Yandere! Akashi x Reader

1.5K 134 4
                                    

Mendengar suara tangisan serta permohonan darimu membuat diriku sangat amat senang. Karena apa? Karena suaramu itu bagaikan sebuah alunan musik yang sangat indah bagiku dan sangat cocok untuk didengarin.

"Se-Sei!" panggilmu sambil menahan isak tangismu.

"Ada apa?" tanyaku dengan nada datar khasku.

"To-tolong.. Tolong lepaskan diriku! Aku.. Aku minta maaf kepadamu!"

Aku menoleh ke arahmu, dan menatap wajahmu dengan tatapan kasih sayang.

"Oya? Kau memintaku untuk melepaskanmu?" tanyaku lagi. Kau pun merespon dengan anggukan kepala.

"Tetapi sayang, aku tidak ingin melepaskanmu." sahutku sembari menyeringai.

"Ke-kenapa? Kenapa kau tidak mau melepaskanku!? Tch! Dasar bedebah! Dasar iblis!" teriakmu memberontak dan mulai menangis lagi.

Aku mendekati dirimu yang sudah kupasangin rantai besi di sekitar kedua tangan dan kedua kakimu. Lalu memegang dagumu dan berkata, "Aku bedebah? Aku iblis? Haha, kau sangat lucu, my empress."

"Dasar gila!!" teriakmu lagi.

"Aku memang gila. Aku gila karenamu! Karena kau tega mengkhianatiku!! Padahal kau sudah tahu kalau aku sangat amat mencintaimu, [Name]." bentakku, kemudian menampar wajah cantiknya.

Ah sangat disayangkan, wajahmu harus terluka karenaku lagi. Padahal luka sayatan sebelumnya masih belum hilang.

## Flashback on

Malam itu, aku yang ada 'sedikit' masalah dengan ayahku --memutuskan untuk menjernihkan pikiranku dengan pergi ke pasar malam.

"Huh. Kenapa Otou-san malah menambah jadwal harianku dengan memasukkan latihan bahasa asing? Padahal aku sudah menguasai hampir semua bahasa." runtukku seraya terus melangkahkan kakiku.

Aku pergi ke pasar malam dengan berjalan kaki, karena itu kemauanku. Awalnya sopirku ingin mengantarku tetapi aku menolaknya.

Ketika aku sedang sibuk meruntukin masalahku, tidak sengaja aku melihat sosok seseorang yang sangat familier bagiku. Ya sosok itu adalah sosok dirimu, tunanganku, [Full Name].

Aku melihat dirimu sedang asik bercanda gurau dengan seorang lelaki di sebuah kafe.

'Siapa lelaki itu, [Name]? Kenapa kalian terlihat sangat akrab? Dan juga.. Kenapa kau memberikan senyuman -yang seharusnya itu hanya untukku seorang- kepada dirinya? Lelaki aneh itu!?' gumamku dalam hati sembari menahan emosi yang sudah mulai membara.

Tak mau terus penasaran, Aku segera memasuki kafe tersebut.

"Selamat datang." sapa salah seorang pelayan dengan ramah, namun aku acuhkan.

Aku segera mendudukan diri di meja sebelah kalian berdua. Tetapi sepertinya kalian tidak menyadari keberadaanku.

Ah sepertinya aku harus berterima kasih kepada Tetsuya, karena sudah membagi hawa keberadaannya yang tipis kepadaku.

"Nee [Name].. Apa tidak apa kau jalan berdua denganku?" tanya lelaki tersebut dengan tiba-tiba.

Aku melihat dirimu menoleh ke arahnya, kemudian kau menjawab "Tidak apa-apa. Aku sudah meminta izin pada kekasihku kok."

Aku mengernyitkan dahiku, heran.

Kapan kau meminta izin kepadaku kalau kau akan keluar? Aku tidak ada sama sekali menerima pesan ataupun telepon darimu, padahal ponselku selalu aku pegang.

"Apa kau yakin, [Name]?" tanya lelaki itu lagi.

Kau menganggukkan kepalamu lagi, dan menjawab "Aku yakin, kau tenang saja Mukuro-kun. Shu-kun tidak mungkin memarahimu."

'Ha-hah!? Shu? Siapa itu Shu?' teriakku dalam hati.

