari mulut-mulut supporter lawan. Sememtara aku gundah sendiri mencemaskan keadaanya, di tengah pertandingan tadi pemain bernomor belakang 17 dengan nama 'Ario' mendorongnya sampai jatuh. Ario pasti merasa jengkel karena Fero cukup baik berperan sebagai tombak di timnya, shoot yang dilakukannya tak jarang ikut berpartisipasi menambah score.

Proud of you babe!

Saat dia menagih hadiahnya nanti akan kuberikan benda yang ada di genggamanku saat ini, yaitu sebuah handuk dan sebotol air mineral yang berisi tinggal setengahnya, karena stengahnya lagi habis kuminum.

Aku tidak sabar, dia pasti tercengang takjub menerima hadiah ini.

Para supporter yang bising mulai meninggalkan lokasi. Telingaku akhirnya agak bisa beristirahat dari teriakan-teriakan mematikan itu.

Kulihat para penari cheers ber-rok mini yang sepanjang pertandingan berjingkrak dan berteriak berhenti melakukan aktivitasnya, termasuk menghentikan gibasan rumbai-rumbai rapia yang melekat di pergelangan tangan mereka. Deskripsi yang buruk memang, dengan menyebut benda itu rumbai-rumbai rapia, jangan banyak protes! Dan terima saja! Apa yang bisa diharapkan dari gadis yang mengisolasikan hidupnya dari benda-benda girly.

Baru saja kakiku menginjak garis di tepi lapangan, para pemandu sorak itu berlarian mendahuluiku, tak ayal aku dijadikan bahan tabrakan dan senggolan mereka. Tapi gerombolan pinky itu acuh-acuh saja menyerbu lapangan dan mengumpul di satu titik, yap! mengerumuni para pemain basket.
Fero pun sama, ia terjebak di lingkaran setan itu.

Sialan! Setelah kutelaah ternyata memang Ferolah yang jadi pusat magnetnya.

Ia terlihat risih sesekali bibirnya mengernyit kesal, disibak dan disingkirkanya siapa pun yang menghadang,—ceileh menghadang, badai kali—dengan terpincang-pincang Fero meninggalkan teman-temanya yang justru merasa senang terkepung di sana. Beberapa personil cheers merutuk kesal melihat Fero yang menjadi pusat memilih pergi dari pada merayakan bersama-sama. Jika saja aku jadi salah satu dari mereka, aku juga pasti akan kecewa dengan sikap tak bersahabatnya itu. Fero melenggang lemah dengan cedera kecil di kakinya, wajahnya tertunduk menatap pijakan, tangan resahnya sesekali menyeka keringat yang mengalir deras di dahinya. Fero yang haus air dan angin hanya berinisiatif menarik-narik baju di depan dadanya untuk mendapat sehembus kesegaran.

Sugar MintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang