***NOTE : Baca chapter ini sambil di play ya video diatas, biar feelnya dapet ;;) Happy reading!
=========================================
H-25
Ana terbangun dan terkejut saat mengetahui ia sudah berada di dalam kamar Wildan. Ini artinya Wildan sama sekali tidak pulang ke rumah. Terlihat dari kamarnya yang masih sama saat Ana memasukinya.
Ana kemudian teringat lagi kejadian semalam saat Wina menceritakan semuanya tentang Wildan. Dirinya sama sekali tidak tahu bahwa laki-laki 6 tahun lalu itu, sosok tinggi dan gagah itu adalah Wildan Adiatma, suami kontraknya sendiri. Ana kemudian bangun dan menatap sisi ranjang disebelahnya yang kosong.
Wildan selalu tidur di sisi ini...
Kemudian Ana mulai memperhatikan sisi ranjang kosong itu dengan mata yang berair, kepalanya benar-benar tidak harus berpikir apa dengan keadaan yang seperti ini. Dirinya sendiri tidak bisa bagaimana caranya mencari tahu tentang Wildan dan berbagai rahasia yang ia tutupi di belakang Ana selama ini.
Ana berdiri dari tempat tidur, ntah kenapa hatinya seperti menyuruhnya untuk memeriksa lemari Wildan yang ada di kamar ini. Perlahan Ana membuka lemari Wildan yang pintunya dibuka dengan cara digeser ke samping. Ana melihat deretan formal suit yang biasa dikenakan Wildan setiap pagi, dasinya, kemejanya, dan berbagai koleksi jam mahalnya, tersusun dengan rapi disana. Ana kemudian melihat kotak dibagian paling atas lemari. Sayangnya, lemari Wildan begitu tinggi, sulit bagi Ana untuk mengambil kotak dibagian rak atas itu.
"Bodoh, pakai kursi itu, sudah tau badanmu itu pendek." Ana terkejut saat melihat sosok Wildan yang ada disebelahnya yang tersenyum kemudian saat Ana mengerjapkan matanya sosok Wildan menghilang. Hati Ana meringis, Apa aku begitu merindukan kamu, dan?
Saat Ana menemukan kursi yang ada di meja kecil di sudut ruang kamar, Ana segera menaiki kursi itu dan berhasil mengambil kotak berwarna hitam yang mencurigakan itu. dengan cepat Ana membawanya ke atas tempat tidur dan membukanya disana.
Dalam kotak itu hanya ada sebuah Amplop yang posisinya tertutup. Saat Ana membalikkan Amplop surat itu dibagian depan, tertulis disana.
'Ana Baskara'
Saat Ana membaca namanya yang tertulis disana, saat itu juga Ana tahu tulisan itu adalah tulisan tangan Wildan yang rapi. Perlahan Ana membukanya dengan tangan bergetar,
*
Teruntuk Ana, perempuanku sejak 12 tahun lalu.
Bagaimana? Akhirnya kamu bisa kan menemukan kotak ini? Saya tahu, kamu bukanlah perempuan biasa saat Saya pertama kali mengenalmu.
Ana...
Apakah kamu tahu? Kamu itu orang yang sulit ditebak. Selama Saya hidup, Saya selalu tahu apa yang diinginkan oleh seseorang jika mereka berpura-pura mendekati Saya, ntah mereka menginginkan uang, kontrak kerja, menghancurkan perusahaan, tapi itu tidak denganmu.
Pertama kali Saya bertemu dengan Ana Baskara adalah saat Saya berada di rumah sakit, menemanimu saat Ibumu menghembuskan nafas terakhirnya karena kecelakaan hebat itu.
Apakah kamu tahu, Ana?
Disana Saya berdiri dibelakangmu, menatap punggung lemahmu dari belakang yang bergetar hebat saat mendengar ibumu pergi dari sisimu. Saat itu juga pertama kalinya Saya tahu, begitu menyenangkannya jika ada seseorang yang menangis begitu kencangnya saat Saya pergi dari dunia ini.
Saat itu, kamu menangis hebat tidak sadar dengan keberadaanku yang ada di belakangmu, menatapmu dengan pandangan kagum. Untuk pertama kalinya saat itu Saya tahu, apa maksud dari perkataan Ayah saya tentang 'Ana membutuhkan seseorang yang menjaganya'
Apakah kamu tahu, Ana?
Kemudian kita dipertemukan lagi, di tempat yang sama dan kejadian yang menyakitkan bagimu. Saya menemanimu lagi saat Ayahmu pergi dari sisimu saat itu anehnya, kamu tidak menangis. Saya yang berada di belakangmu terkejut dan saat Saya mendekatimu dan menatap kedua matamu waktu itu, saat itulah hatiku berkata 'Saya ingin menjaga kamu'.
Tidak Ana, jangan mempercayai laki-laki brengsek seperti Saya.
Begitu bodohnya Saya saat memberikan tawaran pernikahan kontrak itu disaat kamu masih berduka dengan kematian Ayahmu. Begitu bodohnya saat Saya ingin menjaga hidupmu tapi malah menyengsarakan kehidupanmu.
Apakah kamu tahu, Ana?
Kita berdua terjebak dalam masalah orangtua kita di masa lalu. Saya tahu, kamu sudah menemukan fotoku dengan Arza di laci ruang kerjaku, kenapa Saya tidak menanyakan hal itu kepadamu?
Karena Saya begitu takut kamu akan meninggalkan Saya dengan cepat jika kamu mengetahui apa yang sudah terjadi selama ini, Ana.
Ingatkah kamu saat Saya mengatakan Saya tidak akan pernah bisa menikahi kamu?
Percayalah Ana, kamu akan menyesal jika menikahi laki-laki brengsek seperti Saya. Saat saya menciummu dikamar waktu itu, pertama kalinya saya merasa saya memiliki tujuan hidup, tapi sayangnya Saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk menemani kamu.
Apakah kamu tahu, Ana?
Saya adalah alasan mengapa kamu ditinggalkan oleh ibu dan Ayahmu. Ingat kecelakaan ibumu 6 tahun lalu? Ayahmu saat itu mengendarai mobil bersama dengan ibumu menuju ke rumah Saya untuk bertemu dengan kedua orangtua Saya dan Saya sendiri. sampai akhirnya kemudian laki-laki brengsek itu berhasil membalaskan dendamnya kepada Ayah Saya dengan cara membunuh ibumu lewat kecelakaan itu.
Tidak Ana, percayalah.. ini yang sebenarnya terjadi.
Jika bukan karena keinginanku yang ingin bertemu dengan orangtuamu dan ingin diperkenalkan oleh anak mereka yaitu dirimu malam itu, mereka tidak akan mengendarai mobil kerumah Saya dan tidak terkena kecelakaan itu.
Apakah kamu tahu, Ana?
Semenjak itu, Saya tidak bisa tidur. Cukup lama saya mengkonsumsi obat penenang karena kecemasan selalu datang. Akhirnya, Saya menenggelamkan diri saya dalam minum minuman keras. Kemudian sampai akhirnya Saya divonis penyakit itu... setahun lalu... saat pertama kali Saya menandatangani kontrak pernikahan denganmu.
Apakah kamu tahu, Ana?
Setiap Saya melihat punggungmu yang begitu lemah, Saya ingin memeluk kamu dan menjadi penguatmu dalam hidup, disaat kamu menangis Saya ingin berada di sampingmu dan mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja karena kamu memiliki Saya', disaat kamu sendirian Saya ingin menemani kamu dan membuktikan bahwa hidupmu aman dengan Saya.
Tidak, Saya tidak akan pernah melakukan itu kepadamu Ana. Saya begitu brengsek,
Saya adalah laki-laki brengsek yang sudah membunuh kedua orangtuamu.
laki-laki brengsek ini sangat ingin menjagamu sejak 6 tahun lalu,
Laki-laki brengsek ini pertama kali diajari tentang hidup saat bertemu denganmu,
laki-laki brengsek ini begitu menyesal dan begitu ingin memohon maaf kepada kamu atas kesalahannya,
Maafkan Saya Ana..
Karena laki-laki brengsek ini mencintai kamu,
Saya, laki-laki brengsek ini mencintai kamu.
Aku mencintai kamu, Ana.
Air mata Ana mengalir begitu deras di wajah Ana, dirinya menangis terisak dan sesak nafas membaca isi surat itu. Saat itu juga Ana melihat ada sebuah foto dan cincin disana, terselip sobekan kertas disana berisi tulisan tangan wildan,
"Ana, jika Saya dilahirkan kembali, Saya akan tetap memilih kamu dan menikahi kamu dan menjalani pernikahan bahagia bersamamu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
(un) Happy Wedding
Romancefollow dulu apabila ingin membaca! Happy Reading! "Aku membencinya, dimulai dari perkenalan yang luar biasa tidak terduga. Aku benci sifatnya yang egois. Aku begitu membenci laki-laki itu hingga membuat Aku tidak bisa menjauh dari dirinya.." - Ana...