"Kau tahu bukan? Kalau Shuuzou-kun itu orangnya sangatlah ramah dan gampang percaya dengan perkataanku." lanjutmu lagi.

Aku membulatkan kedua mataku, tidak percaya dengan perkataanmu barusan.

SHUUZOU!? NIJIMURA-SAN!?. Pekikku dalam hati.

Ingin rasanya aku memarahimu dan berkata kepada Mukuro kalau Nijimura itu bukan kekasihmu, melainkan diriku --Akashi Seijuurou.

"Kufufu.. Baiklah kalau begitu." Aku melihat Mukuro menyeringai, lalu ia menarik dagumu dan secara cepat ia mencium bibirmu. Kuulangi lagi, mencium tepat di bibir manismu!

Grrrr! Aku sudah tidak tahan lagi! Sepertinya kalian berdua harus mendapatkan hukuman dariku.

Setelah membulatkan tekadku, Aku segera bangkit dari kursiku dan pergi meninggalkan [Name] dan Mukuro.

Bukannya menjernihkan masalah, malah menambah masalah lagi.

-KEESOKAN HARINYA-

Aku menyeringai ketika mendapatkan pesan darimu yang bertuliskan,

From : [FULL NAME]
To : Sei-kun

Sei~ Apa kau sedang sibuk? Apa aku boleh bermain ke rumahmu?

Dengan cepat aku membalas "Tidak sibuk. Dan ya, kau boleh bermain di rumahku."

.
.
.
.

"Sei-kun~~!!" panggilmu seraya memelukku dengan erat saat kau baru saja tiba di mansionku.

Aku tersenyum mendapatin pelukan hangat darimu, namun itu cuma sebentar saja.

"[Name]?" panggilku.

"Ya?" sahutmu tanpa melepaskan pelukanmu.

"Apa kau mau hadiah?" tanyaku.

"Tentu saja!" jawabmu dengan semangat.

Lagi lagi aku tersenyum, atau lebih tepatnya menyeringai. Kemudian berucap di dalam hati. "Kau kena jebakanku. Hadiah yang sangat amat menyenangkan akan segera kau rasakan."

##SKIP

Tak perlu membutuhkan waktu yang lama, Aku dan [Name] sudah tiba di sebuah ruangan.

"Sei? Apa kita sudah sampai?" tanyamu.

"Kita sudah sampai."

"Apa aku boleh membuka penutup matanya?" tanyamu lagi.

Sebelum aku dan [Name] beranjak ke ruangan ini, aku menyuruh [Name] untuk menutup kedua matanya menggunakan penutup mata. Dengan alasan " 'ini' merupakan hadiah kejutan untukmu."

"Kau jangan bergerak ya. Nanti kau menyenggol hadiahmu." sahutku lagi.

"Ya." Setelah berucap begitu, kau pun terdiam.

Saat kau terdiam, aku memegang kedua tanganmu dan dengan cepat merantainya. Disusul kedua kakimu.

Kau cukup terkejut ketika mendapatin dirimu tidak bisa bergerak, kau pun segera bertanya kepadaku. "Sei? Apa yang kau lakukan?"

"Aku sedang melakukan suatu hal, ini termasuk bagian dari hadiah kejutanmu." kataku seraya menyeringai.

Sedangkan kau hanya ber-oh ria.

Aku segera mengeluarkan sebilah pisau dari kantung celanaku, dengan cepat aku arahkan ke arah wajah cantikmu itu.

"Argh!" Kau meringis saat pisau itu mengenai wajahmu dan menyebabkan darah segar keluar dari sayatan di wajahmu itu.

"Kenapa sayang?" tanyaku sembari membuka penutup matamu.

Kau membulatkan kedua mata ketika melihat diriku yang sedang memegang sebuah pisau dan mengetahui kalau pipimu berdarah.

"Se-Seijuurou! Ka-kau.. Apa yang sedang kau lakukan!?" pekikmu.

"Aku? Sedang memberikan hadiah kejutan untukmu, my empress." jawabku polos.

"Ha-hadiah!?"

"Ya, hadiah. Hadiah karena kau sudah tega mengkhianatin diriku, dengan berpacaran sama Nijimura-san dan sudah berani berkencan dengan seorang lelaki yang bernama Mukuro." sahutku sembari menatap tajam [Nama].

##Flashback off

Kuroko No Basuke (Reader's Imagine) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang