"Pertanyaan terakhir cukup sulit. Siapa yang bisa jawab?" tanya Zurei-sensei pada semua murid kelas 7-A.
"Saya, pak!" jawab seorang siswa mengangkat tangannya.
"Ya. Silakan kau maju!"
Siswa itu pun beranjak dari bangkunya lalu berjalan maju ke depan kelas dan menulis jawaban dari pertanyaan sensei.
"Bagus sekali! Jawabanmu benar!"
"Woah! Takao-kun hebat, ya!"
"Kekasihku pintar!"
"Takao-kun! Ajarin aku dong!"Hampir semua siswi dan siswa memuji siswa yang bernama Takao itu. Namun, itu tidak termasuk salah seorang siswa yang memiliki surai hijau yang sedang menggerutu karena hal tersebut.
"Tch, biasa saja padahal. Aku juga bisa mengerjakannya, cuma aku kalah cepat darinya."
Teman sebangku yang mendengar gerutuan siswa bersurai hijau itu langsung mengalihkan pandangannya ke siswa itu dan berucap, "Heh? Masa?"
"Iya, [Name]. Ngomong-ngomong, kenapa kau tidak menjawab pertanyaan itu?" tanya Midorima-nama siswa hijau itu.- "A-aku bertanya seperti itu bu-bukan berarti peduli padamu-nanodayo!" lanjutnya lagi seraya menaikkan kacamatanya.
"Aku tidak tahu jawabannya. Jadi, tidak aku jawab," jawab [Name] santai.
"Souka."
.
.
.Tring!! Bel istirahat pun berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas.
[Name] berdiri dari bangkunya lalu menghampiri kedua sahabatnya, Aemi dan San.
"Aemi-chan, San-chan!" panggilnya.
"[Name]!" balas San.
"Ayo kita ke kantin, [Name]-chan, San-chan!" ajak Aemi beranjak dari bangkunya. Diikuti oleh San.
Mereka bertiga pun berjalan keluar kelas menuju kantin.
# SKIP
Sesampainya di kantin, [Name] dan kedua sahabatnya memutuskan untuk duduk di meja yang ada di pojokan.
"Nah, sekarang kalian mau pesan apa?" tanya [Name] pada San dan Aemi.
"Aku mau roti isi dan vanilla milkshake," jawab Aemi.
"Kalau aku mau roti bakar dan ice cappucino," timpal San.
"Oke, kalau begitu. Kalian tunggu ya!" [Name] meninggalkan kedua sahabatnya itu dan memesan makanan serta minuman.
Saat [Name] sedang memesan pesanannya, tiba-tiba saja sekelompok lelaki datang menghampirinya.
"[Name]-chan!!" panggil salah seorang lelaki dari kelompok tersebut.
Sontak [Name] segera mengalihkan pandangannya ke sang empunya suara.
"Are? Takao-kun? Midorima-kun? Senpai no tachi?" kelompok lelaki tersebut ternyata anggota klub basket.
"Ya. Ini kami," jawab Miyaji seraya tersenyum. "Oh, kau istirahat sendirian?"
[Name] menggeleng cepat. "Tidak. Aku bersama Aemi dan San, Miyaji-senpai."
"Souka. Hm.. Apa kami boleh bergabung?" tanya Miyaji lagi.
"Tentu saja! Kalian duduklah di sana, sedangkan aku yang akan memesankan kalian makanan!" jawab [Name] semangat sambil menunjuk meja yang dia dan kedua sahabatnya dudukin.
"Tidak! Biar aku saja yang memesannya, kau duduklah sana!" tolak Midorima. "b-bukan berarti aku mau-nanodayo. Aku hanya kasihan saja denganmu!" lanjutnya lagi.
'Dasar Tsunderima!' batin anggota basket yang lain.
"Souka. Kalau begitu, kami duluan, ya!" setelah berkata seperti itu, [Name] dan anggota basket yang lain pergi meninggalkan Midorima yang sudah memesan pesanan mereka.
.
.
.Setelah mereka selesai makan, mereka pun kembali ke kelas masing-masing dan mengikuti materi selanjutnya.
.
.
.Bel pulang baru saja berbunyi. Sensei yang mengajar sudah keluar kelas dan diikuti oleh murid yang lain.
"[Name]-chan!" Takao menghampiri meja [Name].
[Name] yang baru saja selesai membereskan alat tulisnya tersentak kaget. "Astaga! Kau mengagetkanku, Takao-kun!"
"Hehe, gomen."
"Ada apa kau memanggilku, Takao-kun?"
"Mau pulang bareng? Bersama Shin-chan dan Senpai no tachi."
"Boleh," [Name] menerima tawaran Takao dan tersenyum.
"Kalau begitu, ayo kita pulang!"
"Ayo!"
# SKIP
[Name] dan anggota klub basket Shuutoku keluar gerbang dan berjalan pulang. Akan tetapi, tiba-tiba saja Takao dan kawan-kawannya berhenti di tengah perjalanan.
"Are? Kenapa kalian berhenti?" tanya [Name] bingung. Dia pun menghentikan langkahnya lalu menatap mereka satu persatu.
"Ano.. Ada yang ingin kami sampaikan padamu!" jawab Takao dan para senpai.
"Tidak termasuk aku-nanodayo!" sahut Midorima cepat.
"Arara, Shin-chan, kau tidak perlu malu segala."
"Jangan sok tahu! Aku tidak malu, Bakao!"
"Ekhem, lupakan saja Shin-chan itu," ucap Takao tersenyum sembari mengeluarkan sekuntum bunga mawar dan memberikan bunga itu pada [Name] "Itu buatmu."
[Name] pun menerima bunga mawar tersebut dengan perasaan senang. Ya walaupun ada sedikit perasaan bingung.
"Arigatou!" ucap [Name].
"Kami juga punya bunga seperti itu!" sahut Kimura dan Otsubo tidak mau kalah, kemudian mereka memberikan [Name] sekuntum bunga melati dan anggrek.
"Kimura-senpai dan Otsubo-senpai juga? Wah~ arigatou!" ucap [Name] sembari menerima kedua bunga itu.
"For you~" kata Miyaji dan Midorima juga ikut memberikan dua kuntum bunga [Your favorite flower], tetapi berbeda warna.
Kelima lelaki itu tampak menarik dan menghela napas sebentar, kemudian mulai berseru secara barengan, "Kami memberikan bunga-bunga itu, karena kami sangat menyukaimu, [Name]!"
"Bu-bukan berarti aku menyukaimu juga! Aku hanya ikut-ikutan saja-nodayo!" timpal Midorima yang sifat tsundere-nya tidak bisa dihilangkan.
Mendengar pernyataan tak terduga barusan membuat [Name] terdiam mematung.
****END****
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuroko No Basuke (Reader's Imagine) [COMPLETED]
FanfictionThe Book of Random Story About Kuroko No Basuke and You (Readers) ♦ ♦ ♦ Story :【Akachinxxx】 Disclaimer :【Tadatoshi Fujimaki】© Kuroko No Basuke ♦ ♦ ♦ Start : August 15th, 2016 Finish : September 29th, 2017 Copyright ©2017 by Aritsu_